Eksposisi Kitab Samuel yang Pertama

oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.


I SAMUEL 5:1-12

 

I) Tabut Allah di Asdod (ay 1-8).

 

Setelah orang Filistin mengalahkan Israel dan merampas tabut Allah, lalu mereka membawa tabut Allah itu ke Asdod, membawanya ke kuil Dagon, dan meletakkannya di sisi Dagon.

 

Ada beberapa hal yang bisa dipelajari:

 

1)   Mereka pasti menangani tabut Allah itu seenaknya, tetapi mengapa Tuhan tidak membunuh mereka seperti yang Ia lakukan dalam 1Sam 6:19 dan 2Sam 6:7?

 

Jawabnya:

 

a)   Karena orang Filistin tidak tahu bahwa mereka tidak boleh memegang tabut (bdk. Bil 4:15,19-20).

 

Dosa yang tidak disadari / tidak disengaja, sekalipun itu tetap adalah dosa dan tidak boleh diremehkan, tetapi memang berbeda dengan dosa yang disadari / disengaja (Luk 12:47-48  Kel 21:12-14).

 

b)   Karena Tuhan mau menghukum / mempermalukan mereka dengan cara lain, yang nantinya akan memaksa mereka untuk mengembalikan tabut Allah itu kepada orang-orang Israel.

 

Dari sini terlihat bahwa Tuhan tidak selalu menghukum dosa yang sama dengan hukuman yang sama. Dan Tuhan mempunyai maksud / tujuan dengan pemberian hukuman yang berbeda itu.

 

2)   Tujuan orang Filistin meletakkan tabut Allah di sisi Dagon:

 

a)   Mereka ingin mempersembahkan kemenangan mereka kepada dewa mereka. Bdk. 1Sam 21:8-9  1Sam 31:10.

 

b)   Untuk menunjukkan bahwa tabut Allah / Yahweh itu kalah dari Dagon / takluk kepada Dagon / lebih rendah dibandingkan dengan Dagon.

 

Padahal sebelum peritiwa ini sudah pernah terjadi peristiwa dimana Allah mengalahkan Dagon, yaitu pada waktu Simson, dengan kuasa Allah, mengancurkan kuil Dagon di Gaza (Hak 16:29-30).

 

c)   Mungkin karena mereka sebagai bangsa yang polytheist (percaya banyak allah / dewa) mau menjadikan tabut itu juga sebagai dewa, yang tentu saja lebih rendah dari Dagon).

 

Dagon tidak pernah memberi mereka hukum seperti dalam Kel 20:3 - ‘Jangan ada padamu allah lain di hadapanKu’.

 

3)   Apa yang lalu terjadi?

 

a)   Tuhan menghajar Dagon (ay 3-5).

 

·        Kesokan harinya, orang-orang Asdod menjumpai Dagon terjatuh dengan mukanya ke tanah di hadapan tabut Allah (ay 3a).

 

Jadi, Dagonnya ‘menyembah’ tabut Allah dengan cara bertiarap di tanah, padahal tadinya tabut Allah itu ada di sisinya, bukan di hadapannya. Posisi jatuhnya Dagon ini sebetulnya sudah jelas menunjukkan bahwa Dagon bukanlah kebetulan jatuh. Ini merupakan suatu mujijat!

 

Tetapi orang-orang kafir ini memang tidak mau tahu akan pekerjaan Allah, dan mereka menganggap hal itu sebagai suatu kebetulan saja, dan mereka mengembalikan Dagon ke tempatnya, dan mereka tetap menyembahnya.

 

Ini jelas menunjukkan suatu ketololan yang luar biasa. Dagon yang mereka sembah itu, kalaupun kebetulan jatuh, ternyata tidak bisa kembali sendiri ke tempatnya. Dagon itu membutuhkan pertolongan manusia untuk kembali ke tempatnya. Betapa tololnya menyembah berhala yang tidak bisa berbuat apa-apa! (tentang ketololan penyembahan berhala baca ayat-ayat sbb: Ul 4:28  Maz 115:4-8  Yes 2:8  Yer 10:5).

 

·        Besoknya lagi, mereka menjumpai Dagon dalam keadaan yang lebih parah (ay 4)! Sekarang bukan saja Dagonnya tiarap lagi menyembah tabut Allah, tetapi lebih dari itu kepala Dagon dan kedua belah tangannya terpelanting ke ambang pintu.

 

*        Ini menunjukkan bahwa apa yang tadinya mereka anggap kebetulan bukanlah kebetulan. Hebatnya, atau tololnya, mereka tetap tidak bertobat!

 

*        bahwa kepala dan kedua tangan Dagon terpelanting ke ambang pintu merupakan penghinaan yang luar biasa, karena itu sama halnya dengan menyediakan Dagon sebagai keset untuk diinjak-injak.

 

*        ay 4 akhir mengatakan: ‘hanya badan Dagon itu yang masih tinggal’.

 

Terjemahan hurufiahnya adalah: ‘hanya Dagon yang masih tinggal’.

 

Perlu diketahui bahwa Dagon pada bagian atasnya berbentuk manusia (laki-laki), tetapi bagian bawahnya berbentuk ikan. Sedangkan kata Dagon berasal dari kata Ibrani DAG yang berarti ikan. Jadi pada waktu dikatakan ‘hanya Dagon yang masih tinggal’, mungkin artinya adalah ‘hanya ikan / tubuh Dagon yang masih tinggal’.

 

*        Melihat kepala dan kedua tangan Dagon terpelanting ke ambang pintu, tentu saja orang-orang Filistin itu tidak berani menginjaknya, dan karena itu mereka melompatinya. Hal ini lalu menjadi tradisi bagi mereka (ay 5). Ini lagi-lagi merupakan ketololan, karena dengan membuat tradisi ini mereka sebetulnya memperingati kekalahan dewa mereka.

 

Dalam Zef 1:9 dikatakan bahwa Tuhan akan menghukum semua orang yang melompati ambang pintu. Rupanya pada saat itu banyak orang Israel yang jatuh ke dalam penyembahan Dagon sehingga ikut mempraktekkan tradisi ini, dan Tuhan akan menghukum mereka karenanya.

 

Betul-betul tolol untuk meninggalkan Yahweh dan menyembah Dagon yang sudah dipermalukan oleh Yahweh dengan cara seperti itu!

 

b)   Tuhan menghajar penduduk Asdod (ay 6).

 

·        Ay 6: ‘borok-borok’.

 

NIV/NASB/RSV: tumors / tumours (= tumor-tumor).

 

KJV: emerods (?).

 

·        Kalau dilihat dari 1Sam 6:4-5 maka terlihat jelas bahwa bencana yang menimpa mereka bukanlah borok-borok, tetapi juga tikus-tikus.

 

Dalam Septuaginta / LXX (dan juga Latin Vulgate), untuk ay 6 ini ada tambahan: “Mice were produced in the land, and there arose a great and deadly confusion in the city” (= tikus-tikus muncul di negeri itu dan muncul kekacauan yang besar dan mematikan di kota itu).

 

c)   Reaksi orang Asdod (ay 7-8).

 

Dari kata-kata ‘tanganNya keras melawan kita dan melawan Dagon, allah kita’ (ay 7b), terlihat bahwa mereka sadar sepenuhnya bahwa:

 

·        hal-hal yang terjadi terhadap mereka dan Dagon itu dilakukan oleh Yahweh, Allah Israel.

 

·        Dagon ternyata tidak bisa berbuat apa-apa.

 

Sekalipun demikian, mereka bukannya bertobat; tetapi:

 

¨      mereka tetap menyembah Dagon.

 

Penerapan:

 

*        ada orang-orang yang tahu bahwa ada banyak ketidak-beresan dengan agamanya, tetapi tetap mempertahankan agamanya!

 

*        ada juga ‘orang kristen’ yang tidak mendapat apa-apa di gerejanya, dan mendapat banyak di gereja lain, tetapi mereka tetap mempertahankan gerejanya.

 

¨      mereka memindahkan tabut Allah itu ke Gat.

 

Ini menunjukkan bahwa:

 

*        mereka bukan hanya berusaha menolong diri mereka sendiri, tetapi juga menolong dewa mereka! Lucunya, dewa yang harus mereka tolong itu tetap mereka sembah!

 

*        mereka bersikap seperti orang-orang Gerasa, yang sekalipun melihat kuasa yang luar biasa dari Yesus, tetapi berusaha menyingkirkan Yesus (Mark 5:17).

 

II) Tabut Allah di Gat dan Ekron (ay 9-12).

 

1)   Tuhan menghajar penduduk Gat dan Ekron (ay 9-12).

 

Pada waktu tabut Allah itu ada di Gat dan Ekron, maka Tuhan menghajar penduduk Gat dan Ekron.

 

Di Gat dikatakan bahwa anak-anakpun terkena borok-borok itu (ay 9b). Dan dari kata-kata ‘kegemparan maut’ dalam ay 11b [NIV: For death had filled the city with panic (= karena kematian telah memenuhi / mengisi kota itu dengan kepanikan)], dan ‘orang-orang yang tidak mati’ (ay 12a), terlihat bahwa ada banyak orang yang dibunuh oleh Tuhan.

 

Semua ini menunjukkan bahwa hajaran Tuhan sekarang lebih hebat dari pada waktu tabut itu ada di Asdod.

 

2)   Sikap orang Filistin (ay 10-11).

 

a)   Dari Gat mereka pindahkan tabut Allah ke Ekron (ay 10a).

 

Kalau tadi mereka memindahkan tabut itu dari Asdod ke Gat, dan sekarang dari Gat ke Ekron, mungkin sekali karena mereka menganggap setiap dewa mempunyai wilayah kekuasaan, sehingga bisa saja dewa tertentu kuat di kota A tetapi tidak di kota B (bdk. 1Raja 20:23). Tetapi ternyata kemanapun mereka memindahkan tabut itu, penduduk kota itu dihajar oleh Tuhan.

 

b)   Setelah mereka melihat bahwa Yahweh, Allah Israel, itu ternyata kuat dimana-mana, maka mereka ingin mengembalikan tabut Allah itu ke Israel (ay 11).

 

Memang sebetulnya tujuan Tuhan menghajar mereka bukanlah untuk mempertobatkan mereka sehingga mereka menyembah Yahweh dan membuang Dagon (ingat bahwa mereka adalah orang yang termasuk golongan reprobate (= orang yang ditetapkan untuk binasa), tetapi supaya mereka mengembalikan tabut itu ke Israel.

 

Kesimpulan.

 

1)   Mula-mula orang Filistin kelihatannya menang (atas Israel dan atas Allah / tabut), tetapi akhirnya mereka hancur.

 

Seseorang mengatakan: “The triumph of the ungodly is short” (= kemenangan orang fasik itu pendek).

 

Sebaliknya, juga bisa dikatakan bahwa ‘kekalahan orang benar itu pendek’!

 

Karena itu jangan putus asa pada waktu ‘kalah’!

 

2)   Terhadap orang kafirpun Tuhan menyatakan dirinya, seperti yang dikatakan oleh Kis 14:17 [“Yet he has not left himself without testimony: He has shown kindness ...” (= Tetapi Ia tidak membiarkan dirinya sendiri tanpa kesaksian: Ia telah menunjukkan kebaikan ...)].

 

Dalam ayat ini diberi contoh tentang kesaksian Tuhan itu yaitu dalam berbagai-bagai kebajikan. Tetapi Tuhan juga bisa memberi kesaksian tentang diriNya dengan cara-cara lain, seperti:

 

·        melalui alam semesta (Maz 19:2-dst).

 

·        melalui hati nurani [Ro 1:19 (NASB): because that which is known about God is evident within them; for God made it evident to them (= karena apa yang mereka ketahui tentang Allah itu nyata dalam diri mereka; karena Allah membuat hal itu nyata bagi mereka)].

 

·        melalui hajaran / hukuman / mujijat, seperti dalam 1Sam 5 ini.

 

Jadi kalau ada orang yang tidak bertobat, bagaimanapun juga itu adalah kesalahan orang itu sendiri!

 

3)   Bagian ini menunjukkan bahwa orang yang tidak mau taat akan dihajar makin lama makin hebat sampai taat (bdk. Yunus dan Firaun).

 

Karena itu, dari pada mengalami hajaran Tuhan dan setelah itu terpaksa taat, lebih baik kita langsung taat!

 

 

-AMIN-

 



email us at : gkri_exodus@lycos.com