Eksposisi Injil Matius

oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.


MATIUS 27:45-56

 

Ay 45:

 

1)   Ini merupakan tanda / mujijat yang terjadi sebelum Kristus mati, yaitu gelap gulita selama 3 jam (pukul 12 sampai pukul 3 siang).

 

2)   Ada yang menganggap bahwa ini merupakan penggenapan dari Amos 8:9.

 

3)   Kegelapan ini bukanlah suatu gerhana matahari.

 

Kata Yunani yang dipakai dalam Luk 23:45 adalah EKLIPONTOS (banding­kan dengan kata bahasa Inggris Eclipse, yang berarti gerhana), yang artinya adalah failing [= gagal (bersinar), melemah].

 

Setidaknya ada 2 dasar yang menunjukkan bahwa kegelapan ini bukanlah suatu gerhana matahari:

 

·        Paskah selalu dirayakan pada saat bulan purnama, dan pada saat-saat seperti itu tidak mungkin terjadi gerhana matahari.

 

·        gerhana matahari tidak mungkin terjadi selama lebih dari 15 menit, tetapi kegelapan ini berlangsung selama 3 jam.

 

4)   Apa arti / maksud kegelapan ini?

 

a)   Menunjukkan murka Allah.

 

Gelap sering merupakan simbol kemurkaan / hukuman Allah (bdk. Yes 5:30  60:2  Yoel 2:31  Amos 5:18,20  Zef 1:15  Mat 24:29  25:30  Kis 2:20  2Pet 2:17  Wah 6:12).

 

Kalau memang disini kegelapan itu menunjukkan kemurkaan Allah, maka perlu dipertanyakan: pada saat itu Allah murka kepada siapa?

 

·        kepada orang-orang yang menyalibkan Kristus.

 

·        kepada Kristus sendiri, karena pada saat itu Ia sedang memikul hukuman dosa kita. Mungkin ini adalah saat dimana Kristus mulai ‘turun ke neraka / kerajaan maut’ (bdk. 12 Pengakuan Iman Rasuli) sehingga Ia mengucapkan “Eli, Eli lama sabakhtani?” (ay 46).

 

Catatan: perhatikan bahwa kata-kata ‘turun ke dalam neraka / kerajaan maut’ dalam 12 Pengakuan Iman Rasuli tidak berarti bahwa pada saat mati Kristus betul-betul turun ke suatu tempat (neraka / kerajaan maut), karena pada saat Kristus mati Ia jelas pergi ke surga / kepada Bapa (bdk. Luk 23:43,46).

 

b)   Menunjukkan bahwa Kristus bukanlah penjahat, dan bahkan bukanlah manusia biasa. Kalau Kristus memang adalah penjahat / manusia biasa, maka kegelapan ini pasti tak akan terjadi.

 

Rupanya kegelapan ini merupakan salah satu faktor yang menyadarkan kepala pasukan (ay 54).

 

Ay 46:

 

1)   Ada 7 kalimat dari kayu salib:

 

a)   Luk 23:34.

 

b)   Luk 23:43.

 

c)   Yoh 19:26-27.

 

d)   Mat 27:46 / Mark 15:34.

 

e)   Yoh 19:28.

 

f)    Yoh 19:30.

 

g)   Luk 23:46.

 

Catatan: para penafsir sering tidak sependapat dengan urut-urutan ke 7 kalimat ini.

 

2)   Ini merupakan penggenapan dari Maz 22:2.

 

Ada perbedaan antara Maz 22:2, Mat 27:46 dan Mark 15:34. Tetapi perbedaan ini terjadi hanya karena bahasa yang berbeda.

 

Maz 22:2 - ‘Eli, Eli, lama azavtani?’

                                          (Ibrani)

 

Mat 27:46 - ‘Eli, Eli, lama sabakhtani?’

                     (Ibrani)    (Aramaic)

 

Mark 15:34 - ‘Eloi, Eloi, lama sabakhtani?’

                                       (Aramaic)

 

3)   Ada beberapa penafsiran tentang arti kalimat ini:

 

a)   Yesus tidak sungguh-sungguh ditinggal / mengalami keterpisahan dengan Allah, karena kata-kata yang Ia ucapkan itu hanyalah:

 

·        perasaan Yesus saja (bahasa jawa: Yesus kroso-krosoen), atau,

 

·        doa Yesus sambil mengutip Maz 22, atau,

 

·        perenungan Yesus tentang firman Tuhan dalam Maz 22.

 

Keberatan terhadap pandangan ini: kalau demikian Yesus tidak sungguh-sungguh memikul hukuman dosa kita, karena keterpisahan dengan Allah merupakan hukuman dosa!

 

b)   Allah Anak meninggalkan Yesus sebagai manusia.

 

Dasar: Yesus berkata ‘AllahKu’ , bukan ‘BapaKu’.

 

Keberatan terhadap pandangan ini:

 

·        Dalam Luk 23:34,46 Yesus tetap menyebut ‘Bapa’.

 

·        Dalam inkarnasi, Anak Allah mengambil hakekat manusia, yang lalu mendapatkan kepribadiannya dalam diri Anak Allah itu. Kalau terjadi perpisahan antara Allah Anak dan manusia Yesus, yang tertinggal di atas kayu salib hanyalah hakekat manusia itu. Ini tidak mungkin!

 

Catatan: untuk mengerti hal ini sepenuhnya, bacalah buku saya yang berjudul CHRISTOLOGY’.

 

·        Andaikata Yesus memang mati sebagai manusia saja, maka penebusan yang Ia lakukan tidak bisa mempunyai kuasa yang tidak terbatas!

 

Maz 49:8-9 (NIV - Ps 49:6-7):

“No man can redeem the life of another

or give to God a ransom for him

the ransom for a life is costly

no payment is ever enough”

(= tak seorang manusiapun bisa menebus nyawa orang lain

atau memberikan kepada Allah tebusan untuk dia

tebusan untuk suatu nyawa sangat mahal

tak ada pembayaran yang bisa mencukupi).

 

Adam Clarke: “Some suppose ‘that the divinity had now departed from Christ, and that his human nature was left unsupported to bear the punishment due to men for their sins.’ But this is by no means to be admitted, as it would deprive his sacrifice of its infinite merit, and consequently leave the sin of the world without an atonement. Take deity away from any redeeming act of Christ, and the redemption is ruined” (= Sebagian orang menganggap ‘bahwa keilahian sekarang telah pergi dari Kristus, dan bahwa hakekat manusiaNya ditinggalkan tanpa dukungan untuk memikul hukuman yang seharusnya bagi manusia untuk dosa-dosa mereka’. Tetapi ini sama sekali tidak boleh diterima, karena itu akan mencabut / menghilangkan manfaat yang tak terbatas dari pengorbananNya, dan sebagai akibatnya dosa dari dunia ditinggalkan tanpa penebusan. Ambillah keilahian dari tindakan penebusan Kristus, dan penebusan itu dihancurkan).

 

c)   Allah Bapa meninggalkan Yesus sebagai Allah dan manusia.

 

Keberatan terhadap pandangan ini: terjadi perpisahan dalam diri Allah Tritunggal.

 

Jawaban atas keberatan ini:

 

·        Ini memang merupakan misteri yang tidak bisa kita mengerti sepenuhnya.

 

·        Perpisahan Allah Bapa dengan Allah Anak bukan bersifat lokal, seakan-akan yang satu ada di sini dan yang lain ada di sana. Perpisahan secara lokal ini tidak mungkin terjadi karena baik Bapa maupun Anak adalah Allah yang maha ada. Jadi perpisahan ini hanyalah dalam persoalan hubungan / persekutuan saja.

 

Memang hancurnya hubungan / persekutuan antara Allah dan manusia merupakan hukuman dosa, dan hukuman inilah yang dipikul oleh Kristus!

 

Bagusnya pandangan ini:

 

¨      Kristus betul-betul memikul hukuman dosa.

 

¨      Karena Kristus memikul hukuman dosa itu sebagai Allah dan manu­sia, maka penebusannya mempunyai kuasa yang tak terbatas!

 

4)   Kata ‘mengapa’ dalam ay 46 ini tidak menunjukkan bahwa Kristus betul-betul tidak tahu apa sebabnya Ia ditinggalkan oleh BapaNya, tetapi hanya merupakan ungkapan kesedihan karena Ia ditinggal oleh BapaNya.

 

5)   Ini merupakan penderitaan terberat bagi Yesus, karena:

 

a)   Ini merupakan penderitaan rohani.

 

Setiap orang yang pernah mengalami penderitaan rohani tahu bahwa penderitaan rohani lebih berat dari penderitaan jasmani.

 

b)   Yesus selalu dekat dengan BapaNya, tetapi sekarang harus terpisah.

 

Orang yang berdosa / orang dunia memang tidak peduli kalau dirinya tidak mempunyai hubungan dengan Allah. Tetapi orang kristen, makin rohani orang itu, makin akan merasa berat kalau menjauh dari Bapa. Apalagi Yesus!

 

c)   Yesus ditinggal justru dipuncak penderitaanNya, yaitu pada saat Ia sedang menderita di atas kayu salib.

 

Biasanya orang-orang yang hampir mati syahid selalu merasakan kehadiran Allah. Contoh: Stephanus dalam Kis 7:56.

 

Tetapi Yesus justru ditinggal oleh Allah pada saat seperti itu!

 

6)   Mengapa Yesus harus mengalami semua ini? Tidak cukupkah penghinaan, pukulan, cambukan, penyaliban yang Ia terima? Jawabnya: tidak cukup, karena:

 

a)   Manusia terdiri dari tubuh dan roh. Karena itu Yesus harus mengalami penderitaan jasmani maupun rohani.

 

b)   Karena dosa memisahkan Allah dan manusia (Kej 3:23-24  Yes 59:1-2  Mat 25:41  Ro 6:23  2Tes 1:9  Wah 21:8). Karena itu kalau Yesus mau memikul hukuman dosa kita, Ia harus mengalami keterpisahan itu.

 

7)   Karena Yesus sudah mengalami keterpisahan ini, maka:

 

a)   Orang berdosa yang terpisah / tidak mempunyai hubungan dengan Allah, bisa diperdamaikan dengan Allah asal ia mau percaya kepada Yesus (Ro 5:1  2Kor 5:18-21).

 

Penerapan:

 

Sudahkah saudara mempunyai hubungan atau berdamai dengan Allah? Datanglah dan percayalah kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan, maka saudara akan diperdamaikan dengan Allah! Kalau saudara tidak mau, maka saudara adalah musuh Allah!

 

b)   Orang kristen yang sudah diperdamaikan dengan Allah, tidak bisa lagi mengalami keterpisahan dari Allah, baik di dunia ini maupun di dalam kekekalan (bdk. Ibr 13:5b  Yoh 14:16).

 

Ada beberapa ajaran yang bertentangan dengan doktrin ini:

 

·        Orang kristen yang berbuat dosa akan ditinggal oleh Roh Kudus, dan kalau ia bertobat ia harus mengundang Yesus untuk masuk ke dalam dirinya lagi.

 

Ini jelas adalah ajaran yang salah! Kita bisa merasa ditinggal oleh Allah, tetapi tidak bisa betul-betul ditinggal oleh Allah, karena Yesus sudah mengalami hal itu untuk kita!

 

·        Orang kristen bisa kehilangan keselamatannya. Ini berarti bahwa ia terpisah dari Allah dalam kekekalan. Ini lagi-lagi merupakan suatu ajaran yang salah, karena kita tak mungkin mengalami keterpisahan dari Allah karena hal ini sudah dialami oleh Yesus bagi kita!

 

Ay 47-49:

 

1)   Ini tidak berarti bahwa mereka tidak mengerti arti dari kata-kata Yesus.

 

·        kalau mereka adalah orang Yahudi, mereka pasti mengerti.

 

·        kalau mereka adalah tentara Romawi, mereka mungkin tidak mengerti, tetapi bagaimana mungkin mereka mengenal Elia?

 

Kesimpulannya: kata-kata ini diucapkan hanya sebagai ejekan saja!

 

2)   Mengapa mereka menghubungkan kata-kata Yesus dengan Elia?

 

·        karena nama Elia mirip dengan kata ‘ELI’ (= My God / AllahKu) yang diucapkan oleh Yesus.

 

·        karena nubuat dalam Maleakhi 4:5 menyebutkan bahwa Elia akan datang kembali.

 

3)   Pemberian anggur asam.

 

a)   Pemberian anggur asam ini terjadi bukan karena teriakan “Eli, Eli, lama sabakhtani?” (ay 46), tetapi karena teriakan “Aku haus” dalam Yoh 19:28.

 

b)   Yesus berkata: “Aku haus”:

 

·        karena ia memang sangat kehausan, dan kehausannya ini meng-genapi Maz 22:16.

 

Yesus harus mengalami kehausan yang luar biasa ini karena memang ini merupakan hukuman yang akan dialami oleh orang berdosa di dalam api neraka. Bandingkan dengan kata-kata orang kaya dalam Luk 16:24 yang berbunyi: “Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruh­lah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini”.

 

Penerapan:

 

Kalau saudara tidak mau percaya kepada Yesus, saudarapun akan mengalami apa yang dialami oleh orang kaya itu!

 

·        supaya nubuat dalam Maz 69:22b tergenapi (bdk. Yoh 19:28).

 

c)   Kata-kata dalam ay 49 tidak betul-betul melarang pemberian minum itu, tetapi lagi-lagi hanya merupakan olok-olok saja, karena akhirnya Yesus tetap diberi minum anggur asam itu (Yoh 19:28-30).

 

Ay 50:

 

1)   ‘Yesus berseru pula dengan suara nyaring’.

 

Seruannya:

 

a)   ‘Sudah selesai’ (Yoh 19:30).

 

Ini menunjukkan bahwa karya keselamatan / penebusan dosa yang Ia lakukan bagi kita, sudah selesai!

 

b)   ‘Ya Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu’ (Luk 23:46 bdk. Maz 31:6).

 

2)   Yesus menyerahkan nyawaNya (ay 50b  bdk. Luk 23:46).

 

a)   Baik dalam ay 50b, maupun dalam Luk 23:46, kata ‘nyawa’ seharusnya adalah ‘roh’.

 

b)   Yesus menyerahkan rohNya, menunjukkan bahwa:

 

·        KematianNya merupakan tindakan aktif.

 

Untuk menunjukkan kelahiranNya, sering digunakan kata ‘datang’ yang menunjukkan tindakan aktif (Yoh 1:11  10:10 dsb).

 

Sekarang untuk menunjukkan kematianNya, digunakan kata ‘menyerahkan roh’ yang juga merupakan tindakan aktif.

 

Semua ini menunjukkan bahwa Yesus bukan sekedar manusia biasa, tetapi juga adalah Allah semndiri!

 

·        Ia mati karena kehendakNya sendiri (bdk. Yoh 10:17-18).

 

Catatan: kata-kata Yesus ini berbeda dengan kata-kata Stephanus: ‘Tuhan Yesus, terimalah rohku’ (Kis 7:59).

 

3)   Kristus mati pada sekitar pukul 3 siang (ay 45-46).

 

Ini merupakan saat dimana orang-orang Yahudi membunuh domba Paskah (bdk. Kel 12:6 - ‘pada waktu senja’).

 

Dengan demikian lagi-lagi Yesus menggenapi TYPE dalam Perjanjian Lama, dan Ia menjadi ANTI TYPE dari domba Paskah (bdk. 1Kor 5:7).

 

Ay 51-56:

 

1)   Ini merupakan tanda / mujijat yang terjadi pada saat Yesus mati:

 

a)   Tirai Bait Allah terbelah dua (ay 51a):

 

·        tentang tirai yang memisahkan Ruang Suci dan Ruang Maha Suci ini saudara bisa membacanya dalam Kel 26:33  Ibr 6:19  9:3  10:20.

 

·        tinggi tirai ini adalah 60 feet (= 18 meter).

 

·        arti terbelahnya tirai ini:

 

*        dihapusnya ceremonial law (= hukum yang berhubungan dengan upacara keagamaan dalam Perjanjian Lama).

 

*        kematian Kristus membuka jalan kepada Bapa (Ibr 10:19-20).

 

b)   Gempa bumi (ay 51b).

 

c)   Bukit batu terbelah (ay 51c).

 

d)   Kuburan terbuka (ay 52a).

 

Calvin: “This was also a striking miracle, by which God declared that his Son entered into the prison of death, not to continue to be shut up there, but to bring out all who were held captive. ... This is the reason why, when he was about to be shut up in a sepulchre, other sepulchres were opened by him. ... Now by this sign it was made evident, that he neither dies nor rose again in a private capacity, but in order to shed the odour of life on all believers” (= ) - hal 324-325.

 

Tetapi Calvin juga menambahkan bahwa menurutnya peristiwa ini terjadi setelah kebangkitan Kristus, karena Kristus disebut yang sulung / pertama bangkit dari antara orang mati. Jadi Calvin kelihatannya berpendapat bahwa orang-orang ini bangkit dengan tubuh kebangkitan, dan karenanya tidak mungkin mendahului kebangkitan Kristus. Sejalan dengan itu Calvin juga berpendapat bahwa orang-orang itu akhirnya tidak mati lagi.

 

Saya tidak setuju dengan Calvin dalam persoalan ini.

 

e)   Orang kudus bangkit (ay 52-53).

 

2)   Ay 54  bdk. Luk 23:47-48.

 

a)   Mujijat-mujijat itu ‘menyadarkan’ baik kepala pasukan, prajurit-prajurit, maupun orang-orang yang berkerumun. Tetapi sampai dimana ‘pertobatan’ mereka ini tidak bisa diketahui.

 

b)   Pengakuan bahwa Yesus adalah Anak Allah (ay 54) dan pengakuan bahwa Yesus adalah ‘orang benar’ (Luk 23:47) tidak bertentangan, kare-na kalau ia mengakui bahwa Yesus adalah orang benar, maka ia harus mengakui bahwa claim Yesus sebagai Anak Allah adalah sesuatu yang benar!

 

3)   Ay 55-56: Ini adalah perempuan-perempuan yang melayani rombongan Yesus dengan uang mereka (Luk 8:1-3).

 

Pada saat Yesus disalibkan dan mati, murid-murid lari (hanya Yohanes yang kembali), tetapi perempuan-perempuan itu tetap di sana.

 

Ini menunjukkan keberanian dan sekaligus kesetiaan mereka dalam mengikut Yesus!

 

Penerapan:

 

Keberanian dan kesetiaan saudara baru akan teruji kalau ada resiko dalam saudara mengikut Yesus! Tetapkah saudara setia pada saat-saat seperti itu?

 

 

-AMIN-