Eksposisi Injil Matius

oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.


MATIUS 26:36-46

 

 

1)   Sebelum ay 36, terjadi:

 

·        Yoh 14-17. Ini terlalu panjang untuk dibahas di sini.

 

·        Luk 22:35-38. Ini akan saya bahas di sini.

 

Luk 22:35-38

 

a)   Dalam Luk 22:35-36a, Yesus dan murid-muridNya membicarakan:

 

·        Luk 9:1-6 / Mat 10:5-15.

 

·        Luk 10:1-12,17-20.

 

Saat itu orang-orang yang diutus oleh Yesus tidak kekurangan apa-apa sekalipun mereka pergi tanpa membawa apa-apa.

 

b)   Luk 22:35-36 ini menunjukkan bahwa akan terjadi kontras yang sangat besar antara dulu dan sekarang. Dulu mereka enak, banyak orang mau menerima mereka, menjamu mereka, dsb. Tetapi sekarang / sebentar lagi, keadaan akan berubah, dan hidup maupun pelayanan mereka akan menjadi sukar dan berat.

 

Ada 2 hal yang bisa kita dapatkan dari bagian ini:

 

·        Text-text seperti Luk 9:1-6 / Mat 10:5-15 / Luk 10:1-12,17-20 tidak boleh dijadikan dasar untuk mengutus seorang hamba Tuhan / misio-naris tanpa bekal apa-apa.

 

Luk 22:35-36 ini menunjukkan secara jelas bahwa Luk 9:1-6 / Mat 10:5-15 / Luk 10:1-12,17-20 itu berlaku untuk sementara saja!

 

·        Tuhan tidak selalu mau melakukan mujijat. Kalau misalnya Tuhan itu mau selalu melakukan mujijat seperti:

 

*        gagak yang memberi makan Elia.

 

*        5 roti dan 2 ikan untuk 5000 orang.

 

maka jelas bahwa murid-murid itu tetap tidak perlu membawa bekal, uang dsb.!

 

c)   Luk 22:37 menunjukkan alasan mengapa kontras dulu dan sekarang itu akan terjadi.

 

·        Luk 22:37 ini merupakan kutipan dari Yes 53:12.

 

Kristus yang adalah orang benar itu, harus dianggap sebagai ‘pemberontak’ [NIV/NASB: ‘transgressors’ (= pelanggar hukum)] supaya kita yang adalah pemberontak / pelanggar hukum (bdk. Yes 53:5) bisa dianggap sebagai orang benar! Bdk. 2Kor 5:21.

 

·        Yesus mengutip Yes 53:12 ini untuk menunjukkan bahwa Firman Tuhan sudah menubuatkan bahwa Ia akan dianggap sebagai pemberon­tak / pelanggar hukum, dan sebentar lagi nubuat itu akan terge­napi:

 

*        Mat 26:47,55 - Ia ditangkap seperti penyamun.

 

*        Mat 26:65 - Ia dianggap sebagai penghujat.

 

*        Mat 27:63 - Ia dianggap sebagai penyesat [NIV: deceiver (= penipu)].

 

*        Salib adalah hukuman untuk orang yang sangat jahat dan terkutuk (Gal 3:13  Ul 21:23).

 

*        Ia mati di antara 2 penjahat (bdk. Yes 53:9,12  Mark 15:27-28).

 

Karena Ia dianggap sebagai orang jahat, maka jelas murid-muridNya juga tidak akan diterima seperti dulu! Inilah yang menyebabkan hidup dan pelayanan murid-murid akan menjadi berat dan sukar.

 

d)   Apa arti ‘pedang’ dalam Luk 22:36?

 

Adam Clarke: “I must confess that the matter about the swords appears to me very obscure. I am afraid I do not understand it, and I know of none who does” (= Saya harus mengakui bahwa persoalan tentang pedang ini kelihatan sangat kabur bagi saya. Saya tidak mengertinya dan saya tidak tahu ada orang yang mengerti hal ini).

 

Ada bermacam-macam penafsiran tentang kata ‘pedang’ dalam Luk 22:36 ini:

 

·        Kata ini diallegorikan, dan diartikan sebagai Firman Tuhan (bdk. Ef 6:17). Bahkan ada orang yang menambahkan bahwa ‘2 pedang’ dalam Luk 22:38 menunjuk pada Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru!

 

Keberatan terhadap pandangan ini:

 

*        Tidak ada alasan yang menyebabkan bagian ini boleh dialegorikan seperti itu. Dan kalaupun mau dialegorikan, apa dasarnya untuk mengatakan bahwa pedang melambangkan Firman Tuhan? Bahwa dalam Ef 6:17 pedang menggambarkan Firman Tuhan, itu tidak berarti bahwa disini juga harus begitu! Disamping itu, kalau pedang diartikan sebagai Firman Tuhan, lalu apa artinya ‘menjual jubah’ di sini?

 

*        Saat itu belum ada Perjanjian Baru!

 

*        Pedang yang digunakan oleh Petrus dalam Mat 26:51 jelas adalah salah satu dari 2 pedang dalam Luk 22:38! Jadi jelas bahwa itu adalah pedang sungguhan!

 

·        Ada yang menghurufiahkan kata pedang dalam Luk 22:36 ini. Jadi mereka mengartikan bahwa Yesus betul-betul menyuruh mereka yang tidak mempunyai pedang untuk menjual jubahnya dan membeli pedang.

 

Keberatan terhadap pandangan ini: kalau memang Yesus menyuruh membeli pedang sungguhan, mengapa waktu Petrus menggunakan pedang itu, Yesus justru menegurnya? Bdk. Mat 26:51-52.

 

Jawab terhadap keberatan ini: Yesus memaksudkan pedang itu untuk melindungi diri mereka sendiri, bukan untuk melindungi Yesus.

 

Keberatan terhadap jawaban ini:

 

*        bahwa orang kristen harus menjaga diri dengan pedang pada waktu mengalami masa sukar dalam pelayanan, adalah sesuatu yang bertentangan dengan seluruh Kitab Suci. Kekristenan tidak pernah boleh dipertahankan / disebarkan dengan kekerasan.

 

*        setelah Yesus naik ke surga sekalipun tidak pernah ada murid yang betul-betul membawa pedang untuk menjaga diri.

 

·        Di sini Yesus berbicara secara figurative (= dalam arti kiasan).

 

Ia tidak memaksudkan mereka betul-betul harus menjual jubah untuk membeli pedang. Seluruh ay 36 hanya menunjukkan bahwa hidup dan pelayanan akan menjadi sukar dan berat, dan karena itu mereka perlu untuk lebih berjaga-jaga / berhati-hati.

 

Ini adalah pandangan dari mayoritas penafsir, dan inilah pandangan yang saya terima.

 

e)   Luk 22:38 menunjukkan bahwa murid-murid itu salah mengerti kata-kata Yesus. Mereka menghurufiahkan kata-kata Yesus itu!

Tetapi, kalau memang mereka salah mengerti, mengapa Yesus lalu berkata ‘sudah cukup’ (Luk 22:38b)?

 

Kata-kata ‘sudah cukup’ ini jelas tidak menunjuk pada 2 pedang yang ditunjukkan oleh murid-murid kepada Yesus, karena:

 

·        Kalau kata-kata ini memang menunjuk pada 2 pedang itu, maka jelas bahwa ‘pedang’ dalam Luk 22:36 mempunyai arti hurufiah. Tetapi kalau ‘pedang’ dalam Luk 22:36 itu mempunyai arti hurufiah, maka jelas bahwa 2 pedang itu tidak mungkin cukup untuk 11 orang. Dengan demikian, kata-kata ‘sudah cukup’ dalam Luk 22:38 itu akan ber­tentangan dengan kata-kata ‘dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang’ dalam Luk 22:36.

 

·        Terjemahan hurufiah dari kata-kata itu adalah It is enough’, bukan ‘they are enough’, sehingga tidak mungkin menunjuk pada dua buah pedang!

 

Kalau memang kata-kata ‘sudah cukup’ itu tidak menunjuk pada 2 pedang, lalu menunjuk kepada apa? Jelas menunjuk pada pembicaraan mereka. Jadi, Yesus menghentikan pembicaraan tentang hal itu, mungkin karena Ia merasa jengkel dengan kebodohan murid-murid yang selalu tidak mengerti apa yang Ia katakan, atau karena memang saat itu sudah tidak ada waktu bagiNya untuk menjelaskan hal itu.

 

2)   Ay 36, dan juga Mark 14:32 mengatakan bahwa tempat itu adalah Get­semani. Tetapi Luk 22:39 mengatakan Bukit Zaitun. Ini bukan kontra­diksi, karena Getsemani memang terletak di Bukit Zaitun.

 

Lukas juga menambahkan kata-kata ‘sebagaimana biasa’ (Luk 22:39), untuk menunjukkan bahwa Yesus pergi ke sana bukan untuk bersembunyi / melarikan diri. Ia pergi ke tempat yang sudah biasa Ia datangi bersama murid-muridNya, dan karena itu Yudaspun tahu akan tempat itu (Yoh 18:1-2).

 

3)   Perasaan Yesus pada saat itu:

 

Ay 37: ‘sedih dan gentar’. Ini salah terjemahan!

 

NIV: ‘to be sorrowful and troubled’ (= sedih dan susah).

 

NASB: ‘to be grieved and distressed’ (= sedih dan susah).

 

Jadi, dari ayat ini hanya terlihat bahwa Yesus sedih, tetapi tidak terlihat bahwa Ia takut.

 

Sekarang mari kita perhatikan ayat-ayat paralelnya:

 

·        Luk 22:44: ‘Ia sangat ketakutan’. Ini juga salah terjemahan!

 

NIV: ‘being in anguish’ (= ada dalam kesedihan).

 

NASB: ‘being in agony’ (= ada dalam penderitaan).

 

Jadi dari ayat inipun tak terlihat bahwa Yesus takut.

 

·        Mark 14:33: ‘sangat takut dan gentar’.

 

NIV/NASB: ‘deeply / very distressed and troubled’ (= sangat sedih dan susah).

 

Tetapi di sini terjemahan NIV/NASB juga salah, karena kata yang diterjemahkan ‘distressed’ (= sedih) itu dalam bahasa Yunaninya adalah EKTHAMBEISTHAI yang berasal dari kata EKTHAMBEOMAI, yang sebetulnya berarti ‘be greatly alarmed’ (= sangat takut).

 

Jadi, dari ayat ini kita bisa melihat bahwa Yesus bukan hanya sedih tetapi juga takut.

 

Ada hal-hal lain yang menunjukkan bahwa saat itu Yesus takut:

 

¨      doa Yesus dalam ay 39 secara implicit menunjukkan bahwa Ia takut terhadap ‘cawan’ itu.

 

¨      Luk 22:44b mengatakan bahwa ia mencucurkan peluh seperti darah. Ada yang menganggap bahwa ini betul-betul adalah darah, dan orang-orang ini mengatakan bahwa hal seperti ini memang bisa terjadi (dan pernah terjadi) pada orang yang mengalami ketakutan yang luar biasa.

 

¨      Ibr 5:7 (KJV): ‘... he had offered up prayers and supplications with strong crying and tears unto him that was able to save him from death, and was heard in that he feared (= Ia menaikkan doa dan permohonan dengan tangisan keras dan air mata kepada Dia yang bisa melepaskanNya dari maut, dan didengarkan dalam hal yang Ia takuti).

 

Bahwa Yesus sedih, itu bukan sesuatu yang aneh, karena saat itu Ia sedang dikhianati oleh Yudas, akan ditinggal oleh murid-muridNya, akan disangkal oleh Petrus, akan ditolak oleh orang-orang Yahudi, dan akan terpisah dari Allah. Dan kesedihan itu juga bukan dosa (Fil 4:4 memang tidak boleh dimutlakkan!).

 

Sekarang mari kita bahas tentang rasa takut yang dialami oleh Yesus:

 

a)   Ia bukan takut pada kematian atau penderitaan, tetapi takut pada murka Allah yang akan menimpaNya pada saat Ia menanggung hukuman umat manusia.

 

William Hendriksen, dalam tafsirannya tentang Mark 14:33, berkata:

“Did he, perhaps, here in Gethsemane see this tidal wave of God's wrath because of our sin coming?” [= Mungkinkah Ia, di sini di Getsemani, melihat datangnya gelombang pasang (= tsuna­mi) murka Allah karena dosa kita?].

 

Renungkan: bahwa Yesus bisa takut melihat murka Allah itu, menun­jukkan secara jelas betapa hebatnya dan mengerikannya murka Allah atas dosa-dosa kita itu!

 

Penerapan:

 

·        untuk saudara yang belum betul-betul percaya kepada Yesus, sadarilah bahwa saudara akan ditimpa oleh murka Allah yang mengerikan itu! Karena itu, cepatlah datang dan percaya kepada Yesus sebagai Juru­selamat / Penebus saudara, supaya saudara terhindar dari murka Allah itu.

 

·        untuk saudara yang mempunyai suami / istri / orang tua / anak / saudara / teman yang belum percaya kepada Yesus, sadarilah bahwa orang-orang yang saudara kasihi itu akan ditimpa oleh murka Allah yang mengerikan itu! Karena itu doakanlah mereka dengan tekun dan sunggguh-sungguh, dan beritakanlah Injil kepada mereka, supaya mereka bisa bertobat dan terhindar dari murka Allah itu!

 

·        untuk saudara yang seringkali bermain-main dengan dosa, meremehkan dosa dsb, maka sadarilah bahwa murka Allah terhadap dosa adalah sesuatu yang luar biasa! Karena itu, berhentilah berbuat dosa!

 

b)   Apakah rasa takut Yesus di sini menunjukkan bahwa Ia berdosa?

 

·        Kitab Suci jelas menunjukkan bahwa Yesus tidak pernah berbuat dosa dalam bentuk apapun (Ibr 4:15  2Kor 5:21).

 

·        1Yoh 4:18 kelihatannya menujukkan bahwa rasa takut adalah dosa, tetapi kalau saudara baca mulai 1Yoh 4:17 maka saudara akan melihat bahwa ayat itu mengecam rasa takut terhadap hukuman Allah pada akhir jaman. Jelas bahwa ini tidak bisa diterapkan terhadap rasa takut Kristus pada saat ini.

 

·        Calvin mengatakan:

“In the present corruption of our nature it is impossible to find ardour of affections accompanied by moderation, such as existed in Christ; but we ought to give such honour to the Son of God, as not to judge him by what we find in ourselves” (= dalam keadaan kita yang berdosa sekarang ini, tidak mungkin untuk mendapatkan perasaan yang tidak berlebihan, seperti yang ada dalam Kristus; tetapi kita harus menghormati Anak Allah dengan tidak menghakimiNya dengan apa yang kita dapatkan dalam diri kita sendiri).

“When Christ was struck with horror at the divine curse, the feeling of the flesh affected him in such a manner, that faith still remained firm and unshaken. For such was the purity of his nature, that he felt, without being wounded by them, those temptations which pierce us with their stings”  (= ketika Kristus takut pada kutuk ilahi, perasaan dari daging mempengaruhiNya dengan cara sedemikian rupa sehingga iman tetap teguh dan tidak tergoyahkan. Karena begitu murninya hakekatnya, sehingga ia merasa tanpa terluka oleh pencobaan-pencobaan yang akan menusuk kita dengan sengatnya).

 

Jadi dengan kata-kata ini Calvin memaksudkan bahwa:

 

*        kita sebagai manusia yang berdosa, sangat berbeda dengan Kris­tus yang suci murni itu.

 

*        karena itu kita tak boleh menghakimi Kristus dengan apa yang ada dalam diri kita, karena Ia memang beda dengan kita.

 

*        pada saat Kristus takut, Ia bisa tetap beriman (kita tak bisa seperti ini), dan karena itu Ia tetap tidak berdosa.

 

4)   Ay 38: Yesus menceritakan perasaanNya kepada murid-muridNya karena Ia membutuhkan dukungan dari murid-muridNya.

 

Ada 2 hal yang bisa kita pelajari:

 

a)   Mengapa Yesus menginginkan dukungan dari manusia? Bukankah dalam Yoh 2:24-25 dikatakan bahwa Yesus tahu apa yang ada dalam diri manusia, sehingga Ia tidak mau mempercayakan diriNya kepada manusia? Lalu mengapa sekarang Ia mengharapkan dukungan manusia?

 

John White mengatakan:

“We crave human support because we have never been truly learned to rest in God. Jesus craved it because divine support was to be taken away” (= Kita sangat menginginkan dukungan manusia karena kita tak pernah betul-betul belajar untuk bersandar kepada Allah. Yesus menginginkan dukungan manusia itu, karena dukungan ilahi akan diambil dari padaNya).

 

b)   Dukungan apa yang Ia harapkan dari murid-muridNya? Ada 2 hal:

 

·        Kehadiran mereka bersama Dia (bdk. ay 38b,40b: ‘berjaga-jagalah dengan Aku’).

 

Penerapan:

 

Pelayanan dimana kita menemani orang yang sedang sedih, adalah sesuatu yang penting, khususnya kalau orang itu baru ditinggal mati oleh orang yang ia cintai, dikhianati oleh pacarnya dsb.  Maukah saudara menemani orang yang sedang sedih?

 

·        Doa mereka.

 

Sebetulnya dengan mengharapkan doa dari murid-muridNya, terlihat dengan jelas bahwa Ia bukannya bersandar kepada manusia, tetapi tetap kepada Tuhan.

 

Penerapan:

 

*        kalau saudara mempunyai kesedihan / penderitaan, beranilah untuk menceritakannya kepada saudara-saudara seiman saudara, supaya mereka bisa mendukung saudara dalam doa!

 

*        kalau ada orang yang menceritakan kesedihannya / penderitaannya kepada saudara, jangan bersikap acuh tak acuh, atau membuatnya sebagai bahan guyonan, apalagi membuatnya sebagai gossip! Ini akan membuat orang kapok untuk sharing kepada saudara! Yang harus saudara lakukan adalah mendoakan orang itu!

 

5)   Doa Yesus di taman Getsemani:

 

a)   Yesus mau berdoa dan karena itu Ia menyendiri:

 

·        Mula-mula Ia masih membawa 3 orang murid, yaitu Petrus, Yohanes, dan Yakobus (ay 37a  Mark 14:33).

 

Mengapa 3 orang ini yang dibawa?

 

*        karena 3 orang ini memang merupakan murid-murid yang paling dekat dengan Yesus (bdk. Mat 17:1  Mark 5:37).

 

*        Mungkin Petrus dibawa karena kesombongannya dalam ay 33,35, sedangkan Yohanes dan Yakobus karena kesombongan mereka dalam Mat 20:20-22 / Mark 10:35-39. Dengan melihat pergumulan Yesus di taman Getsemani, mereka akan bisa menyadari bahwa hidup ikut Yesus, apalagi menderita bagi Yesus, tidaklah semudah seperti yang mereka perkirakan.

 

·        Akhirnya, 3 murid ini juga ditinggal (ay 38-39a  bdk. Luk 22:41), sehingga Yesus betul-betul sendirian.

 

Mengapa Yesus harus menyendiri?

 

¨      supaya Ia bisa lebih berkonsentrasi dalam doa. Hal yang sama terjadi dalam  Mark 1:35 dan Luk 6:12.

 

Penerapan:

 

Apakah saudara berusaha menyendiri dan mencari tempat yang sunyi kalau saudara mau berdoa?

 

¨      kadang-kadang, kalau seseorang mengalami problem yang sangat berat, ia tidak bisa menceritakan hal itu kepada orang lain. Ia tidak bisa berdoa tentang hal itu dalam suatu persekutuan doa. Ia harus berdoa secara pribadi. Inilah yang sedang dialami Yesus, dan karena itulah maka Ia menyendiri untuk berdoa.

 

b)   Mula-mula Ia meminta supaya cawan itu lalu dari padaNya, tetapi lalu Ia berkata ‘tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, tetapi seperti yang Engkau kehendaki’ (ay 39).

 

·        Yang dimaksud dengan ‘cawan’ jelas adalah murka / hukuman Allah. Penggambaran murka / hukuman Allah dengan sebuah cawan / piala yang harus diminum, sering digunakan dalam Kitab Suci (bdk. Maz 11:6  Maz 75:8-9  Yes 51:17,22  Yer 25:15,17,28  Yer 49:12  Hab 2:16  Wah 14:10  Wah 16:19).

 

·        Dalam doa ini terlihat 2 kehendak dari Yesus, yaitu kehendak ilahi dan kehendak manusia. Ini jelas bertentangan dengan ajaran sesat yang disebut Monothelitism, yang mengatakan bahwa Kristus hanya mempunyai 1 kehendak.

 

·        Arah doa Yesus bisa berubah-ubah. Dalam ay 39 saja kita sudah melihat ada perubahan arah dalam doa. Lalu dalam ay 42, kita melihat bahwa sekalipun inti doanya sama dengan pada ay 39, tetapi jelas bahwa ketakutanNya sudah berkurang sehingga Ia lebih berserah pada kehendak Allah.

Calvin mengatakan bahwa ini merupakan suatu pergumulan dalam doa, dan dalam hal seperti itu permintaan kita memang tidak selalu menuju ke arah yang sama.

 

Misalnya: saya benci kepada seseorang, dan saya lalu berdoa minta Tuhan membunuh orang itu. Tetapi saya lalu berpikir bahwa Tuhan menyuruh saya mengasihi dan mendoakan musuh, sehingga saya lalu mengubah arah doa saya dan berkata ‘Tuhan ampuni kebencian saya, dan sadarkan orang itu dan berkatilah dia’.

 

c)   Ay 39: ‘Jikalau sekiranya mungkin’.

 

Luk 22:42 - ‘jikalau Engkau mau’.

 

Mark 14:36 - ‘tidak ada yang mustahil bagiMu’.

 

Bagaimana mungkin Yesus berdoa menentang Rencana Allah, bahkan mengkontraskan kuasa Allah dengan Rencana Allah?

 

Calvin mengatakan:

 

·        ini bukan doa yang direnungkan / disusun lebih dulu!

 

·        dalam doa kita tidak selalu memikirkan Rencana Allah, juga sering tidak memikirkan apakah doa itu mungkin atau tidak mungkin terjadi. Bandingkan dengan doa Musa dalam Kel 32:33!

 

Contoh: kalau kita berdoa untuk pertobatan seluruh dunia, atau supaya semua gereja bisa menjadi Alkitabiah dan Injili, maka ini jelas merupakan doa yang tidak sesuai dengan Rencana Allah. Tetapi kita toh menaikkan doa seperti itu!

 

·        Yesus bukan mengkontraskan kuasa Allah dengan Rencana Allah, tetapi Ia minta tolong dengan hanya melihat pada kuasa Allah.

 

d)   ‘Janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki’ (ay 39b).

 

·        Di sini Yesus berdoa seperti yang Ia ajarkan dalam doa Bapa Kami (Mat 6:10).

 

·        Setiap kita mempunyai ‘Getsemani’ dimana kehendak Tuhan berten­tangan dengan kehendak kita sendiri. Pada saat seperti itu, kita harus belajar untuk bisa mempunyai sikap dan berdoa seperti Yesus di sini.

 

·        Jangan mengucapkan kalimat ini dalam doa dengan sikap apatis / terpaksa, tetapi dengan penyerahan dan percaya bahwa kehendak Tuhan memang adalah yang terbaik!

 

e)   Yesus berdoa 3 x (ay 39,42,44).

 

Ay 44 mengatakan ‘doa yang itu juga’ (bdk. Mark 14:39).

 

Tetapi ini tidak sama dengan doa bertele-tele yang dilarang oleh Yesus sendiri dalam Mat 6:7. Ini justru adalah doa yang tekun! (bdk. Luk 18:1-7).

 

Selama saudara mengucapkan doa dengan ketulusan dan kesungguhan, maka biarpun saudara mengulang-ulang doa saudara, itu jelas bukan doa yang bertele-tele!

 

f)    Dalam pergumulan ini Yesus berjuang sendirian. Ia sebetulnya juga menyuruh murid-muridNya untuk berdoa, tetapi ternyata mereka bukan­nya berdoa melainkan tidur. Tetapi sekalipun Ia mendapati mereka tidur, Ia tidak lalu ikut tidur, tetapi Ia tetap bergumul dalam doa sampai Ia menang!

 

Penerapan:

 

Kalau dalam persekutuan doa yang hadir hanya saudara saja, apakah saudara lalu tidak jadi berdoa dan ‘tidur’ bersama jemaat yang lain? Atau saudara mau meniru Yesus, yang sekalipun sendirian, tetapi tetap bergumul dalam doa sampai menang?

 

g)   Dalam Lukas dikatakan bahwa Allah mengirimkan seorang malaikat untuk menguatkan Yesus (Luk 22:43).

 

·        jangan merasa aneh melihat Yesus yang adalah Allah dikuatkan oleh seorang malaikat. Ingat bahwa Yesus adalah Allah dan manusia!

 

·        ini menunjukkan bahwa pergumulan Yesus saat itu betul-betul luar biasa, sehingga Allah merasa perlu untuk menguatkanNya dengan kehadiran seorang malaikat.

 

·        ini menunjukkan bahwa asal kita mau berdoa dengan tekun, Tuhan pasti akan memberi kekuatan kepada kita!

 

h)   Ay 45b-46: Tadi Ia berlutut dalam doa. Tetapi sekarang Ia bangkit berdiri dan menghadapi para penangkapNya dengan berani!

 

William Barclay: “Jesus rose from his knees to go out to the battle of life. That is what prayer is for. In prayer a man kneels before God that he may stand erect before men. In prayer a man enters heaven that he may face the battles of earth” (= Yesus bangkit dari lututNya untuk menghadapi pertempuran kehidupan. Itulah gunanya doa. Dalam doa seseorang berlutut di hadapan Allah supaya ia bisa berdiri tegak di depan manusia. Dalam doa seseorang masuk ke surga supaya ia bisa menghadapi pertempuran bumi).

 

6)   Murid-murid bukannya berdoa tetapi tidur (ay 40,43).

 

a)   Dalam ay 43 dikatakan bahwa mata mereka sudah berat, tetapi toh mereka ditegur oleh Yesus karena mereka tidak berdoa tetapi tidur. Dalam keadaan biasa, kita memang harus memberikan apa yang dibu­tuhkan oleh tubuh kita seperti makanan, minuman, istirahat dsb. Tetapi dalam sikon tertentu, kita harus bisa mengabaikan kebutuhan jasmani itu!

 

Illustrasi: seorang tentara juga perlu makan, minum, dan istira­hat. Tetapi ada saat, dimana ia sedang betul-betul terlibat dalam suatu pertempuran, dimana semua kebutuhan jasmani itu harus di­sangkal untuk sementara waktu, dan ia harus terus berperang!

 

b)   Luk 22:45 mengatakan bahwa mereka tidur karena dukacita.

 

Calvin mengatakan hal ini menunjukkan bahwa dalam segala situasi dan kondisi setan selalu menemukan cara untuk membuat kita melupakan / mengabaikan Tuhan dengan tidak berdoa. Kalau semua berjalan lan­car, maka kita tidak merasa butuh Tuhan, sehingga kita tidak berdoa. Tetapi kalau problem hebat muncul, kita merasa begitu putus asa, sehingga kita juga tidak berdoa! Karena itu, hati-hatilah dengan semua alasan yang menyebabkan saudara tidak berdoa!

 

7)   Teguran Yesus (ay 40,41).

 

a)   Kata ‘kamu’ dalam ay 40 ada dalam bentuk jamak, dan karena itu sebetulnya teguran ini diberikan kepada murid-murid, bukan hanya kepada Petrus saja. Tetapi dikatakan bahwa Yesus mengatakan ini kepada Petrus (ay 40), menunjukkan bahwa ini paling ditekankan untuk Petrus, karena ialah yang paling sombong (ay 33,35).

 

b)   Ay 41a: ‘jatuh ke dalam pencobaan‘.

 

NASB/Lit: ‘enter into temptation’ (= masuk ke dalam pencobaan).

 

Artinya jelas bahwa mereka harus berdoa supaya tidak jatuh pada waktu menghadapi pencobaan.

 

Jadi, perintah ini, dan juga kata-kata ‘janganlah membawa kami ke dalam pencobaan’ dalam Mat 6:13, tidak berarti bahwa kita harus berdoa supaya Allah menghindarkan kita dari pencobaan, tetapi supaya Allah menolong sehingga kita tidak jatuh ke dalam dosa pada waktu dicobai. Ingat bahwa pencobaan adalah sesuatu yang berguna bagi kita (bdk. Yak 1:2-4 Ro 5:3-4), sehingga minta pencobaan dibuang dari kehidupan kita adalah sesuatu yang merugikan. Ini bisa disamakan dengan seorang petinju yang meminta supaya ia tidak diberi sparring partner!

 

c)   Ay 41b: ‘roh memang penurut, tetapi daging lemah’.

 

Arti:

 

·        sekalipun dalam diri kita sudah ada kemauan untuk berbuat baik, tetapi kita tidak punya kekuatan untuk melakukan hal itu. Karena itu kita harus berdoa supaya Tuhan memberikan kekuatan kepada kita untuk melaksanakan kemauan yang baik itu.

 

·        dalam diri kita ada 2 kekuatan yang tarik menarik (bdk. Gal 5:17  Ro 7:18-20). Kita harus berdoa supaya tarikan ke arah yang baik­lah yang menang!

 

d)   Murid-murid tidak bisa menjawah teguran Yesus (Mark 14:40).

 

Kalau saudara tidak mau berdoa, jangan mengira bahwa saudara akan bisa menjawab teguran Yesus! Karena itu, berdoalah!

 

8)   Ay 45-46:

 

a)   Yesus menyuruh tidur atau menyuruh bangun? Pada ay 45 Ia menyuruh mereka tidur / beristirahat, tetapi pada ay 46 Ia menyuruh mereka bangun. Lalu yang mana yang benar? Ada macam-macam penafsiran tentang bagian ini:

 

·        ada yang menterjemahkan ay 45 dalam bentuk pertanyaan yang bersifat menegur.

 

RSV/NASB: ‘Are you still sleeping and taking your rest?’ (= apakah engkau masih tidur dan beristirahat?).

 

NIV/NKJV: ‘Are you still sleeping and resting?’ (= apakah engkau masih tidur dan beristirahat?).

 

·        ada yang menterjemahkan ay 45 sebagai perintah.

 

Catatan: bahasa Yunaninya memang bisa diterjemahkan sebagai perta­nyaan maupun perintah.

 

KJV/ASV: ‘Sleep on now, and take your rest’ (= tidurlah sekarang dan beristirahatlah).

 

Kalau diterjemahkan sebagai perintah, maka ada 2 penafsiran:

 

*        perintah untuk tidur / beristirahat ini adalah suatu irony / sindiran. Jadi, sebetulnya Yesus tidak menyuruh mereka tidur / istirahat.

 

*        ini betul-betul perintah / ijin untuk tidur. Kalau ini adalah arti yang benar, maka antara ay 45a dan ay 45b-46 ada selang waktu, yang memberikan mereka kesempatan untuk tidur. Baru setelah itu Yesus berkata: ‘Lihatlah ... Bangunlah ...’.

 

Bandingkan juga dengan Mark 14:41 yang mengatakan ‘cukuplah’, yang secara implicit menunjukkan bahwa ada selang waktu dimana mereka betul-betul tidur.

 

b)   ‘Marilah kita pergi’ (ay 46).

 

Ini bukan ajakan untuk lari terhadap para penangkap, tetapi justru untuk mendekati para penangkap.

 

9)   Kesimpulan dari semua ini:

 

Ada kontras yang besar antara Yesus dan murid-muridNya:

 

Yesus:                                                       Murid-murid:

 

- sedih dan takut.                                     - berani dan percaya diri

 

- bergumul dalam doa.                           - tidak doa tetapi tidur

 

- menang.                                                 - kalah / jatuh

 

Yang mana yang ingin saudara tiru?



-AMIN-