Eksposisi Injil Matius

oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.


MATIUS 24:1-14

 

Ay 1‑3:

 

1)   Dalam ay 1 dikatakan bahwa ‘Yesus keluar dari Bait Allah, lalu pergi’.

 

Berdasarkan Mat 23:38‑39, dimana Yesus menga­takan bahwa Bait Allah akan menjadi sunyi dan ditinggalkan, maka banyak orang menafsirkan bahwa dalam ay 1 ini Yesus bukan hanya meninggalkan Bait Allah secara jasmani saja, tetapi juga secara rohani! Bait Allah itu megah dan banyak jemaatnya, tetapi Yesus tidak ada di sana!

 

Pada jaman sekarang ada banyak gereja seperti ini. Gedung gerejanya megah dan jemaatnya banyak, tetapi tidak ada Yesus di sana! Karena itu, berhati‑hatilah dalam memilih gereja!

 

2)   Ay 1b: murid‑murid menunjuk kepada Bait Allah.

 

Dari Mark 13:1 dan Luk 21:5 bisa diketahui bahwa mereka menunjuk kepada Bait Allah untuk menunjukkan kemegahan dan keindahan dari Bait Allah. Ada 3 hal yang bisa kita pelajari di sini:

 

a)   Bait Allah saat itu memang megah, bahkan lebih megah dari Bait Allah yang dibangun oleh Salomo!

 

·        Untuk membangun Bait Allah ini, Herodes yang Agung mengerahkan 10.000 pekerja selama 8 tahun. Dan setelah itu, terus ada penambahan‑penambahan sehingga dikatakan dalam Yoh 2:20 bahwa Bait Allah itu dibangun dalam 46 tahun.

 

·        Ada batu‑batu raksasa yang dipakai untuk membangun Bait Allah itu. Batu‑batu itu berukuran panjang 15 hasta, tinggi 12 hasta, dan lebar 8 hasta (Catatan: 1 hasta = 45 cm), dengan berat diatas 100 ton! Bagaimana mereka bisa memotong batu itu dan meletakkannya di sana, sampai sekarang masih merupakan misteri.

 

b)   Murid‑murid menyoroti kemegahan jasmani dari Bait Allah!

 

Ini jelas adalah sesuatu yang salah! Kalau kita perhati­kan ay 2, dan juga 23:38‑39, maka Yesus jelas mengabai­kan kemegahan jasmani dari Bait Allah.

 

Penerapan:

 

Kalau mencari / memilih gereja, jangan meli­hat dan mementingkan kemegahan jasmaninya, baik bangunannya, jumlah jemaatnya, keadaan fisik dari Pendeta / maje­lisnya, dsb! Yang penting dari suatu gereja ialah segi rohaninya, seperti:

 

·        ajarannya.

 

·        iman dan kesalehan orang‑orangnya.

 

·        Allah betul‑betul dimuliakan di sana.

 

c)   Murid‑murid menunjuk kepada kemegahan Bait Allah karena Yesus mengatakan dalam 23:38 bahwa Bait Allah itu akan menjadi sunyi dan ditinggalkan.

 

Mereka menunjukkan kemegahan Bait Allah kepada Yesus, bukan karena merasa sayang bahwa bangunan semegah itu akan menjadi sunyi dan ditinggalkan, tetapi karena mereka tidak percaya bahwa bangunan semegah itu bisa menjadi sunyi dan ditinggalkan. Jadi, sebetulnya ini merupakan manifestasi dari ketidakpercayaan mereka.

 

3)   Tanggapan Yesus (ay 2).

 

a)   Yesus mengatakan bahwa Bait Allah akan dihancurkan! Pada waktu Yesus mengatakan bahwa Bait Allah akan menja­di sunyi dan ditinggalkan saja, mereka tidak bisa percaya.

 

Tetapi sekarang Yesus justru mengatakan bahwa Bait Allah akan dihancur-leburkan!

 

Perhatikan bahwa Yesus tidak takut mengajar sesuatu yang sukar dipercaya, atau bahkan yang tidak akan dipercaya, asalkan hal itu adalah sesuatu yang benar!

 

Penerapan:

 

Kalau saudara mengajarkan sesuatu kepada seseo­rang, dan orang itu tidak percaya akan hal itu, apakah saudara lalu memberikan ajaran‑ajaran lain yang ‘lebih masuk akal’ sebagai gantinya?

 

b)   Yesus mengucapkan suatu kalimat yang fantastis: ‘tidak satu batupun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain’.

 

Ada yang menganggap ini sebagai suatu ‘hyperbolic lan­guage’ (= bahasa hiperbolis, yaitu suatu gaya bahasa yang menggambarkan dengan cara melebih‑lebihkan). Tetapi kebanyakan orang menganggap bahwa ini adalah sesuatu yang bersifat hurufiah. Nubuat Yesus ini memang digenapi secara hurufiah pada tahun 70 M,  pada waktu tentara Romawi menghancurlebur­kan Yerusalem dan Bait Allah.

 

·        ada orang yang mengatakan bahwa Bait Allah dibakar sehingga lapisan emasnya meleleh dan masuk ke celah‑celah di antara batu‑batu Bait Allah. Untuk mendapatkan emasnya, maka batu‑batu itu dipisahkan satu dengan yang lain sehingga nubuat Yesus ini terjadi dengan sempurna!

 

·        Josephus, seorang imam Yahudi yang ikut tertawan pada saat orang Romawi menyerbu Yerusalem, menggambarkan hebatnya penghancuran Yerusalem itu dengan mengatakan bahwa ‘orang‑orang yang lewat tidak akan menduga bahwa tempat itu pernah didiami’.

 

·        Turnus Rufus, seorang jendral Romawi, ‘membajak’ Yeru­salem untuk menghancurkan fondasi Yerusalem. Ini seka­ligus menggenapi nubuat dalam Mikha 3:12!

 

4)   Pertanyaan murid‑murid (ay 3).

 

a)   Mereka mempunyai kepercayaan bahwa Bait Allah itu akan terus berdiri sampai akhir jaman, sehingga pada waktu Yesus berbicara tentang kehancuran Bait Allah, maka mereka mengeluarkan pertanyaan yang menghubungkan, atau bahkan mengidentikkan, kehancuran Bait Allah dengan kedatangan Yesus yang kedua kalinya / akhir jaman.

 

Padahal dari 23:38‑39 terlihat dengan jelas bahwa ada gap / selang waktu antara kehancuran Bait Allah (ay 38), dan kedatangan Yesus yang kedua-kalinya (ay 39).

 

b)   Pertanyaan murid‑murid itu menyangkut 3 hal:

 

·        kapan Bait Allah akan hancur?

 

·        apa tanda‑tanda kedatangan Kristus yang keduakalinya?

 

·        apa tanda‑tanda akhir jaman?

 

Ini menyebabkan jawaban Yesus dalam ay 4‑dst ditafsir­kan secara sangat bervariasi:

 

¨      itu adalah tanda kehancuran Yerusalem.

 

¨      itu adalah tanda akhir jaman.

 

¨      sebagian adalah tanda kehancuran Yerusalem, dan seba­gian lain adalah tanda akhir jaman.

 

Saya menganggap bahwa pandangan ketigalah yang benar. Tetapi bagaimanapun juga, sukar sekali untuk menentukan yang mana yang merupakan tanda kehancuran Yerusalem, dan yang mana yang merupakan tanda akhir jaman. Tentang hal ini para penafsir bertentangan satu dengan yang lain!

 

Ay 4‑14:

 

Ada bermacam‑macam pandangan tentang bagian ini:

 

·        ada yang menganggap ini sebagai tanda kejatuhan Yerusalem.

 

·        ada yang menganggap ini sebagai tanda akhir jaman.

 

·        ada yang menganggap ini sebagai hal‑hal yang akan terjadi mulai saat itu sampai akhir jaman / kedatangan Kristus yang keduakalinya (Maksudnya, hal‑hal itu tidak mesti terjadi persis menjelang akhir jaman!).

 

Saya setuju dengan pandangan yang ke 3.

 

Sekarang mari kita perhatikan bagian ini ayat per ayat.

 

1)   Ay 4:

 

a)   Ini menunjukkan bahwa penyesat memang pasti akan ada (bdk. Mat 18:7). Ini adalah sesuatu yang tidak terhindarkan!

 

b)   Kita harus waspada! Jelas bahwa kita tidak boleh mempunyai sikap meremehkan terhadap penyesatan (nabi palsu maupun ajaran sesat). Kalau rasul‑rasul yang dididik sendiri oleh Yesus selama 3 tahun itu harus waspada, apalagi kita! Waspadalah dengan banyak berdoa dan bela­jar Firman Tuhan!

 

2)   Ay 5:

 

a)   ‘Akulah Mesias’.

 

NIV: ‘I am the Christ’ (= Akulah Kristus).

 

Kata ‘Mesias’ (dari bahasa Ibrani) artinya sama dengan kata ‘Kristus’ (dari bahasa Yunani), yaitu ‘yang dipilih / diurapi’.

 

b)   Orang itu mengaku sebagai Mesias / Kristus. Jadi, ia tidak harus mengaku sebagai Yesus, tetapi mengaku sebagai orang yang diurapi / dipilih oleh Allah untuk suatu misi tertentu. Dan tujuannya adalah: menarik orang‑orang dari Kristus yang asli ke bawah otoritasnya sendiri.

 

c)   Orang‑orang yang menganggap bahwa ayat ini merupakan tanda kejatuhan Yerusalem, kalau mereka diserang dengan menggunakan ayat ini, mengatakan bahwa Kis 5:36‑37, Kis 8:9‑10, dan Kis 21:38 sebagai penggenapan nubuat ini.

 

d)   Dalam jaman inipun hal ini banyak terjadi, seperti:

 

·        Rev. Sun Myung Moon, yang menyebut dirinya sebagai ‘The Lord of the second Advent’ (= Tuhan dari kedatangan ke 2), dan mengclaim bahwa Allah mengutus dia untuk menyelesaikan tugas Yesus (bdk. Yoh 19:30 ‑ ‘Sudah sele­sai’).

 

·        David Koresh,  pemimpin sekte di USA yang mengaku diri sebagai ‘the sinful Jesus’ (= Yesus yang berdosa), yang diutus Allah, supaya pada hari penghakiman ia bisa mengerti tentang manusia yang berdosa.

 

3)   Ay 6‑8:

 

a)   Perang, kelaparan, dan gempa, merupakan penderitaan yang umum, artinya penderitaan ini dialami oleh orang kristen maupun orang kafir / non kristen.

 

b)   Harus terjadi’ (ay 6).

 

Ini menunjukkan bahwa itu bukan terjadi secara kebetulan, tetapi ditentukan dan diatur oleh Allah sehingga terjadi.

 

c)   ‘Belum kesudahannya’ (ay 6).

 

Adanya banyak perang, kelaparan dan gempa tidak menun­jukkan bahwa kedatangan Kristus betul‑betul sudah dekat. Hal‑hal itu cuma semacam persiapan saja untuk menghadapi bencana yang lebih hebat!

 

d)   Ay 8: ‘Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang jaman baru’. Ini salah terjemahan!

 

NIV/Lit: ‘All these are the beginning of birth pains’ (= semua ini merupakan permulaan rasa sakit pada saat melahirkan).

 

Rasa sakit pada saat seorang perempuan melahirkan, makin lama makin hebat / memuncak! Ini dipakai untuk menggam­barkan bahwa penderitaan‑penderitaan saat itu akan makin lama makin hebat!

Yang perlu dipertanyakan adalah: apakah hal ini berlaku hanya untuk ay 4‑7 saja, atau juga untuk ay 9‑14? Kalau dilihat kontex dan kata‑kata ay 8 itu, maka kelihatannya hanya berlaku untuk ay 4‑7 saja. Tetapi kalau kita melihat seluruh Kitab Suci dan fakta‑fakta yang terjadi, maka kelihatannya ini juga berlaku untuk ay 9‑14!

 

4)   Ay 9:

 

a)   ‘oleh karena namaKu’.

 

Kalau dibandingkan dengan Mark 13:9 dan Luk 21:12‑13, maka jelaslah bahwa artinya adalah ‘karena memberitakan Injil / nama Yesus’.

 

Penerapan:

 

Pernahkan saudara menderita karena memberitakan Injil?

 

b)   Dalam Markus dan Lukas, yaitu dalam Mark 13:11 dan Luk 21:14‑15, ada penghiburan / janji!

 

c)   Dalam Mat 28:19, Yesus memberikan perintah untuk menjadikan semua bangsa muridNya. Tetapi di sini dikatakan bahwa semua bangsa akan membenci kita! Memang penginjilan akan gampang menyebabkan kita dibenci, karena setan akan bekerja dalam diri orang yang kita injili!

 

5)   Ay 10:

 

a)   Dalam Mark 13:12 dan Luk 21:16 dikatakan bahwa orang yang menyerahkan / mengkhianati kita itu tidak lain adalah keluarga / sahabat kita (bdk. Mat 10:34‑36)! Jangan heran kalau bahkan ada gereja yang menyerahkan gereja!

 

b)   Dalam Luk 21:18 ada janji / penghiburan yaitu bahwa ‘tak sehelaipun dari rambut kepalamu akan hilang’. Ini jelas tidak boleh ditafsirkan secara jasmani (karena akan ber­tentangan dengan kata‑kata ‘kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh’ dalam ay 9), tetapi harus ditafsirkan secara rohani. Artinya kita tidak akan rugi (secara rohani) dan kita tetap akan selamat (secara rohani).

 

c)   Penganiayaan (ay 9) menyebabkan orang murtad (ay 10). Bandingkan ini dengan ‘tanah berbatu’ (Mat 13:5‑6,20‑21).

 

Yang murtad ini tentu saja adalah orang kristen KTP (bdk. 1Yoh 2:19)! Orang kristen yang sejati tidak mungkin bisa murtad!

 

6)   Ay 11:

 

Nabi palsu ini tidak sama dengan Mesias palsu dalam ay 5! Mesias palsu memang termasuk nabi palsu, tetapi lebih specific, dan tingkat kesesatannya lebih tinggi!

 

Dari sini bisa kita pelajari bahwa nabi palsu dan ajaran sesat mempunyai tingkat kesesatan yang berbeda‑beda! Misalnya: kesesatan dari pengikut gereja setan, tentu lebih tinggi dari kesesatan orang‑orang Saksi Yehovah. Dan kesesatan orang Saksi Yehovah lebih tinggi dari kesesatan orang Liberal, dsb.

 

Ini menunjukkan lihainya setan! Ia menimbulkan banyak ajaran sesat dengan tingkat kesesatan yang berbeda‑beda sehingga lebih membingungkan bagi manusia untuk memi­lih ajaran yang benar.

 

7)   Ay 12:

 

a)   ‘kedurhakaan’.  Lit: ‘lawlessness’ (keadaan tidak punya hukum).

 

b)   Dosa merajalela, sehingga kasih kebanyakan orang akan menurun.

 

·        ini menunjukkan bahwa kehidupan kita mempengaruhi orang lain, bisa secara positif (kalau kita hidup saleh, beriman dsb), bisa secara negatif (kalau kita hidup berdosa). Karena itu hati‑hatilah dengan hidup saudara!

 

·        keadaan dimana banyak orang kristen kasihnya menjadi dingin, adalah suatu keadaan yang berbahaya. Mengapa? Karena orang luar akan berpikir / menilai secara nega­tif sebagai berikut: ‘Ajarannya bagus / benar, tetapi orang‑orang­nya loyo! Apa gunanya saya ikut gereja / agama seperti itu?’.

 

·        karena itu, kalau saudara ada dalam keadaan suam / loyo, perhatikanlah dan renungkanlah ayat‑ayat seperti Ro 12:11‑12  1Kor 15:58  Gal 6:9‑10  Wah 3:15‑16, dan kembalilah pada kasih yang semula!

 

8)   Ay 13:

 

a)   Ayat ini tidak bertentangan dengan doktrin Perseverance of the Saints (yang mengajar bahwa sekali seseorang diselamatkan, ia pasti akan bertekun sampai akhir, dan tidak mungkin kehilangan keselamatannya)! Mengapa? Karena orang yang tidak bertahan, pasti adalah orang kristen KTP (bdk. 1Yoh 2:18‑19  2Yoh 9).  Jadi, ayat ini tidak berarti bahwa orang kristen bisa kehilangan keselamatannya; ayat ini hanya merupakan dorongan untuk bertahan sampai akhir.  Ayat ini juga menunjukkan bahwa sekalipun Tuhan akan menjaga sehingga kita tidak akan kehilangan keselamatan kita, tetapi itu tidak berarti bahwa kita boleh hidup enak‑enakan.  Kita tetap bertanggung jawab dan wajib untuk mati‑matian bertahan dalam iman kita!

 

b)   Ayat ini harus dihubungkan dengan ayat‑ayat sebelumnya. Jadi artinya adalah: kita harus bertahan sekalipun ada: perang, kelaparan, gempa (ay 6‑7), pemimpin yang sesat dan ajaran yang sesat (ay 4,5,11), pengkhianatan (ay 10), dan hal‑hal yang mengecilkan hati (ay 12).

 

c)   Ay 5: menyesatkan banyak orang.

 

Ay 10: banyak orang murtad.

 

Ay 11: menyesatkan banyak orang.

 

Ay 12: kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.

 

Dari semua ini jelaslah bahwa ‘orang yang bertahan sampai pada kesudahannya’ (ay 13), pastilah sangat sedikit (bdk. Mat 7:13‑14). Maukah saudara menjadi yang sedikit itu? Itu berarti bahwa saudara pasti termasuk golongan minoritas!

 

d)   Ay 13 mengatakan ‘bertahan sampai pada kesudahannya’.

 

Ini menunjukkan bahwa langkah terakhir adalah langkah yang sangat menentukan!  Banyak orang yang mula‑mula / pada waktu muda, menjadi orang kristen yang aktif. Tetapi lama‑kelamaan / setelah tua, lalu mundur dari Tuhan. Kalau saudara adalah orang seperti ini, janganlah berharap akan masuk surga!

 

Illustrasi: pelari terdepan dalam marathon di Olympiade yang pingsan hanya beberapa meter dari garis finish. Jelas bahwa ia tidak mendapat apa‑apa!

 

9)   Ay 14:

 

a)   Orang yang menganggap bahwa bagian ini menunjuk pada kejatuhan Yerusalem, menafsirkan bahwa:

 

·        ‘seluruh dunia’ menunjuk pada wilayah kekaisaran Romawi (bdk. Luk 2:1).

 

·        terlihat dari Kol 1:6,23  & Ro 10:18, bahwa Paulus sudah menggenapi ay 14 ini sebelum kehancuran Yerusalem.

 

b)   ‘semua bangsa’.

 

Di sini tidak dikatakan ‘semua orang / individu’. Jadi, Yesus tidak memaksudkan bahwa Ia tidak akan datang kembali sebelum setiap individu di dunia mendengar Injil. Jadi, asal setiap bangsa sudah mendengar Injil (sekali­pun tidak setiap orang dari bangsa‑bangsa itu mendengar­nya), maka itu berarti bahwa ayat ini sudah tergenapi! Mungkin sekarangpun ayat ini belum tergenapi dengan sempurna, tetapi jelas sekali bahwa kita makin lama makin dekat dengan penggenapannya!

 

c)   Ay 14 ini juga harus dihubungkan dengan ayat‑ayat sebe­lumnya:

 

·        Ay 13 menekankan ‘bertahan’, dan ay 14 menekankan ‘penyerangan’. Kedua hal ini, yaitu bertahan dan menyerang, harus kita lakukan dengan seimbang! Kita tidak bisa menang dalam peperangan melawan setan, kalau kita hanya melakukan salah satu saja!

 

Kita harus bertahan dengan banyak berdoa & belajar Firman Tuhan, tetapi kita juga harus menyerang dengan melayani Tuhan dan memberitakan Injil!

 

·        Kita tetap harus memberitakan Injil sekalipun:

 

*        ada perang, kelaparan, gempa (ay 6‑7).

 

Hal‑hal ini sering menyebabkan gereja / orang kristen hanya menolong secara jasmani saja (social gospel). Tetapi ini salah! Sekalipun kita juga wajib menolong secara jasmani, tetapi tanggung jawab gereja yang utama adalah menolong secara rohani dengan cara memberitakan Injil!

 

*        ada nabi palsu dan ajaran sesat (ay 4,5,11).

 

*        kita dikhianati (ay 9‑10).

 

*        kita diadili (ay 9‑10  bdk.  Mark 13:9 & Luk 21:13).

 

*        banyak orang kristen murtad (ay 10).

 

*        dosa merajalela dan banyak orang kristen menjadi suam (ay 12).

 

Maukah saudara memberitakan Injil dalam segala keadaan? (bdk. Pengkhotbah 11:4  2Tim 4:2‑5).



-AMIN-