Eksposisi Injil Matius

oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.


MATIUS 21:1-11

 

 

1)   Penjelasan tentang hal-hal yang kelihatannya bertentangan:

 

Dalam ay 2,7 diceritakan tentang: ‘keledai betina’ dan ‘anaknya’. Dalam bahasa Yunani disebuntukan ONON (= a don­key / keledai) dan POLON (= a colt / anak keledai).

 

Dalam Mark 11:2 diceritakan tentang ‘keledai muda yang belum pernah ditunggangi’. Dalam bahasa Yunaninya disebutkan POLON (= a colt). Istilah Yunani yang sama terdapat lagi dalam Mark 11:4,7.

 

Dalam Luk 19:30 juga diceritakan tentang ‘keledai muda yang belum pernah ditunggangi’. Dalam bahasa Yunaninya juga digunakan istilah POLON (= a colt). Istilah Yunani yang sama terdapat dalam Luk 19:33

 

Dalam Yoh 12:14 diceritakan tentang ‘keledai muda’. Dalam bahasa Yunaninya disebutkan ONARION (= young donkey - NIV/NASB). Tetapi Yoh 12:14 itu menggenapi nubuat yang dikutip dalam Yoh 12:15, dan dalam Yoh 12:15 itu disebutkan ‘anak keledai’. Dalam bahasa Yunaninya digunakan istilah POLON ONOU (= a donkey’s colt - NIV/NASB).

 

a)   Matius menceritakan tentang 2 binatang, yaitu keledai dan anaknya. Tetapi Markus, Lukas maupun Yohanes  hanya menceritakan tentang 1 binatang, yaitu anak keledai.

 

Pengharmonisan: sebetulnya ada 2 binatang, tetapi Mar­kus, Lukas dan Yohanes hanya menyoroti salah satu saja, yaitu anak keledainya, karena binatang itulah yang ditunggangi oleh Yesus.

 

b)   Tetapi betulkah Yesus menunggangi anak keledainya, bukan induknya?

 

Kalau dilihat dari Markus, Lukas maupun Yohanes, maka jelas sekali Yesus naik anak keledai, karena memang mereka bertiga hanya menceritakan tentang anak keledai­nya saja!

 

Tetapi dalam Mat 21:7, Kitab Suci Indonesia menterjemahkan: “Mereka membawa keledai betina itu bersama anaknya, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan Yesuspun naik ke atasnya”. Tetapi terjemahan ini tidak tepat. Seharusnya adalah seperti terjemahan dari NIV yang berbunyi sebagai berikut: “they brought the donkey and the colt, placed their cloaks on them, and Jesus sat on them (= mereka membawa keledai dan anaknya, meletakkan pakaian-pakaian mereka pada mereka, dan Yesus duduk pada mereka).

 

Dari ayat ini kelihatannya Matius menceritakan bahwa Yesus menaiki kedua binatang itu!

 

Pengharmonisan: ada beberapa kemungkinan:

 

·        Calvin, dalam tafsirannya tentang Yoh 2:14 berkata:

“When Matthew says that Christ sat upon a she-ass and her colt, we ought to view it as a synecdoche” (= Ketika Matius mengatakan bahwa Kristus duduk di atas keledai betina dan anaknya, kita harus memandangnya sebagai suatu synecdoche).

 

Catatan: synecdoche adalah gaya bahasa dimana yang sebagian mewakili seluruhnya, atau sebaliknya, seluruhnya mewakili sebagian.

 

·        Kata Yunani yang diterjemahkan ‘on them’ (= pada mereka) adalah EP AUTON (menggunakan huruf omega atau o panjang). Ada yang berkata bahwa seharusnya kata Yunaninya adalah EP AUTON (menggunakan huruf omikron atau o pendek) yang berarti ‘on it’ (= padanya).

 

·        Kata ‘them’ (= mereka) dalam Mat 21:7 itu bukan menunjuk kepada ‘keledai dan anaknya’, tetapi menunjuk kepada ‘pakaian-pakaian yang diletakkan pada anak keledai’.

 

Bandingkan dengan terjemahan NASB: “and brought the donkey and the colt and laid on them their garments, on which he sat” (= dan membawa keledai dan anaknya dan meletakkan pada mereka pakaian-pakaian, di atas mana Ia duduk).

 

Dengan demikian, maka Matius tidak memaksudkan bahwa Yesus menunggangi kedua binatang itu! Itu memang sesua­tu yang mustahil! Yesus hanya naik pada anak keledainya.

 

c)   Kalau Yesus memang naik anak keledainya saja, lalu bagaimana dengan Mat 21:5 yang mengatakan: “... mengen­darai seekor keledai (= ONON), seekor keledai beban yang muda”?

 

NIV: “a colt (= POLON), the foal of a donkey” (= colt / POLON, anak dari keledai).

 

Dalam KJV diterjemahkan: “and sitting upon an ass, and a colt the foal of an ass” (= dan duduk pada keledai, dan colt anak dari keledai).

 

Jadi, ay 5 ini lagi-lagi kelihatannya menunjukkan bahwa Yesus menunggangi kedua binatang itu!

 

Juga Zakh 9:9 (yang dikutip oleh Mat 21:5), secara hurufiah berbunyi sebagai berikut: “and riding on a donkey, and on a colt foal of a donkey” (= dan naik seekor keledai, dan pada colt anak dari keledai).

 

Penjelasan:

 

Kata VE dalam bahasa Ibrani, maupun kata KAI dalam bahasa Yunani, memang bisa diterjemahkan ‘and’ (= dan), tetapi juga bisa diterjemahkan ‘even / that is / namely’ (= yaitu).

 

Kalau dalam Mat 21:5 dan Zakh 9:9 kata-kata itu diterje­mahkan ‘even / that is / namely’, maka jelas ayat-ayat itu tak menunjukkan bahwa Yesus menunggangi kedua bina­tang itu!

 

Bandingkan dengan terjemahan Mat 21:5 versi NASB: “... and mounted on a donkey, even on a colt, the foal of a beast of burden” (= ... dan naik keledai, yaitu pada colt, anak dari binatang beban).

 

2)   Tentang keledai dan anaknya itu, Jerome menafsirkan bahwa:

 

·        Keledai adalah lambang bangsa Israel. Keledai itu teri­kat, menggambarkan Israel terikat oleh hukum Taurat.

 

·        Anak keledai menggambarkan bangsa-bangsa non Yahudi. Anak keledai itu tidak terikat, menggambarkan mereka tidak mempunyai hukum Taurat.

 

·        Yesus menyuruh rasul-rasul untuk mengambil keledai dan anaknya, lalu Yesus naik di atas mereka. Semua ini meng­gambarkan bahwa Yesus memanggil orang Yahudi maupun non Yahudi melalui rasul-rasul, dan orang-orang Yahudi maupun non Yahudi itu tunduk kepada Yesus.

 

Keberatan terhadap penafsiran ini:

 

¨      Ini adalah bagian yang bersifat hurufiah, bukan allegory (lambang), sehingga tidak boleh diartikan secara lambang.

 

¨      Kalau keledai itu adalah lambang dari bangsa Israel, maka pasti Markus, Lukas dan Yohanes juga menceritakan tentang keledai itu. Tetapi kenyataannya, mereka hanya menceritakan tentang anak keledainya saja!

 

3)   Dalam ay 6 terlihat bahwa murid-murid taat pada perintah Yesus itu, padahal ada resiko mereka akan dituduh sebagai pencuri!

 

Penerapan:

 

Maukah saudara taat kepada Tuhan sekalipun ada resiko? Misalnya:

 

·        kalau kejujuran bisa menyebabkan saudara rugi, maukah saudara tetap jujur?

 

·        sekalipun ada resiko saudara bakal tidak punya uang cukup untuk kehidupan saudara, maukah saudara tetap memberikan persem­bahan perpuluhan?

 

·        meskipun ada resiko kehujanan, maukah saudara tetap pergi ke Kebaktian / Pemahaman Alkitab?

 

·        meskipun pekabaran Injil bisa menyebabkan saudara dibenci, dihina dan bahkan berurusan dengan polisi, maukah saudara tetap memberitakan Injil?

 

·        kalau di dalam membela / menegakkan kebenaran, saudara bisa dipecat dari pekerjaan saudara, maukah saudara tetap melakukan­nya?

 

4)   Apa yang dilakukan oleh orang-orang ini dalam ay 8, meru­pakan penghormatan bagi seorang raja. Bandingkan dengan apa yang dilakukan oleh banyak orang terhadap Yehu (2Raja-raja 9:13).

 

Orang banyak ini menyambut / menghormati Yesus sebagai raja. Tetapi sebentar lagi  mereka juga yang berteriak: “Salibkan Dia!” (Mark 15:13-14).

 

Dari sini kita seharusnya belajar untuk tidak terlalu cepat senang / percaya melihat adanya orang-orang yang ‘bertobat dan menjadi orang kristen’! Sikap terlalu cepat percaya pada kekristenan seseorang menyebabkan kita tidak lagi memberitakan Injil kepadanya, padahal mungkin ia sebetulnya masih membutuhkan Injil, karena ia belum sung­guh-sungguh bertobat.

 

5)   Dalam ay 9 ada kata ‘Hosanna’. Ini sebetulnya  berasal dari kata Ibrani HOSIANA yang berarti ‘save now’ (= sela­matkanlah sekarang).

 

Kata-kata dalam ay 9 itu diambil dari Maz 118:25-26. Maz 118:25 oleh NIV  diterjemahkan sebagai berikut: “O LORD, save us” (= Ya TUHAN, selamatkanlah kami).

 

Secara  hurufiah, terjemahannya  seharusnya adalah:  “O LORD save now” (= Ya TUHAN selamatkanlah sekarang).

 

Jadi dari artinya, terlihat bahwa kata ‘Hosanna’ ini sebe­tulnya merupakan suatu istilah dalam doa / permohonan. Tetapi akhirnya, kata ini menjadi suatu istilah yang menyatakan sukacita dan pujian kepada Tuhan, dan  karena itulah maka pada saat itu lalu diucapkan kepada Yesus (Bandingkan dengan kata-kata: “God save the king / queen”).

 

6)   Hal-hal yang penting dalam cerita ini:

 

a)   Apa yang Yesus lakukan di sini merupakan proklamasi besar-besaran bahwa Ia adalah Mesias / Raja (ay 4-5  bdk. Zakh 9:9 yang merupakan nubuat tentang Mesias / Raja).

 

Yesus berulangkali melarang murid-muridNya memberitakan bahwa Ia adalah  Mesias, karena saat itu belum waktunya. Tetapi sekarang, pada saat waktunya sudah tiba, Ia sendiri memberitakan hal itu secara besar-besaran. Dikatakan ‘secara besar-besaran’ karena Ia melakukan hal itu di Yerusalem, dan Ia melakukannya menjelang Paskah (Ini Paskah Perjanjian Lama, yaitu peringatan keluarnya Israel dari Mesir) dimana semua orang Yahudi pergi ke Yerusalem.

 

b)   Tindakan Yesus ini menyebabkan rakyat menyambut dengan antusias. Ini menyebabkan tokoh-tokoh Yahudi makin marah dan membenci Yesus dan merencanakan untuk membunuh Yesus. Hal ini pasti disadari oleh Yesus, tetapi Ia melakukannya dengan sengaja, supaya Rencana Allah ten­tang kematianNya di atas kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita bisa terlaksana. Jadi, sebetulnya bagian ini penting sekali, karena tanpa adanya hal ini, Rencana Allah tentang penebusan dosa manusia tidak akan terlaksana.

 

c)   Tindakan Yesus ini juga dimaksudkan untuk menunjukkan kesalahan konsep Yahudi tentang Mesias (Orang Yahudi beranggapan bahwa Mesias adalah seorang raja duniawi). Karena itulah maka Yesus masuk ke Yerusalem menggunakan seekor keledai, bukan seekor kuda atau jerapah (bandingkan dengan ajaran Theologia Kemakmuran yang mengharuskan orang kristen menjadi kaya sehingga bisa naik mobil mewah!).

 

Apa artinya naik keledai?

 

·        William Barclay mengatakan bahwa keledai bukanlah binatang tunggangan yang hina. Keledai juga dipakai oleh raja / pemimpin, tetapi dipakai dalam keadaan damai (Hak 5:10 & 10:4). Sedangkan kuda dipakai dalam keadaan perang. Jadi, Yesus menyatakan diri sebagai Mesias / Raja dengan menunggang keledai, menun­jukkan diriNya sebagai Raja damai.

 

·        Calvin: Yesus naik keledai, bukan kuda. Disamping itu keledainya keledai pinjaman. Lagi pula keledainya tidak punya pelana sehingga harus dialasi dengan pakaian. Ini semua menunjukkan kemiskinan dan kerendahan hati.

 

Saya lebih menyetujui penafsiran ini, karena lebih cocok dengan kontex (kata ‘lemah lembut’ dalam ay 5, dalam bahasa Yunaninya adalah PRAUS. Ini adalah kata yang sukar sekali diterjemahkan. Tetapi salah satu arti dari kata itu adalah ‘rendah hati’).

 

Dengan demikian, terlihat dengan jelas bahwa sekalipun Yesus di sini  menyatakan diri sebagai Mesias / Raja, tetapi Ia sekaligus menunjukkan bahwa diriNya bukanlah raja duniawi, dan kerajaanNya bukanlah kerajaan duniawi! Kita semua mempunyai seorang Raja yang bukan raja duniawi. Jadi, patutkah kalau kita hidup untuk dunia?



-AMIN-

 


email us at : gkri_exodus@lycos.com