Eksposisi Injil Matius

oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.


Matius 15:21-28

 

Ay 21:

 

1)   Ay 21 ini diperdebatkan!

 

a)   Ada yang menganggap bahwa Yesus betul-betul sudah ada di wilayah kafir, diluar Palestina.

 

b)   Ada yang menganggap bahwa Yesus hanya mengarah ke sana, tetapi  masih di wilayah Palestina. Alasannya:

 

·        Yesus tak mungkin melanggar perintahNya sendiri dalam Mat 10:5,6.

 

·        Ay 22: ‘datanglah seorang perempuan Kanaan’. Terjemahan hurufiahnya: ‘came out’ (= keluar). Jadi perempuan itu keluar dari wilayah kafir itu untuk menemui Yesus. Dan ini menunjukkan bahwa Yesus belum ada di wilayah kafir itu.

 

Tetapi, bagaimanapun, pandangan ke 2 ini rasanya tidak cocok dengan Mark 7:31.

 

2)   ‘Menyingkir’.

 

Bdk. Mark 7:24 - “Lalu Yesus berangkat dari situ dan pergi ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya, tetapi kedatanganNya tidak dapat dirahasiakan”.

 

Ia tak mau ada yang tahu, tapi toh semua tahu. Bagaimana kehendak Kristus bisa tak terjadi? Ada 2 kemungkinan:

 

a)   Itu hanyalah kehendak dari Kristus sebagai manusia, sehingga bisa saja tak terjadi.

 

b)   Itu kehendakNya sebagai Allah.

 

Perlu diperhatikan bahwa istilah ‘kehendak Allah’ dalam Kitab Suci bisa menunjuk pada beberapa hal:

 

·        Rencana Allah yang kekal. Ini pasti terjadi.

 

·        Perintah Allah. Ini bisa tak ditaati / tak terjadi .

 

·        Apa yang menyenangkan Allah kalau terjadi.  Ini bisa tak terjadi.

 

Kalau keinginan Yesus dalam Mark 7:24 itu adalah kehendakNya sebagai Allah, pastilah itu adalah ‘kehendak Allah’ dalam arti ke tiga.

 

 

Ay 22:

 

1)   ‘Perempuan Kanaan’. Rasanya bertentangan dengan Mar 7:26 yang mengatakan bahwa perempuan itu seorang Yunani, bangsa Siro Fenisia. Penjelasan:

 

a)   Orang Yahudi biasa menyebut bangsa-bangsa non Yahudi dengan sebutan ‘Yunani’. Mis: Ro 3:9  Gal 3:28.

 

b)   Perempuan itu dari Tirus / Sidon yang memang disebut Siro Fenisia. Dan orang Yahudi menyebut semua penghuni daerah itu dengan sebutan ‘Kanaan’.

 

2)   Perempuan itu punya problem dan ia datang kepada Yesus / berdoa.

 

Ini sesuatu yang harus ditiru. Dalam problem besar atau kecil, datanglah kepada Tuhan!

 

 

Ay 23-28:

 

I)    Sikap Yesus terhadap doa perempuan itu.

 

1)   Tidak menjawab (ay 23a).

 

·        Ingat ‘tidak menjawab ‘ berbeda dengan ‘tidak mendengar’!

 

·        Memang dari sudut manusia, apakah ‘Allah tidak menjawab’ atau ‘Allah tidak mendengar’, kelihatannya sama.

 

Hanya ada 2 hal yang menyebabkan Allah tidak mendengar doa kita:

 

a)   Yang berdoa bukan anak Allah.

 

b)   Ada dosa yang dipertahankan (Yes 59:1-2  Maz 66:18).

 

Asal 2 hal ini tidak ada dalam hidup saudara, tidak mungkin Allah tak mendengar doa saudara. Tetapi Ia bisa tidak menjawab doa saudara.

 

·        Allah tidak menjawab, bukan karena Ia ‘jual mahal’, tetapi karena ia menguji! Jadi kalau saudara mengalami hal itu teruslah berdoa!

 

2)   Seakan-akan menolak (ay 24).

 

a)   Kata-kata Yesus dalam ay 24 ini bukan dusta! Bdk. Mat 10:5,6.

 

Sebelum Yesus mati dan bangkit, tembok pemisah antara Yahudi dan non Yahudi belum dihancurkan (bdk. Ef 2:14). Karena itu, pada saat itu, tugas Yesus memang melayani orang Yahudi (bdk. Ro 15:8). Kalau akhirnya Ia mengabulkan doa perempuan non Yahudi itu, itu karena Ia sebagai Allah mempunyai kedaulatan dan berhak melakukan pengecualian. Atau Ia sengaja mengabulkan doa perempuan non Yahudi itu sebagai suatu petunjuk bahwa nanti Ia akan dinyatakan kepada / menjadi berkat bagi orang-orang non Yahudi juga.

 

b)   Jawaban Yesus dalam ay 24 ini aneh!

 

Rupa-rupanya, setelah Yesus tak menjawab (ay 23a), perempuan itu terus minta (ini tidak dituliskan / diceritakan), lalu murid-murid mengucapkan ay 23b. Lalu Yesus mengucapkan ay 24. Tetapi ay 24 tidak berhubungan dengan ay 23b. Ada 2 kemungkinan penjelasan:

 

1.   Ay 23 berarti murid-murid minta supaya perempuan itu diusir begitu saja, tanpa dituruti permintaannya. Kalau ini adalah arti yang benar, itu berarti bahwa jawaban Yesus dalam ay 24 hanya ditujukan kepada perempuan itu dan Yesus mengabaikan kata-kata murid-murid dalam ay 23b.

 

2.   Ay 23b berarti bahwa murid-murid minta supaya Yesus mengabulkan doa perempuan itu supaya perempuan itu lalu pergi dan tidak mengganggu mereka. Jadi mereka ‘berdoa’ searah dengan permintaan perempuan itu, tetapi motivasinya egoisme! Kalau ini adalah arti yang benar, maka jawaban Yesus dalam ay 24 ditujukan kepada murid-murid, dan mungkin sekaligus kepada perempuan itu.

 

c)   Yang manapun arti yang benar, kata-kata Yesus dalam ay 24 tetap terlihat sebagai suatu penolakan.

 

3)   Seakan-akan menolak dengan keras / kasar (ay 26).

 

Dalam ay 25 perempuan itu terus minta, sehingga Yesus mengucapkan ay 26 yang kedengarannya kasar sekali. Tetapi ada hal-hal yang perlu diperhatikan:

 

a)   ‘Anjing’ merupakan sebutan yang umum / lazim dari orang Yahudi bagi orang non Yahudi. Hal yang lazim / umum menyebabkan hal itu tidak lagi kasar.

 

b)   Kata ‘anjing’ dalam bahasa Yunaninya menunjuk bukan pada anjing liar / gladak, tetapi anjing peliharaan.

 

c)   Kita tidak tahu bagaimana mimik wajah, sorot mata, nada suara Yesus pada waktu itu. Dan hal-hal ini sangat mempengaruhi kata-kata Yesus tersebut. Bisakah saudara bayangkan Yesus mengucapkan kata-kata tersebut dengan mata melotot, wajah merah, dan nada membentak?

 

Tetapi, bagaimanapun juga ay 26 tetap kelihatan sebagai penolakan yang keras!

 

4)   Akhirnya Yesus mengabulkan permintaan perempuan itu (ay 28).

 

Jangan menganggap bahwa bagian ini menunjukkan bahwa doa dapat mengubah rencana / keputusan Tuhan (bdk. 1Yoh 5:14  Mat 6:10  Mat 26:39-42). Dari tadi Yesus sebetulnya mau mengabulkan doa perempuan itu. Kalau tadi Ia kelihatannya menolak, itu hanya karena Ia mau menguji, bukannya sungguh-sungguh menolak doa perempuan itu. Jadi di sini tidak terjadi perubahan rencana / keputusan Allah!

 

II)   Cara perempuan itu berdoa.

 

1)   Ia berdoa dengan kasih.

 

Kasih itu menyebabkan:

 

a)   Ia berdoa dengan sungguh-sungguh.

 

Kalau saudara berdoa, perhatikan selalu apakah saudara berdoa dengan sungguh-sungguh atau tidak.

 

b)   Ia tidak malu mengikuti Yesus sambil berteriak-teriak.

 

c)   Ia rela disebut ‘anjing’.

 

d)   Ia mau menyembah Yesus.

 

e)   Ia menyatu dengan anaknya (ay 25: ‘tolonglah aku’, bukan ‘tolonglah anakku’).

 

Doa perempuan ini timbul dari kasih, sehingga lain sekali dengan doa murid-murid (ay 23b) yang timbul dari egoisme!

 

2)   Ia berdoa dengan rendah hati.

 

Ini terlihat dari:

 

a)   Ay 22: ‘kasihanilah aku’. Ini menunjukkan bahwa ia bukannya menuntut Tuhan untuk mengabulkan doanya. Ia tahu bahwa Ia tidak berhak untuk menuntut.

 

b)   Ia mau mengikuti Yesus sambil berteriak-teriak; ia tidak malu.

 

c)   Ia mau menyembah Yesus.

 

d)   Ay 27: ia tidak tersinggung dengan sebutan ‘anjing’ dan ia mau menerima ‘remah-remah’.

 

3)   Ia berdoa dengan iman.

 

Ini terlihat dari:

 

a)   Ia menyebut Yesus dengan sebutan ‘Tuhan’ dan ‘Anak Daud’.

 

Ini jelas menunjukkan bahwa ia pernah mendengar tentang Yesus dan ia menanggapi apa yang ia dengar dengan baik.

 

b)   Ia yakin bahwa Yesus bisa menyembuhkan. Karena itu ia tidak bertanya apakah Yesus bisa atau tidak. Ia langsung meminta Yesus untuk menyembuhkan anaknya!

 

c)   Ia yakin bahwa ‘remah-remah’ (sebagian kecil dari berkat Tuhan) sudah cukup untuk menyembuhkan anaknya (ay 27).

 

d)   Yesus memuji imannya (ay 28).

 

4)   Ia berdoa dengan tekun.

 

Ketekunannya terlihat dari:

 

a)   Pada waktu Yesus ‘tidak menjawab’, ia tetap berdoa.

 

b)   Pada waktu Yesus seakan-akan menolak, ia terus berdoa.

 

c)   Pada waktu Yesus seakan-akan menolak dengan keras, ia terus berdoa.

 

Ketekunan dalam doa memang merupakan penekanan utama text / cerita ini. Karena ketekunannya itulah maka Yesus mengabulkan doanya (bdk. Luk 18:1-8).

 

Maukah saudara meniru ketekunan perempuan itu dalam berdoa?



-AMIN-

 


email us at : gkri_exodus@lycos.com