Eksposisi Kitab Yunus

oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.


 
YUNUS 3:1-10
 

Setan sering menyerang kita dengan menggunakan ketidak-seimbangan, misalnya:

Ada orang yang menekankan kasih Allah, tetapi mengabaikan kedaulatan Allah. Ada pula orang yang bersikap sebaliknya. Ada orang yang menekankan tanggung jawab manusia, tetapi mengabaikan kedaulatan Allah. Ada pula yang bersikap sebaliknya. Pada pelajaran ini, kita akan meninjau kasih Allah, kedaulatan Allah, dan tanggung jawab manusia dengan seimbang.
 

I. Kasih Allah.

Bukti akan kasih Allah:

1. Yunus tetap dipakai sebagai nabi (ay 1-2), sekalipun ia baru memberontak (1:3). Allah memang tidak hanya mau memakai seseorang yang hidupnya suci murni!   Penerapan:

Apakah saudara sering merasa / menganggap bahwa Allah tidak bisa / tidak akan mau memakai saudara sebagai alatNya, karena saudara merasa diri saudara adalah orang berdosa? Kalau dosa itu masih saudara pertahankan, maka tentu saja Allah menuntut supaya saudara bertobat lebih dulu! Tetapi kalau dosa itu sudah saudara akui dan tinggalkan, maka janganlah percaya bahwa Allah tidak mau / tidak bisa memakai saudara! Ia mau memakai orang berdosa sebagai alatNya!

  2. Niniwe penting bagi Allah.

Editor dari Calvin’s Commentary mengatakan bahwa terjemahan ay 3 seharusnya adalah: ‘And Niniveh was a great city to God’ (= Dan Niniwe adalah suatu kota besar bagi Allah).

Footnote NIV: ‘a city important to God’ (= suatu kota yang penting bagi Allah).

Ini menunjukkan bahwa sekalipun Allah sebetulnya tidak membutuhkan orang-orang Niniwe itu, tetapi orang-orang Niniwe itu tetap penting bagi Allah. Mengapa? Karena Allah mengasihi mereka (bandingkan dengan Maz 8:4,5).

Penerapan:

Apakah saudara adalah orang yang rendah diri? Apakah saudara menganggap diri saudara tidak penting bagi Allah? Memang sebetulnya, sama seperti Allah tidak membutuhkan orang-orang Niniwe itu, Ia juga tidak membutuhkan saudara! Tetapi karena Allah mengasihi saudara, maka saudara adalah seseorang yang penting bagi Dia! Renungkan hal ini, dan berhentilah memandang rendah diri saudara sendiri!

  3. Allah memberikan Firman Tuhan kepada orang Niniwe (untuk memperingatkan mereka) melalui Yunus (ay 4). Kalau Allah tidak kasih, Allah akan langsung menghancurkan mereka!   Penerapan:

Apakah saudara sering malas mendengar Firman Tuhan? Apakah saudara bahkan sering jengkel kalau mendengar teguran melalui Firman Tuhan? Ingatlah bahwa kalau saudara bisa mendengar / menerima Firman Tuhan, itu menunjukkan bahwa Allah mengasihi saudara. Dan kalau saudara mendengar teguran Firman Tuhan, maka itu juga menunjukkan bahwa Allah mencintai saudara. Karena itu, berhentilah menjadi orang bebal / dungu yang tidak mau mendengar Firman Tuhan, atau yang marah ketika mendengar teguran dari Firman Tuhan! (Amsal 12:1 13:13 15:12,32).

4. Allah bekerja di dalam diri orang Niniwe, sehingga mereka bertobat (ay 5-9).

Sejak kejatuhan Adam ke dalam dosa, maka manusia selalu condong kepada dosa dan tidak akan mau / bisa bertobat, kalau Allah tidak bekerja di dalam dirinya. Manusia itu mati secara rohani (Yoh 10:10 Ef 2:1-3) dan karena itulah maka ia tidak akan mau dan tidak akan bisa bertobat dari dirinya sendiri. Hanya kalau Allah bekerja dalam diri manusia, maka barulah manusia itu bisa percaya / bertobat (Kis 16:14 Yoh 6:44,65 Mat 16:17 1Kor 12:3). Bahwa orang-orang Niniwe mau mendengarkan teguran Tuhan dan lalu bertobat, menunjukkan bahwa Tuhan telah bekerja dalam diri mereka, dan ini menunjukkan Tuhan mencintai mereka.

Penerapan:

Pernahkah saudara memandang pertobatan saudara sebagai bukti kasih Allah kepada saudara?

  5. Allah mengampuni orang Niniwe yang bertobat (ay 10).

Pada ay 4, tidak ada janji pengampunan (sekalipun secara implicit / tidak langsung, mungkin janji itu ada). Dan pada ay 9, jelas sekali bahwa orang Niniwe tidak tahu apakah Allah mau mengampuni mereka, kalau mereka bertobat. Tetapi, kenyataannya, pada waktu mereka bertobat, Allah mengampuni mereka dan tidak jadi menghancurkan mereka!

Penerapan:

Apakah saudara sering menganggap Allah tidak / kurang mengasihi saudara? Mungkin karena Ia tidak memberikan kekayaan, kesehatan, jodoh, pekerjaan, dsb kepada saudara. Kalau saudara mengalami hal-hal ini, ingatlah bahwa pengampunan yang Allah berikan kepada saudara, menunjukkan bahwa Allah mengasihi saudara!
 

II. Kedaulatan Allah.

Bukti-bukti kedaulatan Allah:

1. Allah tidak berubah.   Ini terlihat dari tak berubahnya perintah Allah kepada Yunus (bandingkan 1:1-2 dengan 3:1-2).

Ada orang yang keberatan dengan pandangan tersebut, dan berkata: Bagaimana dengan kata-kata ‘Allah menyesal’ pada ay 10? Bukankah itu menunjukkan bahwa Allah itu bisa berubah?

Jawab: Ini hanya peninjauan dari sudut manusia! Kelihatannya Allah menyesal dan berubah. Tetapi bila ditinjau dari sudut Allah, Ia tidak pernah menyesal ataupun berubah (Bil 23:19 1Sam 15:29).

Illustrasi:

Dalam suatu film, ada seseorang yang mau makan, tiba-tiba terdengar telpon berdering dan ia membatalkan maksudnya untuk makan, lalu menghampiri telpon itu. Dari sudut penonton kelihatannya aktor / aktris itu mengubah rencananya yang semula. Tetapi bila ditinjau dari naskah film, aktor / aktris itu tidak pernah berubah dari rencana semula, karena dalam naskah memang sudah direncanakan bahwa telpon akan berdering dsb.

  2. Allah berbicara langsung kepada Yunus, tetapi kepada orang Niniwe, Allah berbicara melalui perantaraan Yunus (ay 1,4).

Allah berbicara kepada Yusuf melalui mimpi, kepada Maria melalui malaikat, kepada kita melalui Firman Tuhan. Itu kedaulatan Allah!

Penerapan:

Apakah saudara sering merasa tidak puas kalau hanya bisa mendengar Allah berbicara kepada saudara melalui Firman Tuhan / Kitab Suci? Apakah saudara merasa iri kepada orang-orang yang bisa mendengar Allah berbicara kepada mereka melalui suatu mujijat? Ingat, jangan memaksa Allah untuk berbicara kepada saudara melalui suatu cara tertentu! Ia berhak untuk berbicara kepada saudara dengan cara yang dipilihNya sendiri. Ini adalah kedaulatan Allah!

3. Allah memberikan Firman Tuhan kepada Niniwe, tetapi tidak kepada Sodom dan Gomora. Mengapa Ia tidak mengutus Abraham / Lot untuk memberitakan Firman Tuhan kepada orang-orang Sodom dan Gomora? Mengapa mereka langsung dihancurkan tanpa peringatan? Itu kedaulatan Allah! Ia berhak menghukum tanpa peringatan! Karena itu bersyukurlah kalau saudara masih boleh mendengar peringatan / teguran Tuhan!

4. Allah mau bekerja di dalam diri orang Niniwe sehingga mereka bertobat. Tetapi Ia tidak bekerja dalam diri orang-orang Yahudi pada jaman Tuhan Yesus, sehingga sekalipun ada Tuhan Yesus, yang jelas jauh lebih hebat dari Yunus dalam segala hal, tetapi mereka tidak bertobat (Mat 12:41). Bandingkan juga dengan Ro 9:15-18.
 

III. Tanggung jawab manusia.

Tentang tanggung jawab manusia, ada 2 hal yang perlu diketahui, yaitu :

1. Sekalipun Allah merencanakan dan mengatur sehingga segala sesuatu terjadi, tetapi manusia melakukan segala sesuatu dengan kemauannya sendiri.   Contoh:

a. 2:3 - ‘Kaulemparkan’.

1:15 - orang-orang di kapal yang melemparkan.

  b. Allah merencanakan dan mengatur pertobatan Niniwe.

3:5-9 - orang Niniwe sendiri yang bertobat.

  c. Kel 7:3 & 9:12: Allah mengeraskan hati Firaun.   Kel 7:13 - Firaun mengeraskan hatinya sendiri.   d. 1Taw 10:14 - Allah yang membunuh Saul.

1Sam 31:4 - Saul yang membunuh dirinya sendiri.

  e. Kej 45:5-8 - Allah mengirim Yusuf ke Mesir.

Kej 37:26-28 - Saudara-saudara Yusuf yang menjual Yusuf.

 
Ini menyebabkan kita tidak sama dengan wayang golek / robot! Wayang golek / robot tidak mempunyai kemauan, sedangkan kita punya! Ini juga yang menyebabkan kita punya tanggung jawab!

2. Kita harus hidup berdasarkan apa yang Allah nyatakan kepada kita (dalam Firman Tuhan / Kitab Suci), bukan berdasarkan pada kehendak / rencana Allah yang tidak dinyatakan kepada kita (Ul 29:29).
 

a. Mari kita lihat hal ini dalam diri Yunus.   Ia tidak tahu apakah orang Niniwe ditentukan untuk selamat atau tidak! Itu tidak dinyatakan oleh Allah kepada dia. Jadi, itu tidak boleh ia jadikan sebagai dasar hidup. Hal yang dinyatakan oleh Allah kepada dia, terdapat pada 1:1-2 dan 3:1-2. Dan itulah yang harus menjadi dasar hidupnya!

Penerapan:

Kita juga tidak tahu siapa yang ditentukan Allah untuk selamat / binasa. Tapi kita tahu bahwa Allah menghendaki kita untuk mengabarkan Injil kepada semua orang (Mat 28:19-20). Jadi kita harus hidup sesuai dengan apa yang dinyatakan itu dan kita harus memberitakan Injil kepada semua orang, tanpa menghiraukan apakah ia ditentukan selamat / binasa!

b. Mari kita lihat hal ini dalam diri orang Niniwe.

Mereka juga tidak tahu apakah Allah menentukan mereka untuk selamat atau untuk binasa (ay 9: ‘siapa tahu ...?’). Jadi itu tidak boleh menjadi dasar hidup mereka. Tatapi dalam ay 4, kepada mereka telah dinyatakan dosa mereka dan hukuman Allah yang akan Allah berikan. Jadi, tanggung jawab mereka adalah bertobat! Dan itulah yang mereka lakukan:

Kesimpulan dari apa yang dilakukan oleh orang-orang Niniwe: Penerapan:

Saudara mungkin mengaku bahwa saudara sudah beriman / percaya kepada Yesus. Tetapi renungkanlah: adakah pertobatan dari dosa dalam hidup saudara? Adakah perubahan ke arah yang positif dalam hidup saudara sejak saudara menjadi orang kristen? Kalau tidak ada, saudara bukan orang yang sungguh-sungguh beriman / percaya kepada Yesus!

Penerapan:

Saudara mungkin melakukan hal-hal lahiriah seperti dibaptis, pergi ke gereja dsb. Tetapi renungkanlah: apakah ada pertobatan dalam hati? Adakah penyesalan yang sungguh-sungguh atas dosa-dosa yang saudara lakukan? Apakah saudara mempunyai keinginan sungguh-sungguh untuk menyucikan hidup saudara dan menyenangkan / memuliakan Allah melalui hidup saudara?
 

Kesimpulan:

Sekalipun Allah itu kasih, tetapi Allah juga berdaulat. Dan sekalipun Allah itu berdaulat, kita tetap mempunyai tanggung jawab! Dalam hal apa?

Maukah saudara melakukannya?

 

-AMIN-
 

email us at : gkri_exodus@mailcity.com