Eksposisi Injil Lukas

oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.


 
LUKAS 1:5-25
 

I) Zakharia dan Elisabet:

1) Zakharia dan Elisabet hidup pada jaman Herodes (ay 5).

Bahwa Lukas menyebut tentang Herodes (Catatan: ini adalah Herodes yang Agung), menunjukkan bahwa ia memperhatikan fakta sejarah! Jelas bahwa para penulis Kitab Suci tidak menganggap remeh fakta sejarah sehingga menuliskannya dengan sembarangan. Bandingkan dengan pandangan golongan Liberal yang mengatakan bahwa dalam hal sejarah, letak geografis dsb, Kitab Suci bisa salah. Jelas bahwa pandangan seperti ini tidak bisa dipertanggungjawabkan.

2) Zakharia dan Elisabet adalah keturunan Harun, dan Zakharia adalah seorang imam (ay 5).
 

a) Perlu diketahui bahwa semua keturunan Harun yang laki-laki secara otomatis menjadi imam. Akibatnya, ada terlalu banyak imam, sehingga akhirnya imam-imam itu dibagi menjadi 24 rombongan (1Taw 24:1-18), dan tiap rombongan mencapai hampir 1000 imam. Pada waktu kembali dari pembuangan Babilonis, hanya 4 rombongan imam yang tersisa (Ezra 2:36-39), tetapi 4 rombongan ini lalu dibagi lagi menjadi 24 rombongan dengan nama-nama yang sama.

Zakharia termasuk rombongan yang disebut Abia (ay 5).

b) Pelayanan imam.

Hanya 3 hari raya (Paskah, Pentakosta dan Pondok Daun) dimana semua imam melayani. Pada hari-hari biasa, dalam satu tahun setiap rombongan imam hanya melayani sebanyak 2 periode, dan masing-masing periode lamanya 1 minggu.

Dalam ay 9 dikatakan bahwa Zakharia melakukan tugas keimaman, yaitu membakar ukupan dalam Bait Allah. Siapa yang mendapat kehormatan untuk melakukan tugas ini, ditentukan dengan undian (ay 9). Dan ini hanya bisa dialami seorang imam sekali dalam seumur hidupnya.

c) Dari sini terlihat bahwa Zakharia adalah seorang yang melayani Tuhan.
 

3) Zakharia dan Elisabet adalah orang yang saleh / hidup benar (ay 6).
  a) Hanya beberapa orang dalam Kitab Suci yang diberi predikat seperti ini, seperti Nuh (Kej 6:9), Ayub (Ayub 1:1,8 2:3), Simeon (Luk 2:25). Untuk Maria, yang oleh gereja Roma Katolik dianggap suci murni, Kitab Suci tidak pernah menyebutnya sebagai ‘saleh’, ‘benar’, apalagi ‘tidak bercela’ atau ‘suci’!

b) Sebutan ‘benar’ dan ‘tidak bercacat’ ini tidak boleh diartikan bahwa mereka betul-betul suci murni. Alasannya:

Jadi, sebutan ‘benar’ dan ‘tidak bercacat’ hanya menunjukkan bahwa Zakharia dan Elisabet merupakan orang-orang yang sangat saleh.
 
II) Problem / penderitaan mereka:

Problem / penderitaan mereka ada dalam ay 7, yaitu mereka tidak mempunyai anak.

Beberapa hal yang penting sehubungan dengan hal ini:

1) Tidak mempunyai anak adalah sesuatu yang sangat hina pada jaman itu.

Perhatikan bahwa dalam ay 25 hal itu disebut sebagai ‘aib’ [NIV / NASB: disgrace (= sesuatu yang memalukan, mencemarkan)].

William Barclay berkata:

"Jewish Rabbis said that 7 people were excommunicated from God and the list began, ‘A Jew who has no wife, or a Jew who has a wife and who has no child’" (= Rabi-rabi Yahudi mengatakan bahwa ada 7 orang yang dikucilkan dari Allah dan daftar itu dimulai dengan ‘seorang Yahudi yang tidak mempunyai istri, atau seorang Yahudi yang mempunyai istri dan tidak mempunyai anak’).

2) Problem mereka ini berlarut-larut sampai mereka berdua lanjut umurnya (ay 7b).

  Padahal dari kata-kata ‘doamu telah dikabulkan’ dalam ay 13, jelas bahwa mereka berdoa untuk hal itu. Tetapi ada penafsir yang berpendapat bahwa mereka mungkin sudah lama berhenti berdoa untuk hal itu, karena merasa sudah tidak mungkin mendapat anak.

3) Mereka hidup saleh / taat, dan Zakharia adalah seorang yang melayani Tuhan, tetapi mereka toh mempunyai problem yaitu tidak punya anak.

Kata ‘tetapi’ pada awal ay 7 menunjukkan suatu kontras antara ay 6 dan ay 7. Ay 6 menunjukkan kesalehan dan ketaatan mereka, tetapi sekalipun demikian, mereka tidak punya anak.

Ini menunjukkan bahwa orang yang beriman, saleh, dan melayani Tuhan, bisa saja mengalami problem yang berlarut-larut dan mengalami hidup yang seolah-olah tidak diberkati!

  Penerapan:
4) Suatu hal yang indah dan harus ditiru dari mereka adalah: sekalipun mereka punya problem / penderitaan begitu besar dan berlarut-larut, dan sekalipun hidup mereka seolah-olah tidak diberkati, tetapi mereka tetap setia kepada Tuhan dalam hidup maupun pelayanan mereka!   Penerapan:

Apakah saudara hanya setia kepada Tuhan kalau ada banyak berkat Tuhan? Maukah saudara untuk tetap setia kepada Tuhan sekalipun segala sesuatu rasanya kacau / tidak beres?
 

III) Pernyataan Allah: 1) Pada saat itu rombongan Abia mendapat giliran bertugas dalam Bait Suci, dan pada saat diundi, Zakharia mendapat kehormatan untuk masuk ke dalam Bait Suci dan membakar ukupan di sana (ay 8-9).
  a) Untuk ‘Bait Suci’ digunakan kata bahasa Yunani NAOS yang menunjuk kepada sanctuary (Ruang Suci dan Ruang Maha Suci). Ini berbeda dengan kata Yunani HIERON yang juga mencakup pelataran Bait Suci.

b) Kata ‘ukupan’ oleh KJV/RSV/NIV/NASB diterjemahkan incense (= kemenyan). Hal ini dilakukan di Ruang Suci 2 x / hari, yaitu pada pagi dan sore (Kel 30:7-8).
 

2) Pada saat itu, seorang malaikat menampakkan diri kepada Zakharia (ay 11-12).
  a) Malaikat itu bernama Gabriel (ay 19).
Terhadap hal ini ada orang yang mengkritik / mengolok-olok: apakah di surga digunakan bahasa Ibrani?

Jawabnya: pada saat Tuhan menyuruh malaikat berbicara kepada manusia, tentu ia menggunakan bahasa yang dimengerti manusia itu. Saat itu berbicara kepada Zakharia yang adalah orang Yahudi, maka tentu tidak aneh kalau ia memperkenalkan dirinya dalam bahasa Ibrani.

b) Zakharia menjadi takut pada waktu melihat malaikat (ay 12-13a).

Ini adalah sesuatu yang lazim, dan karena itu kalau dalam Kitab Suci ada orang yang menjadi pucat dan bahkan rebah / pingsan karena melihat malaikat / Tuhan sendiri, itu tentu berbeda dengan ‘tumbang / rebah dalam Roh’ dimana orangnya tumbang / rebah tanpa mendapat penglihatan apa-apa!
 

3) Firman yang diberikan oleh malaikat (ay 13-17).
  a) Kelahiran Yohanes (Pembaptis) sebagai jawaban doa mereka (ay 13).
Ini menunjukkan bahwa: Penerapan: Adakah hal-hal yang dahulu saudara doakan tetapi sekarang tidak lagi? Baca dan renungkan Luk 18:1-8 dan berte-kunlah dalam doa. Ia dinamakan begitu karena misinya adalah memberitakan kasih karunia Allah kepada dunia.

Tetapi sekalipun misinya seperti itu, ia tetap merupakan seorang pengkhotbah yang sangat keras! Bdk. Luk 3:7-20.

Karena itu jangan sembarangan mencela pengkhotbah yang keras. Anti pada pengkhotbah keras sama saja dengan anti kepada Yohanes Pembaptis, rasul-rasul dan nabi-nabi, dan bahkan anti kepada Yesus sendiri, karena mereka semuanya merupakan pengkhotbah yang keras!
 

b) Akan ada sukacita karena kelahiran Yohanes yang akan menjadi besar di hadapan Tuhan (ay 14-15a).   Di sini Kitab Suci menunjukkan bahwa kita seharusnya bersukacita kalau anak kita menjadi besar di hadapan Tuhan.

Tetapi kenyataannya ada banyak orang (orang kristen sekalipun) yang bersukacita kalau anaknya menjadi besar di hadapan manusia / dunia, misalnya kalau anaknya menjadi orang kaya, terpandang, terkenal, berkedudukan tinggi, mempunyai gelar yang hebat dsb.

Dan sebaliknya juga ada banyak orang (orang kristen sekalipun) yang justru sedih kalau mempunyai anak yang menjadi seorang pelayan Tuhan / hamba Tuhan yang baik, tetapi tidak menjadi besar di hadapan dunia!

Renungkan:

Apakah saudara berharap, berdoa dan berusaha supaya diri saudara sendiri / anak saudara menjadi besar di hadapan Tuhan atau menjadi besar di hadapan dunia?

c) Penggambaran tentang Yohanes Pembaptis (ay 15-17):

Ini menunjukkan ia adalah seorang nazir Allah (Bil 6:3). Ini tak berarti bahwa ia adalah reinkarnasi Elia (bdk. Yoh 1:21), tetapi berarti bahwa ia mirip dengan Elia dalam keberanian dan semangatnya (bdk. 1Raja-raja 18:18 dengan Mat 14:4). Ada 2 hal yang penting tentang pertobatan orang banyak sebagai akibat pelayanan Yohanes Pembaptis: Ini menunjukkan bahwa pertobatan harus disertai pembaharuan / perbaikan hubungan dalam rumah tangga / keluarga!

Tentu saja ini hanya bisa terjadi kalau kedua belah pihak yang geger itu sama-sama bertobat. Damainya manusia dengan manusia berhubungan erat dengan damainya manusia-manusia itu dengan Allah. Kalau yang bertobat hanya satu, maka justru bisa terjadi perpecahan (bdk. Mat 10:34-36).

  Calvin berkata bahwa kalimat ‘hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya’ lalu diikuti dengan ‘hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang benar’ dan ‘umat yang layak bagiNya’, dan ini menunjukkan bahwa itu bukanlah damai di antara orang-orang yang diluar Tuhan.

Calvin lalu menambahkan:

"Accursed then be the peace and unity by which men agree among themselves apart from God" (= terkutuklah damai dan kesatuan dengan mana orang-orang menjadi akur di antara mereka sendiri terpisah dari Allah).

NASB: attitude (= sikap).

NIV/RSV/KJV: wisdom (= hikmat).

Kata Yunani yang dipakai adalah PHRONESEI.

Hendriksen menterjemahkan understanding (= pengertian), sedangkan A.T. Robertson menterjemahkan practical intelligence (= pengertian praktis) dan sebuah Kamus Yunani menterjemahkan way of thinking (= cara berpikir).

Ini menunjukkan bahwa dalam pertobatan harus ada perubahan pengertian / pikiran! Karena itu belajar Firman Tuhan adalah sesuatu yang mutlak penting!
 

IV) Ketidakpercayaan dan hukuman: Ay 18 menunjukkan bahwa Zakharia tidak percaya bahwa mereka yang sudah begitu tua bisa mempunyai anak, dan ia meminta tanda untuk itu.

2) Hukuman Tuhan terhadap Zakharia (ay 19-20).
 

a) Mengapa Zakharia dihukum, sedangkan orang-orang lain yang melakukan hal yang sama tidak dihukum? Contoh:
Jawabnya: Jelas bahwa Tuhan melihat adanya perbedaan sikap hati antara Zakharia dan Maria, Abraham, Gideon, dan Hizkia. Calvin berkata bahwa ini seperti tertawanya Abraham (Kej 17:17) yang berbeda dengan tertawanya Sara (Kej 18:12), dan karena itu sekalipun kedua-duanya tertawa, Sara ditegur tetapi Abraham tidak.

b) Zakharia dihukum sehingga menjadi bisu sampai anaknya lahir (± 9 bulan).

Dipersoalkan apakah Zakharia ini hanya bisu atau bisu tuli.

Perlu diketahui bahwa kata KOPHOS yang diterjemahkan bisu di sini, dalam literatur Yunani bisa berarti bisu, tuli, atau bisu tuli (Catatan: tetapi dalam Mark 9:25 digunakan 2 kata Yunani yang berbeda untuk bisu dan tuli).

  Dari ay 20,22,64 kelihatannya Zakharia hanya bisu, karena ditekankan bahwa ia tidak dapat berkata-kata. Tetapi ay 62 menunjukkan bahwa orang-orang berbicara kepadanya dengan isyarat, dan ini menunjukkan bahwa ia bukan hanya bisu tetapi bisu tuli.

Menjadi bisu tuli selama 9 bulan tentu merupakan sesuatu yang berat, dan inilah hukuman Tuhan terhadap ketidak-percayaan terhadap firmanNya! Ini menunjukkan bahwa Tuhan sama sekali tidak memandang ringan dosa ketidak-percayaan terhadap FirmanNya ini

Penerapan: Apakah saat ini saudara sedng tidak percaya pada bagian tertentu dari Firman Tuhan? Mungkin yang menyatakan Yesus sebagai satu-satunya jalan ke surga (Yoh 14:6 Kis 4:12 1Yoh 5:11-12)? Atau Firman yang menyatakan bahwa Allah mengatur segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihiNya (Ro 8:28)? Kalau ya, bertobatlah dan percayalah pada Firman Tuhan.
 

V) Penggenapan Firman Tuhan:

Dalam ay 24-25 terlihat bahwa Tuhan menepati Firman / janjiNya. Tuhan memang menghukum / menghajar Zakharia karena ketidak-percayaannya, tetapi Tuhan tidak membatalkan janji / Firman / RencanaNya tentang kelahiran Yohanes Pembaptis. Ini menyebabkan kita makin harus percaya pada Firman / janji Tuhan! Maukah saudara?

 

-AMIN-
 

email us at : gkri_exodus@mailcity.com