Kitab Kehidupan

oleh: Pdt. Budi Asali M.Div.


 

Kitab kehidupan

 

 

Luk 10:20 - “Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga.’”.

Fil 4:3 - “Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan”.

Wah 20:12,15 - “Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. ... Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu”.

Wah 21:27 - “Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu”.

 

Wah 3:5 - “Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan BapaKu dan di hadapan para malaikatNya”.

Kel 32:31-33 - “Lalu kembalilah Musa menghadap TUHAN dan berkata: ‘Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka. (32) Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu - dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis.’ (33) Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa: ‘Siapa yang berdosa kepadaKu, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitabKu”.

Maz 69:29 - “Biarlah mereka dihapuskan dari kitab kehidupan, janganlah mereka tercatat bersama-sama dengan orang-orang yang benar!.

 

 

I) Pandangan Arminian (Pdt. Jusuf B. S.) tentang Kitab Kehidupan.

 

Pdt. Jusuf B. S.: “Buku kehidupan adalah catatan dari orang-orang percaya yang masuk Surga, termasuk segala pahalanya, yang ditulis Allah. Buku ini tidak berbentuk seperti buku catatan kita, juga bukan seperti disket-disket komputer, tetapi jauh lebih canggih yaitu suatu catatan dengan cara Illahi yang sempurna, tidak bisa salah / hilang dan betul-betul tercatat dengan rapi, teliti, langkah (?) dan betul” - “Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 55.

 

Pdt. Jusuf B. S.: “Di mana terdapat buku ini? Terletak di hadapan hadirat Tuhan, itu berarti ada di dalam Surga” - “Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 56.

 

Kelihatannya dia percaya bahwa betul-betul ada catatan seperti itu, sekalipun bentuknya tidak ia ketahui. Pertanyaannya: apakah Allah yang maha tahu itu membutuhkan catatan dalam bentuk apapun?

 

Pdt. Jusuf B. S.: “Buku Kehidupan bukanlah catatan dari nama-nama orang yang pernah lahir dan hidup di dunia. Tetapi setiap orang yang percaya, yang mengakui nama Yesus, ia selamat dan menjadi putra Allah, baru namanya ditulis di dalam buku hayat - “Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 60.

 

Jadi ia percaya bahwa penulisan nama dalam kitab kehidupan itu baru dilakukan pada saat orangnya percaya kepada Yesus.

 

Pdt. Jusuf B. S.: “Nama di dalam Buku Kehidupan masih dapat dihapus! Selama kita hidup di dunia ini, masih dapat terjadi perubahan. Bukan satu kali selamat tetap selamat. Sebab itu Tuhan menyuruh kita memelihara keselamatan itu dengan hati-hati” - “Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal  63.

 

Pdt. Jusuf B. S.: “Dalam Kel 32:33 nama-nama orang Israel akan dihapus dari dalam Buku Kehidupan oleh sebab dosa-dosanya. Tuhan tidak akan mengancam atau menindak dengan sesuatu dusta atau omong kosong. Sebab itu penghapusan nama dari Buku Kehidupan itu ada, bisa terjadi! Musa memintakan ampun sehingga hal itu ditunda” - “Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal  64.

 

Ia percaya bahwa nama seseorang bisa dihapuskan dari kitab kehidupan. Dengan kata lain orang itu kehilangan keselamatannya.

 

 

II) Pandangan Reformed tentang kitab kehidupan.

 

1)  Memang benar bahwa kitab kehidupan mencatat nama-nama orang yang percaya kepada Yesus dan diselamatkan.

 

Luk 10:20 - “Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga.’”.

 

Fil 4:3 - “Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan”.

 

Wah 20:12,15 - “Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. ... Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu”.

 

Wah 21:27 - “Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu”.

 

Jadi jelas bahwa kitab kehidupan mencatat nama dari orang-orang yang selamat, atau dengan kata lain, orang yang namanya tercatat dalam Kitab Kehidupan itulah yang akan masuk surga (Wah 21:27). Sebaliknya, orang yang namanya tidak tercatat dalam kitab kehidupan itu akan masuk ke neraka (Wah 20:15). Karena itu Tuhan Yesus berkata: bersukacitalah karena namamu tercatat dalam kitab kehidupan (Luk 10:20).

 

John Stott: “One day the books will be opened, and the dead will be judged by what is written in the books, and everyone whose name is not found written in the Book of Life will be ‘thrown into the lake of fire’ (Rev. 20:11-15). Is your name written in the Lamb’s book of life? You can have a name among men for being alive (like the Church of Sardis) and still have no entry in God’s book of the living. ... Jesus told His disciples to rejoice that their names were ‘written in heaven’ (Lk. 10:20; cf. Heb. 12:23). Can you rejoice like that today?” [= Suatu hari kitab-kitab ini akan dibuka, dan orang mati akan dihakimi berdasarkan apa yang tertulis dalam kitab-kitab ini, dan setiap orang yang namanya tidak ditemukan tertulis dalam Kitab Kehidupan akan ‘dilemparkan ke dalam lautan api’ (Wah 20:11-15). Apakah namamu tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba? Di antara manusia kamu bisa terkenal sebagai orang yang hidup (spt Gereja Sardis) tetapi tetap tidak masuk dalam kitab orang hidup dari Allah. ... Yesus menyuruh murid-muridNya untuk bersukacita bahwa nama mereka ‘tertulis di surga’ (Luk 10:20; bdk. Ibr 12:23). Bisakah engkau bersukacita seperti itu hari ini?] - hal 97.

 

Karena itu jangan puas / bersukacita kalau nama saudara sekedar tercatat di gereja, bahkan tercatat sebagai orang yang menduduki jabatan tertentu dalam gereja / donatur gereja. Ini tidak menjamin keselamatan saudara! Tetapi kalau saudara percaya kepada Yesus dengan sungguh-sungguh, maka nama saudara tercatat dalam kitab kehidupan, dan itu yang menjamin keselamatan saudara!

 

2)  Penulisan nama dalam kitab kehidupan sudah dilakukan sejak dunia belum dijadikan!

 

Kalau tadi kita sudah mendengar bahwa kitab kehidupan itu mencatat nama-nama orang-orang yang percaya kepada Yesus, maka logikanya kita juga harus beranggapan bahwa penulisan nama terjadi pada saat seseorang percaya kepada Yesus (seperti yang diajarkan oleh Pdt. Jusuf B. S. di atas).

 

Tetapi ternyata tidak demikian! Kitab Suci mengajar bahwa Tuhan bukannya baru menuliskan nama seseorang di dalam kitab itu pada waktu orang itu bertobat / percaya kepada Yesus! Nama seseorang sudah tertulis atau tidak tertulis dalam kitab kehidupan sejak dunia belum dijadikan.

 

Ini bisa terlihat dalam 2 ayat Kitab Suci yaitu Wah 13:8 dan Wah 17:8.

 

a)  Wah 17:8 - “Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila .....

 

b)  Wah 13:8 - “Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih.

 

Hal yang perlu kita ketahui tentang Wah 13:8 ini adalah bahwa dalam bahasa Yunaninya, kata-kata ‘sejak dunia dijadikan’ mempunyai 2 kemungkinan:

 

1.  Dihubungkan dengan ‘penulisan dalam kitab kehidupan’.

 

Ini sesuai dengan terjemahan Kitab Suci Indonesia, dan juga RSV, NASB, dan ASV. Kalau dipilih arti ini, maka Wah 13:8 ini menjadi seperti Wah 17:8.

 

2.  Dihubungkan dengan ‘penyembelihan Anak Domba’.

 

Ini sesuai dengan KJV yang menterjemahkan: “... whose names are not written in the book of life of the Lamb slain from the foundation of the world” (= ... yang namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan dari Anak Domba yang disembelih sejak dunia dijadikan).

 

NIV dan NKJV menterjemahkan seperti KJV.

 

William Barclay (lebih-lebih orang-orang Reformed) memilih pandangan yang pertama, dengan berkata:

“We have in these two translations two equally precious truths. But, if we must choose, we must choose the first, because there is no doubt that is the way in which John uses the phrase when he repeats it in Revelation 17:8” (= Dalam kedua terjemahan ini kita mempunyai dua kebenaran yang sama berharga. Tetapi, jika kita harus memilih, kita harus memilih yang pertama, karena tidak ada keraguan bahwa demikianlah Yohanes menggunakan ungkapan itu ketika ia mengulanginya dalam Wahyu 17:8) - hal 96.

 

Catatan: perlu diingat bahwa andaikatapun yang benar dari dua kemungkinan ini adalah yang kemungkinan yang kedua, tetap ada Wah 17:8 yang jelas-jelas berbicara bahwa tertulisnya / tidak tertulisnya nama dalam kitab kehidupan itu sudah dilakukan sejak dunia dijadikan!

 

Memang kalau kita melihat Wah 13:8 dan Wah 17:8 di atas, kita melihat bahwa kedua ayat itu berbicara tentang orang yang namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan. Tetapi bahwa orang-orang tertentu namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan sejak dunia belum dijadikan, secara implicit / tidak langsung menunjukkan sebaliknya, yaitu bahwa orang yang namanya ada dalam kitab kehidupan, juga sudah tercatat sejak dunia belum dijadikan.

 

Bahwa nama seseorang sudah tertulis atau tidak tertulis dalam kitab kehidupan sebelum dunia dijadikan, jelas menunjukkan bahwa selamat atau tidaknya seseorang sudah ditentukan sejak dunia belum dijadikan. Inilah Predestinasi!

 

Calvin (tentang Maz 69:29): “the book of life being nothing else than the eternal purpose of God, by which he has predestinated his own people to salvation” (= kitab kehidupan bukan lain dari pada rencana kekal Allah, dengan mana Ia telah mempredestinasikan umatNya kepada keselamatan) - hal 73.

 

Calvin (tentang Kel 32:32): “By ‘the book,’ in which God is said to have written His elect, must be understood, metaphorically, His decree” (= Dengan kata ‘kitab’, dalam mana dikatakan Allah telah menuliskan orang-orang pilihanNya, harus dimengerti, secara simbolis, ketetapanNya) - hal 361-362.

 

Calvin (tentang Luk 10:20): “As it was the design of Christ to withdraw his disciples from a transitory joy, that they might glory in eternal life, he leads them to its origin and source, which is, that they were chosen by God and adopted as his children. ... The metaphorical expression, ‘your names are written in heaven,’ means, that they were acknowledged by God as His children and heirs, as if they had been inscribed in a register” (= Karena tujuan Kristus adalah untuk menarik murid-muridNya dari sukacita yang fana / tidak kekal, supaya mereka bisa bermegah dalam kehidupan yang kekal, Ia memimpin mereka kepada asal usul dan sumber dari keselamatan itu, yaitu bahwa mereka telah dipilih oleh Allah dan diadopsi menjadi anak-anakNya. ... Ungkapan yang bersifat simbolis ‘namamu tertulis di surga’ berarti bahwa mereka diakui oleh Allah sebagai anak-anak dan pewaris-pewarisNya, seakan-akan mereka telah dituliskan dalam sebuah daftar / catatan) - hal 34-35.

 

B. B. Warfield: “Book of life ..., which is certainly a symbol of Divine appointment to eternal life revealed in and realized through Christ” (= Kitab kehidupan ..., yang merupakan simbol dari penetapan pada kehidupan kekal yang dinyatakan dalam Kristus dan diwujudkan melalui Kristus) - ‘Biblical and Theological Studies’, hal 306.

 

John Owen: “This book of life is no other but the roll of God’s elect, immutable designation of them unto grace and glory” (= Kitab Kehidupan ini bukan lain dari daftar nama orang-orang pilihan Allah, penandaan yang kekal terhadap mereka kepada kasih karunia dan kemuliaan) - ‘Hebrews’, vol 7, hal 341.

 

Dengan mengatakan bahwa kitab kehidupan ini adalah suatu simbol, kelihatannya baik Calvin maupun Warfield tidak mempercayai bahwa kitab seperti itu betul-betul ada. Ini cuma suatu simbol yang menunjukkan bahwa orang-orang pilihan itu sudah tertentu dan mereka pasti akan selamat. Tidak mungkin terjadi kesalahan dalam hal ini, karena Allah itu maha tahu dan tidak mungkin salah.

 

Illustrasi: Seorang wanita setengah baya terkena serangan jantung dan dibawa ke rumah sakit. Pada saat di meja operasi dan dekat dengan kematian, ia melihat Allah. Ia bertanya: ‘Tuhan apakah ini memang sudah saatnya bagiku untuk mati?’. Tuhan menjawab: ‘Tidak, engkau masih punya waktu sekitar 30-40 tahun lagi untuk hidup’. Setelah sembuh, dengan pemikiran bahwa ia masih punya waktu beberapa puluh tahun untuk hidup, wanita itu melakukan operasi wajah, sedot lemak dan sebagainya. Ia lalu juga pergi ke seorang penata rambut, dan mengubah potongan rambut maupun warna rambutnya. Tetapi beberapa hari setelah itu, ia mengalami kecelakaan dan mati. Pada saat bertemu dengan Allah, ia lalu bertanya: ‘Aku kira Engkau mengatakan bahwa aku masih punya waktu 30-40 tahun lagi untuk hidup. Mengapa aku mati sekarang?’. ‘Oh’, jawab Allah, ‘Aku tidak mengenalimu’.

 

Kalau Allah memang seperti itu, maka Ia pasti betul-betul membutuhkan suatu kitab supaya jangan sampai salah. Tetapi karena Allah itu maha tahu, jelas bahwa Ia tidak membutuhkan semua itu. Jadi kitab kehidupan hanya merupakan simbol, yaitu simbol dari predestinasi.

 

Dalam persoalan ini mungkin muncul suatu pertanyaan: bagaimana kita bisa diharuskan percaya kepada Yesus kalau hal itu sudah ditetapkan oleh Tuhan? Kalau kita ditentukan sebagai orang reprobate (= orang yang ditentukan untuk binasa), bukankah kita tidak bisa percaya?

 

Jawab:

 

·        Rencana kekal Allah merupakan sesuatu yang tidak kita ketahui. Kita tidak tahu siapa yang ditentukan binasa, dan hal ini bukan merupakan pedoman hidup kita. Pedoman hidup kita adalah kehendak Allah yang dinyatakan, yaitu Firman Tuhan (Ul 29:29), dan Firman Tuhan menyuruh kita percaya.

 

·        Teologia Reformed memang menekankan kedaulatan Allah / penentuan Allah maupun tanggung jawab manusia. Sekalipun kedua hal itu rasanya tidak cocok, tetapi keduanya diajarkan oleh Kitab Suci, dan karena itu keduanya harus diterima. Jadi, sekalipun ada penentuan Allah, tetapi manusia tetap mempunyai tanggung jawab untuk percaya kepada Yesus.

 

3)  Penghapusan nama dari kitab kehidupan.

 

Maz 69:29 - “Biarlah mereka dihapuskan dari kitab kehidupan, janganlah mereka tercatat bersama-sama dengan orang-orang yang benar!.

 

Kel 32:31-33 - “Lalu kembalilah Musa menghadap TUHAN dan berkata: ‘Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka. (32) Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu - dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis.’ (33) Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa: ‘Siapa yang berdosa kepadaKu, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitabKu”.

 

Ayat-ayat di atas ini tidak boleh diartikan bahwa nama memang bisa dihapus dari kitab kehidupan. Alasannya:

 

a)  Predestinasi / rencana Allah tidak mungkin gagal (Ayub 42:2  Yes 14:24,26-27).

 

b)  Kita tidak boleh menafsirkan Maz 69:29 dan Kel 32:32-33 itu sehingga bertentangan dengan Wah 3:5 - “Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan BapaKu dan di hadapan para malaikatNya”.

 

John Stott (hal 97,98) mengatakan bahwa kata-kata ‘tidak akan menghapus’ dalam bahasa Yunaninya menggunakan ‘double negatives’ (2 x kata ‘tidak’), dan ini menunjukkan suatu penekanan bahwa Kristus tidak akan menghapus nama mereka dari kitab kehidupan.

 

Tetapi orang Arminian akan berkata: ‘Itu janji bagi orang kristen yang menang. Tetapi orang kristen yang kalah, namanya akan dihapuskan dari kitab kehidupan’.

 

Pdt. Jusuf B. S.: “Juga di sini (dalam Wah 3:5) Tuhan menjanjikan pada orang yang menang bahwa namanya akan jadi permanen di dalam Buku Kehidupan, sebab mereka menang. Tetapi orang-orang yang selalu jatuh bangun dalam dosa itu dalam bahaya. Kalau mereka terus menuruti daging dan hidup dalam dosa sampai mati, maka namanya yang sudah tertulis di dalam Buku Kehidupan akan terhapus dari dalamnya dan itu berarti tidak masuk dalam Kerajaan Surga” - “Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 65.

 

Saya menjawab argumentasi ini dengan 2 pertanyaan:

 

1.  Orang kristen mana yang tidak jatuh bangun dalam dosa? Jatuh bangun dalam dosa itu pasti terjadi pada diri orang kristen manapun, termasuk Paulus (Ro 7:15-19 bdk. 1Yoh 1:10). Ini berbeda dengan ‘terus menuruti daging dan hidup dalam dosa sampai mati’ yang jelas menunjukkan bahwa orangnya adalah orang kristen KTP.

 

2.  Apakah orang kristen yang sejati bisa kalah? Jelas tidak mungkin. Bandingkan dengan:

 

·        Ro 8:35-37 - “Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Seperti ada tertulis: ‘Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan.’ Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.

 

Ini masih ditambahi lagi dengan Ro 8:38-39 yang menjamin bahwa tidak ada apapun yang bisa memisahkan kita (orang kristen) dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

 

·        Wah 17:14 - “Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja. Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia.’”.

 

Catatan: kata-kata ‘juga akan menang’ (yang saya cetak miring) sebetulnya tidak ada, tetapi secara implicit itu ada.

 

·        1Kor 15:57 - “Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita”.

 

·        2Kor 2:14a - “Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenanganNya.

 

Kalau orang kristen sejati tidak mungkin kalah, maka jelas bahwa Wah 3:5 itu berlaku untuk setiap orang kristen dan dengan demikian penghapusan nama dari kitab kehidupan itu tidak mungkin terjadi.

 

Sekarang mari kita membahas lebih teliti kedua text tersebut di atas.

 

a)  Maz 69:29 - “Biarlah mereka dihapuskan dari kitab kehidupan, janganlah mereka tercatat bersama-sama dengan orang-orang yang benar!.

 

Beberapa penafsir seperti Adam Clarke, Albert Barnes, dan Keil & Delitzsch, menafsirkan bahwa ayat ini artinya adalah bahwa Daud berdoa supaya mereka dibunuh, dan tidak mendapat kehidupan yang panjang yang dijanjikan Allah kepada pengikut-pengikutNya.

 

Barnes’ Notes: “‘Let them be blotted out of the book of the living.’ That is, Let them cease to live; let them not be numbered among the living men; let them be cut off. ... The language has no reference to the future world; it is not a prayer that they should not be saved. ‘And not be written with the righteous.’ Let them not be registered or numbered with the righteous. ... The language is evidently derived from the idea so common in the Old Testament that length of days would be the reward of a righteous life ..., and that the wicked would be cut off in the midst of their days” (= ) - hal 230.

 

Keil & Delitzsch: “Let them be blotted out of ... that is to say, struck out of the list of the living, and that of the living in this present world; for it is only in the New Testament that we meet with the Book of Life as a list of the names of the heirs of the zwh aviwnioV (= ) - hal 285.

 

Catatan: tetapi dalam tafsirannya tentang Kel 32:32-33 Keil & Delitzsch memberikan kata-kata yang agak membingungkan artinya (lihat dalam bagian tentang Kel 32:32-33).

 

Calvin mengatakan bahwa kata-kata ini disesuaikan dengan kapasitas pengertian manusia.

 

Calvin: “he denounces against them eternal destruction, which is the obvious meaning of the prayer, that they might be blotted out of the book of the living; for all those must inevitably perish who are not found written or enrolled in the book of life. This is indeed an improper manner of speaking; but it is one well adapted to our limited capacity, the book of life being nothing else than the eternal purpose of God, by which he has predestinated his own people to salvation. God, it is certain, is absolutely immutable; and, farther, we know that those who are adopted to the hope of salvation were written before the foundation of the world, (Eph. 1:4;) but as God’s eternal purpose of election is incomprehensible, it is said, in accommodation to the imperfection of the human understanding, that those whom God openly, and by manifest signs, enrols among his people, ‘are written.’ On the other hand, those whom God openly rejects and casts out of his Church are, for the same reason, said ‘to be blotted out.’” (= ) - hal 73-74.

 

Calvin: “Yet I do not deny that the Spirit sometimes accommodates the utterance to the measure of our understanding - for instance, when he says: ‘They shall not be in the secret of my people, or be enrolled in the register of my servants’ (Ezek. 13:9). It is as if God were beginning to write in the book of life those whom he reckons among the number of His people, although we know, as Christ bears witness (Luke 10:20), that the names of the children of God have been written in the book of life from the beginning (Phil. 4:3). But these words simply express the casting away of those who seemed the chief among the elect, as the psalm had it: ‘Let them be blotted out of the book of life; let them not be enrolled among the righteous’ (Ps. 69:28; cf. Rev. 3:5)” (= ) - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book III, Chapter 24, no 9.

 

Catatan:

 

·        Luk 10:20 secara hurufiah seharusnya adalah ‘your names have been written in heaven’ (= namamu telah tertulis di surga).

 

·        sebetulnya kalau mau menunjukkan bahwa nama sudah tertulis dalam kitab kehidupan sejak semula, lebih baik menggunakan Wah 13:8 dan Wah 17:8.

 

Spurgeon menafsirkan bahwa penghapusan nama dari kitab kehidupan menunjukkan bahwa nama itu tidak pernah dituliskan dalam kitab kehidupan itu.

 

C. H. Spurgeon: “the inner meaning of being blotted out from the book of life is to have it made evident that the name was never written there at all. Man in his imperfect copy of God’s book of life will have to make many emendations, both of insertion and erasure; but, as before the Lord, the record is for ever fixed and unalterable” (= ) - ‘The Treasury of David’, vol 2, hal 184.

 

Matthew Poole mengatakan bahwa nama seseorang dikatakan ditulis dalam kitab kehidupan, atau dihapuskan dari kitab kehidupan, sesuai dengan kelihatannya dari jalan kehidupan mereka. Tetapi bahwa penghapusan nama tidak bisa diartikan secara hurufiah, terlihat dengan jelas dari bagian akhir dari Maz 69:29 itu.

 

Matthew Poole: “In this book men may be said to be written, either, 1. In reality, by God’s election and predestination. Or, 2. In appearance, when a man is called by God to the profession and practice of the true religion, and into covenant with himself, and professeth to comply with it; ... And when a man renounceth this profession and religion, he may be said to be ‘blotted out of’ that ‘book’, because his apostacy makes it evident that he was not written in it, as he seemed to be. ... men may be said to be ‘written in’ or ‘blotted out of this book’, when they seem to be so by the course of their lives and actions. But that this ‘blotting out’ is not meant properly and positively, is clear from the last branch of this verse; which, after the manner of these books, expounds the former, wherein this doubtful phrase is explained by one which is evident and unquestionable, even by his not being ‘written’ in it; for it is impossible that a man’s name should be properly blotted out of that book in which it was never written” (= ) - hal 110.

 

Psalm 69:28 (KJV): ‘Let them be blotted out of the book of the living, and not be written with the righteous’ (= Biarlah mereka dihapuskan dari kitab kehidupan, dan tidak ditulis dengan orang benar).

 

Kata Ibraninya bisa diartikan ‘menulis’ atau ‘mencatat’.

 

Kata-kata Poole ini, khususnya yang bagian akhir, perlu diperhatikan. Memang Maz 69:29 itu mengidentikkan ‘penghapusan nama’ dan ‘tidak dituliskannya nama’.

 

W. S. Plumer: “To ‘be blotted out of this book’ is the same thing as not to ‘be written with the righteous’. The clauses are parallel” (= Dihapuskan dari kitab ini adalah sama dengan tidak ditulis dengan orang benar. Kedua kalimat itu paralel) - ‘The Psalms’, hal 684.

 

Pulpit Commentary memberikan penafsiran yang berbeda / bertentangan. Ia berkata:

“‘And not be written with the righteous;’ i.e. not remain written in the book side by side with the names of the righteous” (= ‘Dan tidak ditulis dengan orang benar’; artinya tidak tetap tertulis dalam kitab itu bersama-sama dengan nama-nama orang benar) - hal  55.

 

Tetapi kata ‘remain’ (= tetap) ini sebetulnya tidak ada dalam ayat itu, dan karena itu penafsiran ini tidak bisa diterima!

 

b)  Kel 32:31-33 - “Lalu kembalilah Musa menghadap TUHAN dan berkata: ‘Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka. (32) Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu - dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis.’ (33) Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa: ‘Siapa yang berdosa kepadaKu, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitabKu”.

 

Adam Clarke mengatakan bahwa kitab itu merupakan catatan dari orang-orang Israel. Yang namanya dihapus adalah orang-orang yang tidak diperkenankan untuk masuk ke Kanaan.

 

Keil & Delitzsch: “To blot out of Jehovah’s book, therefore, is to cut off from fellowship with the living God, or from the kingdom of those who live before God, and to deliver over to death” (= ) - hal  231.

 

Pulpit Commentary mengatakan (hal 343) bahwa ada yang mengartikan bahwa kata-kata Musa dalam Kel 32:32 ini hanya sekedar berarti ‘Bunuhlah aku’. Jadi, kitab itu hanya diartikan sebagai kitab yang mencatat nama-nama orang-orang yang masih hidup, dan tak berhubungan dengan keselamatan. Tetapi Pulpit Commentary sendiri lebih setuju bahwa itu juga berhubungan dengan keselamatan.

 

Sama seperti dalam tafsirannya tentang Maz 69:29 di atas Calvin menganggap bahwa istilah ‘penghapusan nama’ dipakai untuk menyesuaikan dengan pengertian manusia (semacam bahasa antropomorphis). Tentu kita tidak bisa mengartikan bahwa bisa terjadi perubahan dalam rencana kekal Allah. Istilah ‘penghapusan nama’ itu hanya untuk menunjukkan bahwa Tuhan akhirnya menyatakan bahwa orang-orang reprobate, yang untuk sementara kelihatannya terhitung bersama-sama dengan orang-orang pilihan, sebetulnya sama sekali tidak termasuk di dalamnya.

 

Dalam tafsirannya tentang Kel 32:32, Calvin berkata:

“By ‘the book,’ in which God is said to have written His elect, must be understood, metaphorically, His decree. But the expression which Moses uses, asking to be blotted out of the number of the pious, is an incorrect one, since it cannot be that one who has been once elected should be ever reprobated; and those lunatics who, on this ground, overturn, as far as they can, that prime article of our faith concerning God’s eternal predestination, thereby demonstrate their malice no less than their ignorance. David uses two expressions in the same sense, ‘blotted out,’ and ‘not written:’ ‘Let them be blotted out of the book of the living, and not be written with the righteous.’ (Ps. 69:28.) We cannot hence infer any change in the counsel of God; but this phrase is merely equivalent to saying, that God will at length make it manifest that the reprobate, who for a season are counted amongst the number of the elect, in no respect belong to the body of the Church. Thus the secret catalogue, in which the elect are written, is contrasted by Ezekiel (13:9) with that external profession, which is often deceitful. Justly, therefore, does Christ bid His disciples rejoice, ‘because their names are written in heaven,’ (Luke 10:20;) for, albeit the counsel of God, whereby we are predestinated to salvation, is incomprehensible to us, ‘nevertheless (as Paul testifies) this seal standeth sure, The Lord knoweth them that are his.’ (2Tim. 2:19)” (= ) - hal 361-362.

 

Yeh 13:9 - “Aku akan mengacungkan tanganKu melawan nabi-nabi yang melihat perkara-perkara yang menipu dan yang mengucapkan tenungan-tenungan bohong; mereka tidak termasuk perkumpulan umatKu dan tidak akan tercatat dalam daftar kaum Israel, dan tidak akan masuk lagi di tanah Israel; dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan ALLAH”.

 

Dan tentang Kel 32:33, Calvin berkata:

“In these words God adapt Himself to the comprehension of the human mind, when He says, ‘Him will I blot out;’ for hypocrites make such false profession of His name, that they are not accounted aliens, until God openly renounces them: and hence their manifest rejection is called erasure” (= Dalam kata-kata ini Allah menyesuaikan diriNya sendiri dengan pengertian pikiran manusia, pada saat Ia berkata ‘Aku tidak akan menghapuskannya’; karena orang-orang munafik membuat pengakuan palsu tentang namaNya supaya mereka tidak dianggap sebagai orang asing / non kristen, sampai Allah secara terbuka menyangkal mereka sebagai anak: dan karena itu penolakan yang nyata ini disebut penghapusan) - hal 362.

 

Juga dalam Kel 32:33 itu, mungkin sekali Tuhan menggunakan kata-kata itu untuk menyesuaikan dengan kata-kata Musa dalam Kel 32:32.

 

 

Kesimpulan / penutup.

 

Kitab kehidupan hanya merupakan simbol dari predestinasi. Penghapusan nama dari kitab kehidupan tidak benar-benar ada. Istilah itu digunakan hanya karena Allah menyesuaikan diri dengan pengertian manusia yang terbatas, sehingga Ia menggambarkan tindakanNya seperti tindakan manusia yang mencatat, menghapus dan sebagainya. Orang yang ‘dihapus namanya’ adalah orang kristen KTP, yang sebetulnya tidak pernah tercatat di dalam kitab kehidupan itu. Bagi orang percaya / pilihan, namanya sudah ada dalam kitab kehidupan sejak dunia belum dijadikan dan tidak mungkin akan dihapuskan. Puji Tuhan.

 

 

-AMIN-