Eksposisi Kitab Kejadian

oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.


 

Kejadian 49:8-10

 

 

I) Arti nubuat ini.

 

1)   Ay 8-10a jelas menunjukkan bahwa Yehuda akan menurunkan raja-raja.

 

Ay 8b: ‘tanganmu akan menekan tengkuk musuhmu’.

 

Ini menunjukkan bahwa musuh itu ada, tetapi Yehuda akan menang.

 

Ay 8c: ‘kepadamu akan sujud anak-anak ayahmu’.

 

Ini tidak dimaksudkan untuk Yehuda dan saudara-saudaranya, tetapi untuk keturunan mereka. Jadi maksudnya: keturunan saudara-saudara Yehuda akan sujud kepada suku Yehuda.

 

Ay 9: penterjemah dari Calvin’Commentary untuk Kitab Kejadian mengatakan bahwa di sini ada 3 istilah untuk singa:

 

1.      GUR = anak singa. Ini suku Yehuda mula-mula.

 

2.      ARYAH = singa dewasa. Ini suku Yehuda pada jaman Daud.

 

3.      LABI = singa betina tua. Ini suku Yehuda pada jaman setelahnya.

 

Ay 10a: ‘tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya’.

 

Ini jelas menunjukkan bahwa Yehuda akan menurunkan raja-raja.

 

Keil & Delitzsch: “The sceptre is the symbol of regal command, and in its earliest form it was a long staff, which the king held in his hand when speaking in public assemblies; and when he sat upon his throne he rested it between his feet, inclining towards himself” (= Tongkat kerajaan adalah simbol dari perintah raja, dan bentuknya yang mula-mula adalah sebuah tongkat yang panjang, yang dipegang oleh raja di tangannya pada waktu berbicara di depan kumpulan banyak orang; dan pada waktu ia duduk di tahtanya diletakkan di antara kakinya, bersandar pada dirinya sendiri).

 

Sekarang perhatikan ay 10b: ‘sampai dia datang yang berhak atasnya’.

 

KJV: ‘until Shiloh come’ (= sampai Shiloh datang).

 

NASB: ‘until Shiloh comes’ (= sampai Shiloh datang).

 

Keil & Delitzsch: “Judah - this is the idea - was to rule, to have chieftainship, till Shiloh came, i.e. for ever. It is evident that the coming of Shiloh is not to be regarded as terminating the rule of Judah, from the last clause of the verse, according to which it was only then that it would attain to dominion over the nations” (= artinya adalah: Yehuda akan memerintah, mengepalai semua suku, sampai Shiloh datang, yaitu selamanya. Dari anak kalimat terakhir dari ayat itu, jelas bahwa datangnya Shiloh tidak dianggap sebagai berakhirnya pemerintahan Yehuda, karena menurut bagian itu pada saat itulah Yehuda akan berkuasa atas bangsa-bangsa).

 

Catatan: tentang ‘sampai Shiloh datang’ perhatikan penjelasannya pada point no 2) di bawah.

 

Tetapi mengapa Yehuda akhirnya dikalahkan dan dibuang ke dalam pembuangan Babilonia?

 

Calvin: “... although the royal majesty did not shine brightly from David until Christ, yet some pre-eminence remained in the tribe of Judah, and thus the oracle was fulfilled” (= ... sekalipun keagungan kerajaan tidak bersinar terang dari Daud sampai Kristus, tetapi beberapa keunggulan tetap ada dalam suku Yehuda, dan dengan demikian sabda ilahi itu tergenapi).

 

Bdk. Yeh 21:24-27 yang menubuatkan kejatuhan Kerajaan Daud, tetapi juga menyatakan bahwa ini tidak berlangsung kekal, tetapi hanya ‘sampai ia datang yang berhak atasnya’ (Yeh 21:27  bdk. Kej 49:10!).

 

Calvin menyimpulkan dari Yeh 21:26 dan Amos 9:11 sebagai berikut:

“Whence we infer, that the kingdom was not so confirmed as always to shine with equal brightness; but that, though, for a time, it might lie fallen and defaced, it should afterwards recover its lost splendour” (= dari mana kami menyimpulkan bahwa kerajaan itu tidaklah diteguhkan sedemikian rupa seakan-akan terus bersinar dengan terang yang sama; tetapi bahwa sekalipun untuk seketika kerajaan itu bisa jatuh dan rusak, setelah itu kerajaan itu pasti pulih / mendapatkan kembali kemegahannya yang hilang).

 

Keil & Delitzsch: “Jacob’s prophecy of the sceptre not passing from Judah till Shiloh came, did not preclude a temporary loss of power” (= nubuat Yakub tentang tongkat kerajaan yang tidak akan beranjak dari Yehuda sampai datangnya Shiloh, tidak menghalangi kehilangan kekuasaan untuk sementara).

 

Penterjemah dari Calvin’s Commentary untuk Kitab Kejadian memberikan penafsiran yang agak berbeda. Ia berkata:

“... the term rendered ‘sceptre’ means also ‘rod’, and sometimes is translated ‘tribe’; perhaps because each of the twelve tribes had its rod laid up in the tabernacle and temple. Hence it may be inferred that the expression, ‘The sceptre shall not depart from Judah,’ means that Judah alone should continue in its integrity, as a tribe, till the coming of the Messiah. This renders it unnecessary to attempt any proof of the retention of regal power and authority in the tribe” (= ... istilah yang diterjemahkan ‘tongkat kerajaan’ juga berarti ‘tongkat’, dan kadang-kadang diterjemahkan ‘suku’; mungkin karena setiap suku dari 12 suku itu mempunyai tongkat yang diletakkan di Kemah Suci dan Bait Allah. Jadi bisa disimpulkan bahwa ungkapan ‘Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda’ berarti bahwa hanya Yehuda saja yang akan terus utuh sebagai suatu suku, sampai kedatangan Mesias. Ini membuat kita tidak perlu membuktikan tetap adanya kuasa dan otoritas kerajaan dalam suku Yehuda).

 

2)   Ay 10b: ini ayat sukar yang terjemahannya berbeda-beda.

 

KS Indonesia: ‘sampai dia datang yang berhak atasnya’.

 

NIV/RSV: ‘until he comes to whom it belongs’ (= sampai dia yang mempunyainya datang).

 

KJV: ‘until Shiloh come’ (= sampai Shiloh datang).

 

NASB: ‘until Shiloh comes’ (= sampai Shiloh datang).

 

Rupanya KS Indonesia, RSV, NIV menterjemahkan dari suatu manuscript yang berbeda yang berbunyi ‘until Selloh comes’ [Derek Kidner (Tyndale)], yang bisa berarti:

 

·        ‘till what is his comes’ (= sampai miliknya datang).

 

Ini seperti Septuaginta / LXX yang menterjemahkan: ‘till Judah’s full heritage appears’ (= sampai warisan penuh dari Yehuda muncul).

 

·        ‘until he comes, to whom it belongs’ (= sampai dia yang mempunyainya datang).

 

Ini seperti terjemahan KS Indonesia, NIV, RSV.

 

Tetapi kebanyakan penafsir mempertahankan terjemahan KJV/NASB: ‘until Shiloh comes’ (= sampai Shiloh datang).

 

Sekarang, apa artinya Shiloh? Macam-macam arti:

 

·        Shiloh = Tranquility (= ketenangan / kesentosaan).

 

·        Shiloh = The Peaceable One (= Orang yang suka damai).

 

·        Shiloh = The Pacifier (= Pembawa damai / perdamaian).

 

Keil & Delitzsch: Kata Shiloh diturunkan dari kata Shalah, yang berarti to be quiet (= tenang), to enjoy rest (= menikmati ketenangan), security (= keamanan). Shiloh tidak harus menunjuk pada tempat (a place of rest) tetapi bisa menunjuk kepada orang, yaitu ‘the man of rest’ (= manusia damai) atau ‘the bearer of rest’ (= pembawa damai). SHILOH adalah gelar untuk Mesias.

 

 

II) Penggenapan nubuat ini.

 

1)     Pada jaman Musa, Yehuda sudah menduduki tempat terutama di antara semua suku (Bil 2:2-3  Bil 7:12  Bil 10:14).

 

2)     Setelah Yosua mati, Yehuda yang pertama menyerang orang Kanaan yang tersisa (Hak 1:1-2).

 

3)     Dalam jaman hakim-hakim, hakim pertama berasal dari suku Yehuda, yaitu Otniel (Hak 3:9  bdk. Yos 15:1-12,13-19,20-63).

 

4)     Dalam perang saudara antara suku-suku Israel melawan suku Benyamin, suku Yehuda yang maju dahulu (Hak 20:18).

 

5)     Raja Daud berasal dari suku Yehuda (bdk. 1Taw 28:4).

 

Tetapi mengapa raja pertama, yaitu Saul, bukan dari suku Yehuda, tetapi dari suku Benyamin? Calvin berkata: karena sekalipun Allah mau ada raja, tetapi Israel minta terlalu cepat dan minta dengan motivasi yang salah, sehingga Allah memberi raja yang salah, yaitu Saul.

 

6)     Raja Salomo (Ibrani: Shelomoh), arti namanya adalah the peaceful one (= orang yang penuh damai). Baca 1Taw 22:9-10!

 

7)     Puncak penggenapan adalah dalam diri Yesus / Mesias.

 

Adalah sesuatu yang luar biasa bahwa pada jaman Yakub, sekitar 2000 tahun sebelum kelahiran Kristus, sudah dinubuatkan bahwa:

 

a)   Yesus / Mesias akan datang dari suku Yehuda.

 

Ini tergenapi dengan tepat, karena baik Yusuf (Mat 1:20  Luk 1:27  Luk 2:4) maupun Maria (Luk 1:32,69) adalah dari suku Yehuda.

 

Catatan: sebetulnya Yusuf memang tidak ada hubungan darah dengan Yesus, tetapi secara hukum ia adalah ayah Yesus.

 

b)   KepadaNya akan takluk bangsa-bangsa (ay 10 akhir).

 

Bahwa ini tergenapi, terlihat dari Kisah Rasul maupun dari sejarah dan fakta jaman ini dimana kekristenan tersebar di seluruh dunia.

 

c)   Kristus adalah Raja Damai.

 

Jadi bangsa-bangsa bukan ditaklukkan dengan kekerasan! Bdk. Yoh 14:27  Mat 20:25-28  Mat 11:28-30  Ro 5:1.

 

Apakah Raja Damai itu, melalui kasih dan pengorbananNya di atas kayu salib, telah menaklukkan saudara? Takluklah sekarang, karena kalau tidak, nanti pada akhir jaman saudara akan terpaksa takluk (bdk. Fil 2:10-11), tetapi tanpa guna.

 

 

III) Yesus sebagai Pembawa Damai.

 

Bahwa Yesus adalah SHILOH / Pembawa Damai, terlihat dari:

 

1)   Nubuat-nubuat Perjanjian Lama yang lain:

 

a)   Yes 9:5-6a (KS Inggris Yes 9:6-7a) menyebutNya The Prince of Peace / Raja Damai.

 

Kata Ibrani untuk peace / damai adalah Shalom.

 

b)   Mikha 5:1-4 jelas merupakan nubuat tentang kelahiran Mesias, dan dalam ay 4nya dikatakan: ‘dia menjadi damai sejahtera (SHALOM)’ [NIV: he will be their peace (= ia akan menjadi damai mereka)].

 

2)   Melkizedek, yang adalah TYPE dari Kristus, adalah raja Salem (Kej 14:18). Kata SALEM berarti peaceful (= penuh damai).

 

3)   Pada Natal yang pertama, para gembala di padang melihat sejumlah malaikat menyanyi memuji Allah: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya” (Luk 2:14).

 

4)   Mat 11:28-30 - “Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah kepadaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan bebanKupun ringan”.

 

5)   Yoh 14:27 - Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahteraKu Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu”.

 

6)   2Kor 5:18a,19a - “... Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diriNya ... Sebab Allah telah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka”.

 

7)   Ef 2:11-18 - bacalah text ini dalam Alkitab saudara!

 

Dari ayat-ayat di atas terlihat bahwa ada 3 macam damai yang menjadi tujuan Kristus datang ke dalam dunia:

 

1.   Damai antara manusia berdosa dengan Allah (Ef 5:11-18  2Kor 5:18-19).

 

Ini hanya bisa tercapai melalui iman kepada Yesus (Ro 5:1 - “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita Yesus Kristus”).

 

Yesus datang pada Natal yang pertama dengan tujuan utama untuk mendamaikan manusia berdosa dengan Allah. Untuk itu Ia mati disalib menebus dosa manusia. Sekarang, kalau saudara mau berdamai dengan Allah, saudara hanya perlu percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan saudara! Maukah saudara?

 

2.   Damai dalam hati (Mat 11:28-30  Yoh 14:27).

 

Rusaknya atau tidak adanya hubungan dengan Allah menyebabkan manusia tidak mempunyai damai (bdk. Kej 3). Sebaliknya yang ada hanyalah kegelisahan, kekosongan, kekuatiran, ketakutan, kesumpekan, dsb. Ada banyak orang yang berusaha mendapatkan damai dengan mencari kekayaan, kesenangan, hiburan dsb. Tetapi semua itu paling banyak hanya bisa memberikan kesenangan semu yang bersifat lahiriah / di luar, dan yang tahan hanya sebentar saja! Tetapi kalau saudara mau datang kepada Yesus dan diperdamaikan dengan Allah, maka saudara akan mendapat damai di hati yang berbeda dengan damai yang semu dan lahiriah itu.

 

Yoh 14:27 - “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahteraKu Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu”.

 

3.   Damai antara manusia dengan manusia (Ef 2:14-16).

 

Yesus pernah mengucapkan kata-kata yang mengejutkan dan sangat membingungkan banyak orang, yaitu dalam Mat 10:34-36 yang berbunyi:

“Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya”.

 

Artinya: kalau ada suatu keluarga atau kelompok mendengar tentang Yesus, dan lalu sebagian menolak Yesus tetapi sebagian menerima Yesus, maka orang-orang yang menolak Yesus itu bisa menjauhi, memusuhi, menganiaya, dan bahkan membunuh orang-orang yang menerima Yesus. Contoh: Yoh 7:43  Yoh 9:16  Kis 14:1-4.

 

Tentu saja kalau hal ini terjadi, itu bukanlah salah dari orang-orang yang menerima Yesus, dan lebih-lebih bukan salahnya Yesus, tetapi salahnya orang-orang yang menolak Yesus.

 

Tetapi bisa juga terjadi sebaliknya, dimana dua kelompok yang dulunya bermusuhan, setelah kedua kelompok itu sama-sama percaya kepada Yesus, lalu bersatu / berdamai. Misalnya: masuknya orang Samaria ke dalam gereja Yahudi (Kis 8), atau bersatunya orang Yahudi dan non Yahudi dalam Kristus (Ef 2:14-16). Dalam arti inilah dikatakan bahwa Yesus membawa damai antara manusia dengan manusia.

 

Perlu diingat bahwa Ketiga damai di atas dipengaruhi oleh dosa! Kalau kita berbuat dosa, apalagi dengan sengaja, maka:

 

·        sekalipun kita tidak kembali menjadi musuh Allah, tetapi hubungan / persekutuan dengan Allah merenggang.

 

·        damai dalam hati bisa hancur dan berubah menjadi kegelisahan, kesumpekan dsb.

 

·        damai dengan sesama, bahkan dengan sesama saudara seiman, tentu juga bisa hancur, dan berubah menjadi perpecahan, permusuhan dsb.

 

 

Kesimpulan / penutup:

 

Untuk saudara-saudara yang belum sungguh-sungguh percaya kepada Yesus, berilah diri saudara diperdamaikan dengan Allah melalui iman kepada Kristus! Mungkin saudara tidak merasa perlu berdamai dengan Allah, karena saudara tidak pernah merasa bermusuhan dengan Allah. Tetapi ingat bahwa:

 

1)   Sejak Adam jatuh ke dalam dosa, semua kita lahir dalam keadaan berdosa (dosa asal), dan ini menyebabkan sejak kita lahir, kita sudah ada di bawah murka Allah (Ef 2:1-3).

 

2)   Setiap dosa yang kita lakukan, besar atau kecil, sengaja atau tidak, melalui kata-kata, hati pikiran atau tingkah laku kita, menyakiti Allah yang maha suci.

 

Karena itulah maka semua manusia membutuhkan perdamaian dengan Allah melalui Yesus Kristus ini! Maukah saudara?

 

Untuk saudara-saudara yang sudah percaya, punyailah suatu tekad untuk membuang semua dosa, supaya damai dengan Allah, damai dalam hati, dan damai dengan sesama bisa makin ditingkatkan. Maukah saudara? Kiranya Tuhan memberkati saudara.

 

 

-AMIN-

 

 

Catatan: sisa nubuat Yakub untuk anak-anaknya (Kej 49:11-28), tidak saya bahas, karena tidak ada hal yang terlalu penting yang bisa saya dapatkan dari sana.


 


 

email us at : gkri_exodus@lycos.com