>

Seri Surat Paulus kepada Jemaat Korintus yang Pertama

oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.


EXPOSISI I KORINTUS 14

Baik golongan Kharismatik, maupun golongan anti Kharismatik sering menggu-nakan ayat-ayat dari 1Kor 14 untuk mendukung pandangannya masing-masing. Tetapi sering sekali terjadi bahwa dalam penggunaan ayat-ayat dalam 1Kor 14 ini, kontexnya tidak dipedulikan. Dengan kata lain, banyak orang menggunakan ayat-ayat dalam 1Kor 14 terlepas dari kontexnya. Ini tentu saja merupakan penggunaan / cara penafsiran yang keliru! Ayat Kitab Suci tidak pernah boleh ditafsirkan terlepas dari kontexnya! Karena itu perlu sekali kita mempelajari exposisi dari seluruh 1Kor 14 supaya kita bisa menafsirkan setiap ayat sesuai dengan kontexnya! Untuk itu, sebelum saudara membaca exposisi ayat per ayat di bawah ini, bacalah seluruh 1Kor 14 sedikitnya satu atau dua kali.

Ay 1-5:

1) Ay 1a: 'kejarlah kasih itu'.

Setelah menjelaskan tentang kasih dalam 1Kor 13, maka sekarang Paulus berkata 'kejarlah kasih itu'.

a) Ini menunjukkan bahwa kasih adalah hal yang sangat penting.

Dalam 1Kor 12 dan 1Kor 14 Paulus sebetulnya membahas tentang karu-nia-karunia untuk melayani Tuhan, tetapi toh ia menyelipi ke dua pasal itu dengan 1Kor 13 yang membicarakan tentang kasih, dan lalu berkata bahwa kita harus mengejar kasih. Ini menunjukkan bahwa kasih adalah sesuatu yang mutlak harus ada dalam pelayanan. Tanpa kasih (baik ke-pada Tuhan maupun kepada sesama manusia), pelayanan akan dilaku-kan tanpa beban dan kesungguhan.

Karena itu renungkan: apakah ada kasih dalam diri saudara?

b) Kasih memang adalah buah Roh Kudus (Gal 5:22), tetapi itu tidak berarti bahwa dengan berdiam diri / bersikap pasif kita bisa menjadi orang yang penuh kasih. Karena itu Paulus berkata 'kejarlah kasih itu'!

Penerapan:

Boleh jadi saudara mengejar Firman Tuhan, tetapi apakah saudara me-ngejar kasih?

c) Ada beberapa hal yang harus saudara lakukan kalau saudara mau menjadi orang yang penuh kasih:

2) Ay 1b: 'usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karu-nia untuk bernubuat'.

a) 'Usahakanlah ... memperoleh' (bdk. ay 39 dan 12:31 yang menggunakan kata Yunani yang sama).

Kata Yunani yang digunakan adalah ZELOUTE yang arti sebenarnya adalah 'be zealous for' (= bersemangatlah / berkobar-kobarlah untuk).

Ada beberapa penafsiran tentang bagian ini:

Jadi, setiap orang kristen harus berusaha mendapatkan karunia- karunia rohani. Ini lalu dijadikan dasar untuk berusaha mendapatkan karunia bahasa Roh.

Tetapi ada keberatan yang serius terhadap ajaran / penafsiran ini:

Dasar dari pandangan ini: kata ZELOUTE ini merupakan kata perintah bentuk jamak (kata perintah yang ditujukan kepada banyak orang)!

Jadi artinya ialah: gereja lokal harus mencari orang-orang yang mempunyai karunia-karunia rohani, terutama karunia bernubuat.

Penerapan:

Kalau suatu gereja mencari seorang hamba Tuhan, maka yang ter-penting adalah bahwa hamba Tuhan itu mempunyai karunia membe-ritakan Firman Tuhan (berkhotbah / mengajar)! Demikian juga guru sekolah minggu haruslah orang yang betul-betul bisa mengajar!

Kalau diartikan seperti ini, maka jelas bahwa mereka bukan harus berusaha mendapatkan, tetapi hanya harus menghargai karunia- karunia Roh, khususnya karunia bernubuat.

Rupa-rupanya orang Korintus jaman itu, sama seperti kebanyakan orang Kharismatik jaman ini, terlalu mengagungkan / menghargai karunia bahasa Roh, sehingga dalam ay 1 ini Paulus lalu menyuruh mereka menghargai karunia untuk bernubuat. Dan memang pene-kanan utama dari seluruh 1Kor 14 ini adalah bahwa karunia ber-nubuat jauh lebih berharga dari pada karunia bahasa Roh. Kalau dalam membaca seluruh 1Kor 14 tadi saudara belum melihat pene-kanan utama ini, bacalah seluruh 1Kor 14 sekali lagi!

b) 'Terutama karunia untuk bernubuat'.

Penerapan:

Kalau kita membaca seluruh 1Kor 14 maka terlihat bahwa karunia nubuat ini dipentingkan bukan karena melihat cara orang itu menda-patkan beritanya (dengan belajar Kitab Suci atau mendapatkan lang-sung dari Tuhan), tetapi karena melihat penyampaian Firman Tuhan yang ia lakukan, karena inilah yang membangun jemaat.

Jadi saya berpendapat bahwa semua karunia pemberitaan Firman Tuhan adalah karunia yang terutama / terpenting.

3) Ay 2:

a) 'Berkata-kata dengan bahasa Roh' (ay 2a).

KJV: 'unknown tongue' (= bahasa Roh / lidah yang tidak dikenal). Hal yang sama terjadi pada ay 4,14,19,27.

Mungkin terjemahan KJV inilah yang mengilhami pemikiran / kepercayaan adanya bahasa Roh yang bukan merupakan bahasa manusia. Tetapi sebenarnya kata 'unknown' (= tidak dikenal) ini tidak ada dalam bahasa Yunaninya. NKJV yang merevisi KJV, dan juga semua versi bahasa Inggris yang lain, menghapuskan / tidak menggunakan kata 'unknown' (= tidak dikenal) ini.

b) 'Tidak berkata-kata kepada manusia tetapi kepada Allah' (ay 2b).

Keberatan: kalimat ay 2b ini jelas tidak bisa diartikan seperti itu, karena banyak bagian Kitab Suci yang menunjukkan bahwa pada saat seseorang berbahasa Roh, ia bukan berbicara kepada Allah, tetapi ia menyampaikan berita dari Allah kepada manusia, dan kita tidak boleh menafsirkan satu ayat Kitab Suci sehingga bertentangan dengan ayat Kitab Suci yang lain.

Contoh:

Ada yang menganggap bahwa ini adalah suatu sindiran bagi mereka. Jadi Paulus menyindir mereka: apakah kamu mau berkhotbah kepada Allah?

c) 'Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya' (ay 2c).

Keberatan:

NIV: 'no one understands him' (= tidak seorangpun mengerti dia).

NASB: 'no one understands' (= tidak seorangpun mengerti).

d) 'Oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia' (ay 2d).

Banyak orang Kharismatik yang berdasarkan bagian ini lalu berang-gapan bahwa doa menggunakan bahasa Roh adalah doa yang terbaik, karena doa bahasa Roh menggunakan bahasa rahasia, yang hanya dimengerti oleh Allah. Begitu rahasianya bahasa ini sehingga setanpun tidak mengertinya, sehingga ia tidak bisa menyabot / meng-gagalkan doa tersebut.

Tetapi kata 'hal-hal yang rahasia' ini (dalam bahasa Inggrisnya: 'mysteries') berasal dari kata bahasa Yunani MUSTERION. Dan dalam Kitab Suci, kata MUSTERION itu hanya muncul dalam ayat-ayat di bawah ini:

Bacalah semua ayat-ayat tersebut di atas, dan saudara akan melihat bahwa kata 'rahasia' (MUSTERION) ini pada umumnya bukan menun-juk pada sesuatu yang tidak dapat diketahui / tidak dapat dimengerti, tetapi sebaliknya menunjuk pada:

Dengan demikian, kalau ay 2 ini mengatakan bahwa orang yang ber-bahasa Roh itu mengucapkan hal-hal yang rahasia, maka artinya ada-lah: orang yang berbahasa Roh itu menyampaikan kebenaran ilahi (yang dulunya tersembunyi, tetapi sekarang sudah dibukakan).

Bisa juga kata MUSTERION ini diartikan 'hal yang tidak dimengerti' (tetapi ini tetap tidak bisa dijadikan dasar untuk melakukan doa dengan bahasa Roh). Lalu ay 2 digabungkan dengan ay 3, maka kelihatan dengan jelas bahwa di sini dikontraskan antara bahasa Roh (ay 2) dan nubuat (ay 3). Sehingga mungkin saja artinya hanyalah: bahasa Roh itu tidak dimengerti manusia, dan karena itu sia-sia; sedangkan nubuat itu dimengerti manusia sehingga bisa membangun, menasehati dan menghibur.

4) Ay 3:

Ay 3 ini menunjukkan alasan mengapa karunia bernubuat itu adalah karunia yang terpenting, yaitu karena karunia itu berguna untuk membangun, me-nasehati, dan menghibur jemaat.

5) Ay 4:

a) Ay 4a: 'siapa yang berkata-kata dengan bahasa Roh, ia membangun dirinya sendiri'.

Ada bermacam-macam tafsiran tentang bagian ini:

Keberatan terhadap pandangan ini:

Ingat bahwa surat Korintus mengandung banyak irony, misalnya: 1Kor 4:8,10 2Kor 10:1,12 11:1,5b 12:12-13.

Alasan penafsiran ini: suatu karunia diberikan oleh Tuhan kepada seseorang, selalu dengan tujuan untuk membangun jemaat / gereja, bukan diri orang itu sendiri (ay 5b,12,17,26 12:7), sehingga tidak mungkin karunia bahasa Roh itu membangun iman sendiri.

Kalau memang ay 4 ini adalah suatu irony, maka ay 4 ini menunjukkan betapa rendahnya karunia bahasa Roh itu dibandingkan dengan karunia bernubuat. Karunia bernubuat membangun jemaat, tetapi ka-runia bahasa Roh membangun dirimu sendiri (artinya: tidak memba-ngun siapa-siapa).

b) Ay 4b: 'tetapi siapa bernubuat ia membangun jemaat'.

Jadi terlihat bahwa lagi-lagi dikontraskan antara karunia bahasa Roh (ay 4a) dengan karunia bernubuat (ay 4b).

6) Ay 5:

a) Ay 5a: 'Aku suka supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa Roh, tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat'.

Orang Kharismatik sering memotong bagian ini dan hanya melihat kata-kata 'Aku suka supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa Roh', dan lalu menggunakannya sebagai dasar untuk mengharuskan orang kristen berbahasa Roh.

Keberatan terhadap pandangan ini:

Tetapi kenyataannya, saya tidak pernah mendengar ada orang Kharismatik yang mengharuskan orang kristen bernubuat. Ini menunjukkan penafsiran yang tidak konsekwen!

b) Ay 5b: 'Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa Roh, kecuali kalau orang itu dapat menafsirkannya'.

Kata 'sebab' pada awal ay 5b ini menunjukkan bahwa ay 5b ini adalah alasan dari kata-kata Paulus dalam ay 5a. Jadi, Paulus lebih senang orang bernubuat dari pada berbahasa Roh karena orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berbahasa Roh.

Kalau orang yang berbahasa Roh itu bisa menafsirkan bahasa Roh-nya, maka bahasa Roh itu menjadi sesuatu yang bisa dimengerti, sehingga menjadi sama berharganya dengan nubuat.

Tetapi kalau ada seorang yang berbahasa Roh, lalu ada seorang lain yang menafsirkannya, kita tetap harus hati-hati, karena bagaimana kita tahu bahwa itu memang penafsiran yang benar? Bagaimana kalau 2 orang itu ternyata cuma bersandiwara supaya dianggap hebat / rohani / penuh Roh Kudus dsb? Ingat bahwa pada akhir jaman ada banyak nabi-nabi palsu yang tidak akan segan-segan menipu jemaat supaya diikuti banyak orang!

c) Ay 5c: 'Sehingga jemaat dapat dibangun'.

Memang tujuan utama / tertinggi kita dalam hidup / pelayanan kita adalah untuk memuliakan Allah (1Kor 10:31), tetapi untuk mencapai hal itu, maka kita harus membangun jemaat / gereja, yaitu dengan:

Penerapan:

Apapun pelayanan saudara saat ini, renungkanlah: apakah pelayanan itu saudara maksudkan untuk membangun jemaat / gereja? Atau saudara melayani hanya karena dipaksa oleh orang lain, atau hanya untuk ramai-ramai saja? Atau saudara punya tujuan yang lebih egois lagi, yaitu untuk kepentingan diri saudara sendiri?

Bahasa Roh yang tidak diterjemahkan tidak bisa memberikan penger-tian, sehingga tidak bisa membangun jemaat. Tetapi nubuat, ataupun bahasa Roh yang diterjemahkan, memberikan pengertian Firman Tuhan kepada jemaat, sehingga jemaat bisa dibangun.

Penerapan:

Ay 6-12:

1) Ay 6:

a) Ayat ini menunjukkan juga bahwa bahasa Roh seharusnya menyam-paikan berita dari Allah kepada manusia, dan bukan dari manusia kepada Allah (doa dengan bahasa Roh).

Alasannya:

b) Ayat ini juga menunjukkan bahwa bahasa Roh yang tidak bisa dime- ngerti adalah sia-sia (perhatikan kata-kata 'apakah gunanya itu bagimu'). Bahasa Roh seharusnya menyampaikan penyataan Allah / revelation, pengetahuan (dalam hal rohani / Firman Tuhan), nubuat, pengajaran, dan jelas bahwa kalau hal-hal itu disampaikan dalam suatu bahasa yang tidak dimengerti, maka semua itu akan sia-sia belaka.

2) Ay 7-9:

Dengan menggunakan bermacam-macam penggambaran, bagian ini mengu-atkan ay 6 dalam menunjukkan kesia-siaan bahasa Roh yang tidak dime-ngerti.

a) Ay 7 menggambarkan bahasa Roh yang tidak dimengerti itu sebagai alat musik yang tidak bisa mengeluarkan bunyi-bunyi / nada-nada yang berbeda. Kalau suatu alat musik bisa mengeluarkan bunyi-bunyi / nada-nada yang berbeda, maka alat musik itu bisa digunakan untuk mengeluarkan suatu lagu. Tetapi kalau tidak, alat musik itu hanya bisa mengeluarkan suara yang tidak berguna.

b) Ay 8 menggambarkannya sebagai nafiri / terompet yang tidak 'mengeluarkan bunyi yang terang'.

Dalam ketentaraan pada saat itu, digunakan nafiri untuk memberikan perintah kepada tentara. Nafiri itu bisa mengeluarkan bermacam-macam bunyi, dan setiap bunyi mempunyai arti tertentu. Kalau nafiri itu ternyata tidak bisa memberikan bunyi-bunyi seperti itu, sekalipun sebetulnya berita yang disampaikan itu penting (misalnya: ada musuh menyerang!), maka nafiri itu sama sekali tak berguna.

Ini gambaran orang yang berbicara dalam bahasa Roh yang tidak dimengerti. Sekalipun berita yang ia sampaikan itu sangat penting, tetapi kalau bahasa Rohnya tidak bisa dimengerti oleh para pendengarnya, maka semua itu akan sia-sia belaka.

c) Ay 9b menggambarkannya sebagai orang yang mengucapkan kata-kata di udara. 'Mengucapkan kata-kata di udara', jelas menunjukkan suatu tindakan yang sia-sia. Bandingkan dengan 1Kor 9:26 dimana tindakan yang sia-sia digambarkan sebagai 'sembarangan saja memukul' [NIV: 'beating the air' (= memukul udara)].

3) Ay 10:

Ayat ini menunjukkan kemustahilan adanya suatu bahasa yang mengguna-kan bunyi-bunyi yang tidak ada artinya. Semua bahasa di dunia pasti menggunakan bunyi-bunyi / kata-kata yang ada artinya. Karena itu, bahasa Rohpun harus demikian!

Kesimpulannya: bahasa Roh itu haruslah betul-betul suatu bahasa, yang mempunyai grammar (= tatabahasa), dan perbendaharaan kata / kata-kata yang berbeda-beda.

Ayat ini jelas bertentangan dengan praktek bahasa Roh yang jaman ini banyak terdapat, dimana orangnya hanya menggunakan satu atau dua kata yang tidak ada artinya dan yang diulang terus-menerus. Ini jelas bukan bahasa (karena tidak adanya tatabahasa maupun perbendaharaan kata), dan juga bukan bahasa Roh!

Orang Kharismatik memberikan penjelasan dengan mengibaratkan bahasa Roh seperti itu sebagai suatu telegram, yang sekalipun pada pihak pengirim mengeluarkan bunyi-bunyi yang sama, tetapi pada pihak penerima men-dapatkan pesan dalam bentuk kata-kata yang bisa dimengerti.

Tanggapan terhadap penjelasan ini:

4) Ay 11-12a:

Ay 11 menunjukkan bahwa pembicara dan pendengar menjadi seperti orang asing satu terhadap yang lain, kalau mereka tidak saling mengerti.

Kata-kata 'demikian pula dengan kamu' (ay 12a) menerapkan hal itu dalam dunia bahasa Roh. Jadi, pembicara bahasa Roh itu menjadi seperti orang asing bagi pendengarnya, kalau bahasa Rohnya tidak dimengerti. Ini lagi-lagi menekankan kesia-siaan bahasa Roh yang tidak bisa dimengerti oleh pen-dengarnya.

5) Ay 12b,c:

a) Ay 12b: 'kamu memang berusaha untuk memperoleh karunia-karunia Roh'.

NASB: 'you are zealous of spiritual gifts' (= kamu bersemangat / berkobar-kobar tentang karunia-karunia rohani).

Catatan:

Kata yang diterjemahkan 'zealous' (= bersemangat / berkobar-kobar) itu, dalam bahasa Yunaninya mempunyai kata dasar yang sama dengan ZELOUTE dalam ay 1, ay 39 dan 12:31 (lihat pembahasan tentang kata ZELOUTE dalam pembahasan ay 1 di atas).

Karena itu jelaslah bahwa ayat ini tidak bisa dijadikan dasar untuk mengatakan bahwa karunia adalah sesuatu yang bisa dicari / diusaha-kan.

b) Ay 12c: 'hendaklah kamu berusaha mempergunakannya untuk mem-bangun jemaat'.

NASB / Literal: 'seek to abound for the edification of the church' (= berusahalah untuk berlimpah-limpah untuk pendidikan gereja).

c) Jadi, kalau ay 12b dan ay 12c dihubungkan, maka artinya adalah: adalah sesuatu yang bagus kalau kamu bersemangat / berkobar-kobar dalam hal karunia-karunia rohani, tetapi arahmu harus benar, yaitu untuk pendidik-an gereja.

Dari sini bisa didapatkan beberapa hal:

Penerapan:

Ay 13-17:

1) Ay 13:

Kata-kata 'karena itu' pada awal dari ay 13, menunjuk pada ay 12c di atas.

Jadi maksud dari ay 13 adalah: karena kamu harus berlimpah-limpah dalam hal pendidikan gereja (ay 12c), sedangkan bahasa Roh yang tidak dimenger-ti tidak ada gunanya (bdk. ay 6-9), maka orang yang berbahasa Roh harus meminta karunia untuk menafsirkannya / menterjemahkannya (ay 13).

Catatan:

Karunia penafsiran / penterjemahan bahasa Roh adalah satu-satunya karunia yang bisa diminta dalam doa; itupun hanya bisa dilakukan oleh orang yang sudah mempunyai karunia bahasa Roh. Ini disebabkan karena 2 karunia ini (karunia berbahasa Roh dan karunia menterjemahkan bahasa Roh) memang harus berpasangan (bdk. 12:10b,30b).

2) Ay 14: 'Sebab jika aku berdoa dengan bahasa Roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa'.

a) Terjemahan ay 14 ini kurang tepat. Bandingkan dengan terjemahan di bawah ini.

NIV/NASB: 'For if I pray in a tongue, my spirit prays, but my mind is unfruitful' (= karena jika aku berdoa dalam bahasa Roh, rohku berdoa, tetapi pikiranku tidak berbuah).

b) Kata 'jika' pada awal ay 14 menunjukkan bahwa ini adalah suatu pengan-daian. Jadi ay 14 ini tidak berarti bahwa Paulus betul-betul pernah berdoa dalam bahasa Roh.

Bahkan dari ay 15a terlihat bahwa Paulus tidak senang dengan suatu doa dimana pikiran tidak terlibat, dan ini menunjukkan bahwa ia tidak mau dan tidak pernah berdoa dalam bahasa Roh.

c) Ada bermacam-macam penafsiran / arti yang diberikan oleh para penafsir tentang kata 'my spirit / rohku':

Keberatan: dalam Kitab Suci, Roh Kudus tidak pernah disebut 'rohku'.

d) Kata-kata 'my mind is unfruitful / pikiranku tidak berbuah' juga ditafsirkan secara beraneka ragam:

e) Dari semua ini terlihat dengan jelas bahwa ay 14 ini adalah ayat yang sangat sukar. Tetapi sebetulnya penekanan dari ay 14 ini jelas yaitu: doa bahasa Roh adalah doa tanpa menggunakan otak, dan itu adalah salah!

3) Ay 15: ayat ini terjemahannya kurang tepat.

NASB / Lit: 'I shall pray with the spirit and I shall pray with the mind also; I shall sing with the spirit and I shall sing with the mind also' (= Aku akan ber-doa dengan roh dan aku akan berdoa dengan pikiranku; aku akan menyanyi dengan roh dan aku akan menyanyi dengan pikiranku juga).

Jadi, kalau dalam ay 14 memang dikatakan 'my spirit / rohku', maka pada ay 15 dikatakan 'the spirit / roh'.

Ada 2 penafsiran tentang kata 'the spirit / roh' dalam ay 15 ini:

a) Ini menunjuk kepada 'rohku' (ini seperti terjemahan Kitab Suci Indonesia maupun NIV).

b) Ini menunjuk kepada 'Roh Kudus'.

Jadi, artinya: pada waktu Paulus berdoa dipimpin oleh Roh Kudus sekali-pun, tetap saja ia memakai otaknya dalam berdoa.

Ayat ini jelas sekali menunjukkan perlunya penggunaan otak, baik dalam berdoa maupun dalam menyanyi! Otak harus betul-betul mengikuti kata-kata dalam doa / nyanyian yang dinaikkan. Hal ini jelas tidak mungkin terjadi pada waktu orang berdoa atau menyanyi dalam bahasa Roh, karena mereka tidak mengerti apa yang mereka ucapkan.

Penerapan:

Jaman sekarang kita bisa melihat dengan jelas bahwa ada banyak pemimpin liturgi, orang yang melakukan sharing, pemimpin doa, dan bahkan pengkhotbah yang sama sekali tidak menggunakan otak. Dari cara bicaranya dan apa yang mereka katakan, terlihat dengan jelas bahwa mereka hanya menuruti perasaannya dan mereka membuang pikirannya. Ini jelas tidak sesuai dengan ajaran Paulus dalam bagian ini!

4) Ay 16-17:

a) Ay 16a: 'mengucap syukur' [NIV: praise (= memuji); NASB: bless (= memberkati)].

Ay 16b: 'pengucapan syukur' [NIV: thanksgiving (= pengucapan syukur); NASB: giving of thanks (= mengucap syukur)].

Memang istilah 'mengucap syukur' dan 'memuji / memberkati' sering bisa dibolak-balik (interchangeable).

b) Ay 16-17 ini menunjukkan alasan mengapa orang memuji Tuhan / bersyukur kepada Tuhan dengan bahasa Roh itu adalah salah.

Catatan: pada saat itu orang itu berfungsi sebagai pemimpin doa dalam gereja.

Alasan 1:

Calvin:

"Paul's expression, however, intimates, that some one of the ministers uttered or pronounced prayers in a distinct voice, and that the whole assembly followed in their minds the words of that one person, until he had come to a close, and they all said Amen - to intimate, that the prayer offered up by that one person was that of all of them in common" (= ungkapan Paulus menunjukkan bahwa salah seorang pendeta menaikkan doa dengan suara yang jelas dan seluruh jemaat mengikuti dalam pikiran mereka kata-kata dari orang itu, sampai ia selesai, dan mereka semua berkata Amin - untuk menunjukkan bahwa doa yang dinaikkan oleh satu orang itu adalah doa mereka semua).

Hal ini juga terlihat dari:

Dalam ay 7 ditunjukkan bahwa beberapa orang memimpin nyanyi-an (dalam menyanyi bisa saja beberapa orang menyanyi bersama-sama, tetapi dalam berdoa tidak!); nyanyian itu ada dalam ay 8-36a, lalu pada ay 36b jemaat mengucapkan 'amin'.

Sekalipun tidak disebutkan, tetapi dari kata-kata dalam mazmur ini terlihat bahwa itu adalah suatu doa. Pada ay 48b (pada akhir dari doa itu) maka semua jemaat mengucapkan 'amin'.

Ini adalah pembacaan Firman Tuhan / ayat Kitab Suci. Beberapa orang membacakannya (ay 14), dan setiap ayat ditutup dengan 'amin' oleh seluruh jemaat.

Penerapan:

Penerapan:

Alasan 2:

Ay 17 menunjukkan bahwa sekalipun pengucapan syukur dari orang yang berdoa itu sangat baik, tetapi itu tidak membangun jemaat, karena mereka tidak mengerti.

Ay 18-19:

1) Ay 18:

Ayat ini sering dipakai oleh orang-orang Kharismatik untuk mengatakan bah-wa bahasa Roh adalah karunia yang sangat penting / istimewa. Buktinya Paulus bersyukur karena ia berbahasa Roh lebih dari semua orang Korintus.

Keberatan terhadap penafsiran / pandangan ini:

Penafsiran ini bertentangan dengan arah dari seluruh pasal, karena pene-kanan utama dari 1Kor 14 adalah meninggikan karunia bernubuat dibanding-kan dengan karunia bahasa Roh, atau merendahkan karunia bahasa Roh dibandingkan kerunia bernubuat. Penafsiran dari satu ayat yang bertentang-an dengan arah seluruh pasal, adalah penafsiran yang out of context, yang jelas merupakan penafsiran yang salah!

Arti yang benar adalah: Dalam ayat-ayat sebelum ay 18 ini, Paulus sudah banyak kali merendahkan karunia bahasa Roh dibandingkan dengan karunia bernubuat. Andaikata Paulus sendiri tidak pernah bisa berbahasa Roh, maka besar kemungkinannya orang-orang Korintus akan menganggap bahwa Paulus 'menyerang' karunia bahasa Roh karena ia sendiri tidak mempunyai karunia itu, dan ia iri kepada orang-orang Korintus yang mempunyai karunia itu. Tetapi karena Paulus sendiri mempunyai karunia bahasa Roh, bahkan ia lebih banyak berbahasa Roh dari pada semua orang Korintus, maka tentu tidak ada alasan bagi orang-orang Korintus untuk mengatakan bahwa Paulus iri hati kepada mereka. Karena itulah maka Paulus bersyukur bahwa ia mempunyai karunia itu.

Hal yang sama terjadi dalam Fil 3:

2) Ay 19:

a) Ini merupakan sambungan dari ay 18.

b) Kata 'beribu-ribu' dalam ay 19b seharusnya adalah 'sepuluh ribu'.

c) Ayat ini menunjukkan bahwa sekalipun Paulus sendiri banyak berbahasa Roh, tetapi dalam kebaktian / gereja ia lebih suka mengucapkan 5 kata yang bisa dimengerti untuk mengajar orang, dari pada 10.000 kata dalam bahasa Roh yang tidak dimengerti orang.

Mengapa? Karena mengucapkan 5 kata yang bisa dimengerti (bahkan kurang dari 5 kata sekalipun) bisa mempertobatkan / membangun / me-nguatkan / menasehati orang, misalnya:

Sebaliknya, mengucapkan 10.000 kata (Catatan: perlu saudara ketahui bahwa dibutuhkan waktu yang cukup lama yaitu kira-kira 90 menit untuk mengucapkan 10.000 kata!) dalam bahasa Roh yang tidak dimengerti, tidak akan berguna / membangun siapapun juga!

Karena itu adalah sesuatu yang aneh dan tidak alkitabiah kalau ada:

Ay 20:

1) Pembetulan terjemahan:

Dalam Kitab Suci Indonesia ada 2 x kata 'anak-anak' (sama seperti KJV menggunakan 2 x kata 'children'). Tetapi kata 'anak-anak' yang ke 2 seharusnya adalah 'bayi'.

NIV: 'Brothers, stop thinking like children. In regard to evil be infants, but in your thinking be adults' (= saudara-saudara, berhentilah berpikir seperti anak-anak. Dalam hal kejahatan jadilah bayi, tetapi dalam pemikiranmu jadi-lah dewasa)

2) Arti / penjelasan:

a) Dalam hal kejahatan, kita tidak boleh menjadi dewasa (karena orang dewasa banyak berbuat jahat), bahkan tidak seperti anak-anak (karena anak-anakpun sudah bisa berbuat jahat), tetapi seperti bayi.

Ada beberapa hal yang bisa dibahas disini:

Contoh:

Kalau saya melihat sesuatu yang terang, lalu saya mengatakan bahwa benda itu seperti lampu halogen, dan sebentar lagi saya mengatakan bahwa benda itu bersinar seperti matahari, maka itu tentu tidak bertentangan.

Jadi, kata NEPIAZETE itu menunjuk pada 'one that can not speak' (= orang yang tidak / belum bisa berbicara).

Jadi, Paulus memaksudkan bayi berusia di bawah 6 bulan.

Penerapan:

Apakah saudara berusaha menyucikan diri saudara sampai hal yang sekecil-kecilnya? Kalau saudara hanya membuang dosa-dosa besar dari hidup saudara, dan membiarkan dosa-dosa kecil / tertentu dalam hidup saudara, atau kalau saudara mengabaikan bagian tertentu dari Firman Tuhan, maka paling-paling saudara menjadi seperti anak-anak, bukan seperti bayi, dalam hal kejahatan.

b) Dalam pemikiran, kita justru tidak boleh seperti bayi (tidak berpikir dan tidak berpengetahuan), tidak juga seperti anak-anak (kurang bisa berpikir dan kurang berpengetahuan), tetapi harus seperti orang dewasa (banyak pengetahuan dan bisa berpikir dengan baik).

Ini perlu direnungkan oleh orang-orang kristen yang sekalipun tidak ba-nyak mengerti tentang Firman Tuhan, tetapi tetap tidak mau berusaha untuk belajar Firman Tuhan!

Ciri-ciri pemikiran anak:

Kalau saudara sering melakukan sesuatu tanpa berpikir panjang, maka saudara mempunyai pikiran anak-anak!

Kalau saudara selalu mengaminkan / mengiyakan seadanya ajaran yang saudara dengar / baca, maka saudara mempunyai pikiran anak-anak.

Dalam kontex 1Kor 14 ini maka jelaslah bahwa hal yang ke 3 inilah yang paling ditekankan. Mujijat dan bahasa Roh adalah hal-hal yang spektakuler, sehingga sering dianggap sebagai hal-hal yang hebat. Tetapi bagian ini menunjukkan bahwa orang yang mengagungkan / mengutamakan hal-hal yang spektakuler seperti ini adalah orang yang childish (= kekanak-kanakan)!

Supaya kita bisa menjadi dewasa dalam pemikiran, maka jelas bahwa kita harus belajar Firman Tuhan dengan rajin dan tekun (bdk. Ef 4:11-14), termasuk bagian-bagian yang adalah 'makanan keras' (bdk. 1Kor 3:1-2 Ibr 5:11-14).

Ay 21-25:

1) Ay 21:

a) Ini merupakan kutipan dari Yes 28:11,12b (bdk. Ul 28:47-49).

b) Kontex Yesaya 28:

Mula-mula Tuhan berfirman dengan bahasa biasa, tetapi Israel tidak menghiraukan firman itu dan menganggap bahwa firman itu hanya cocok untuk bayi (bdk. Yes 28:9-10). Karena itu Tuhan lalu menghukum mereka dengan menggunakan orang-orang yang berbicara dalam bahasa asing, yaitu bangsa Babilonia (Yes 28:11-12a). Tetapi sekalipun demikian, Israel tetap tidak mau taat (Yes 28:12b).

c) Maksud Paulus mengutip Yes 28:11-12 ialah:

Karena itu janganlah terlalu bangga dengan bahasa Rohmu!

2) Ay 22:

Calvin memberikan 2 kemungkinan arti untuk ayat ini:

a) Ay 22 ini dihubungkan dengan ay 21.

Jadi, 'orang yang tidak beriman' dalam ay 22 menunjuk kepada orang- orang Israel yang tidak percaya, yang akhirnya dihukum oleh Tuhan dengan menggunakan orang asing / bangsa Babilonia (ay 21).

b) Ay 22 dipisahkan dari ay 21.

Bahasa Roh dikatakannya merupakan tanda untuk orang yang tidak beriman, karena dalam Kis 2:1-13 rasul-rasul memberitakan Injil kepada orang-orang yang tidak percaya dengan menggunakan bahasa Roh. Sifat mujijat dari bahasa Roh itu menyebabkan orang-orang yang tidak beriman itu mau mendengar Injil itu.

Tetapi orang yang percaya tidak membutuhkan pemberitaan Firman Tuhan yang bersifat mujijat, dan karena itu untuk mereka tidak dibutuhkan bahasa Roh. Jadi nubuatlah yang cocok untuk mereka.

Saya lebih condong pada arti yang ke 2.

3) Ay 23-25:

a) Ay 23 (bdk. Kis 2:13):

Kalau tadi dalam ay 22a dikatakan bahwa bahasa Roh adalah tanda untuk orang yang tidak beriman, lalu mengapa ay 23 mengatakan bahwa pada waktu orang-orang tidak beriman itu melihat orang-orang kristen berbahasa Roh, mereka menganggap orang-orang kristen itu gila?

Ada 2 kemungkinan jawaban:

Catatan: satu hal yang menarik dari ay 23 ini ialah: kalau ada suatu gere-ja penuh dengan bahasa roh, lalu ada orang luar yang masuk dan meng-anggap mereka gila, maka yang disalahkan oleh Paulus bukanlah orang luar itu, tetapi gerejanya! Tetapi anehnya, jaman sekarang kalau hal itu terjadi, maka orang Kharismatik menganggap bahwa orang luar itu yang salah karena ia menghujat Roh Kudus!

b) Ay 24-25:

NIV: 'someone who does not understand' (= seseorang yang tidak mengerti).

Footnote NIV: 'some inquirer' (= orang yang bertanya-tanya).

NASB: 'ungifted man' (= orang yang tidak berkarunia).

RSV: 'outsider' (= orang luar).

KJV: 'one unlearned' (= orang yang tidak terpelajar).

NKJV: 'an uninformed person' (= orang yang belum diberi informasi).

Kata bahasa Yunaninya adalah IDIOTES (kata yang diterjemahkan 'orang-orang luar' dalam ay 23 dalam bahasa Yunaninya adalah IDIOTAI, yang merupakan bentuk jamak dari IDIOTES).

Adalah sesuatu yang menarik bahwa kata bahasa Inggris 'idiot' (= orang yang mempunyai I.Q. dibawah 20) diturunkan dari kata Yunani ini. Memang, orang tidak percaya / orang yang secara rohani tidak mengerti apa-apa adalah orang yang idiot!

Catatan: tentu Paulus tidak memaksudkan bahwa pertobatan ini selalu terjadi! Maksudnya: ini adalah hal yang seharusnya terjadi, atau hal yang diharapkan untuk terjadi.

c) Sekalipun ay 23-25 ini adalah bagian yang sangat sukar, tetapi tetap ada satu hal yang sangat jelas disini, yaitu: dalam bagian ini Paulus lagi-lagi merendahkan karunia berbahasa Roh dan meninggikan karunia ber-nubuat.

Catatan: kalau suatu gereja dimana semua orangnya berkata-kata dalam bahasa Roh saja sudah dianggap gila, apalagi kalau seluruh gereja terkena Toronto Blessing!

Dalam ay 2-5 sudah ditunjukkan bahwa nubuat lebih penting dan lebih berguna dari bahasa Roh, tapi dalam ay 2-5 hal itu ditekankan untuk orang-orang yang sudah percaya. Sekarang dalam ay 23-25 hal itu dite-kankan untuk orang yang belum percaya.

Jadi kesimpulannya: baik untuk orang percaya maupun tidak percaya, orang yang ada didalam atau di luar gereja, nubuat tetap lebih penting dan lebih berguna dari bahasa Roh!

d) Banyak orang-orang Kharismatik menganggap bahwa bahasa Roh merupakan bukti bahwa Allah itu hadir. Jadi, karena dalam gereja mereka banyak orang berbahasa Roh dalam kebaktian, maka mereka mengang-gap gereja mereka penuh dengan Roh Kudus. Sedangkan karena dalam gereja-gereja Protestan tidak ada orang berbahasa Roh dalam kebaktian, maka mereka menganggapnya sebagai gereja yang tidak mempunyai Roh Kudus!

Tetapi benarkah pandangan seperti itu?

Ay 23 menunjukkan bahwa gereja yang penuh bahasa Roh (bukankah ini seperti gereja Kharismatik?) hanya menyebabkan orang kafir mengang-gap mereka gila.

Dan ay 24-25 menunjukkan bahwa gereja yang penuh nubuat / tanpa ba-hasa Roh (bukankah ini seperti gereja Protestan?) menyebabkan orang kafir sadar akan dosanya dan bertobat, sehingga mereka menyadari, me-rasakan dan mengalami kehadiran Allah dalam gereja itu (perhatikan kata-kata 'sungguh, Allah ada di tengah-tengah kamu' dalam akhir ay 25).

Pikirkan sendiri, gereja seperti apa yang saudara inginkan? Seperti dalam ay 23 atau seperti dalam ay 24-25?

Ay 26-28:

1) Ay 26:

a) Kata-kata 'bilamana kamu berkumpul' menunjukkan bahwa hal-hal ini hanya berlaku untuk suatu kebaktian / persekutuan.

b) Sekalipun kata 'hendaklah' dalam ay 26 ini sebetulnya tidak ada, tetapi ayat ini tetap menunjukkan bahwa dalam kebaktian, tiap orang kristen ha-rus menggunakan karunianya untuk untuk memberikan suatu sumbangsih / pelayanan yang ditujukan untuk membangun gereja / jemaat (bdk. 1Pet 4:10).

Penerapan:

c) Ay 26 ini jelas menunjukkan bahwa tidak setiap / semua orang kristen harus mempunyai karunia bahasa Roh, karena ayat ini mengatakan bah-wa yang seorang memberikan mazmur, yang lain memberikan pengajar-an, yang lain lagi memberikan bahasa Roh dst. Jadi jelas bahwa hanya orang-orang tertentu saja yang mempunyai karunia bahasa Roh itu! Yang tidak punya karunia itu pasti mempunyai karunia yang lain sehingga tetap bisa berguna untuk gereja.

2) Ay 27:

a) Kata 'jika' disini menunjukkan bahwa dalam suatu kebaktian / perseku-tuan, tidak selalu harus ada orang yang berbahasa Roh!

b) Ay 27 ini memberikan syarat berbahasa Roh dalam kebaktian / persekutuan yaitu:

Penggunaan bahasa Roh dalam gereja / persekutuan Pentakosta / Kharismatik pada jaman ini, dimana puluhan / ratusan / ribuan orang berbahasa Roh secara bersama-sama dan tanpa ada penafsiran, jelas bertentangan dengan syarat yang ditetapkan oleh Paulus di sini! Tetapi kalau mereka dihadapkan pada ayat ini maka mereka berkata bahwa ada 2 jenis bahasa Roh; untuk jenis yang pertama berlaku syarat-syarat ini, tetapi untuk jenis yang kedua tidak. Dan mereka menggunakan jenis yang kedua ini. Tetapi penjelasan atau jawaban ini sama sekali tidak mempu-nyai dasar Kitab Suci!

3) Ay 28:

Ayat ini mengatakan bahwa kalau tidak ada orang yang bisa menafsirkan bahasa Roh itu (artinya: dalam kebaktian itu tidak ada orang yang telah diketahui mempunyai karunia penafsiran bahasa Roh), maka orang yang mau berbahasa Roh itu harus diam, dan 'hanya boleh berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah'. Apa artinya kalimat ini? Ada 2 penafsiran:

a) Mereka boleh berdoa dengan bahasa Roh, secara pribadi.

b) Mereka boleh berbahasa Roh (bukan berdoa dengan bahasa Roh) pada waktu mereka sendirian. Jadi mereka harus menunggu sampai mereka sendirian, barulah mereka boleh berbahasa Roh.

Saya setuju dengan arti kedua ini.

Ay 29-33:

1) Ay 29:

a) Sama seperti dalam menggunakan bahasa Roh, maka orang yang bernubuatpun juga dibatasi sebanyak 2-3 orang.

b) Ay 29b: 'yang lain menanggapi apa yang mereka katakan'.

RSV: weigh (= menimbang).

NIV: weigh carefully (= menimbang dengan hati-hati).

NASB: pass judgment (= memberikan penghakiman).

KJV/NKJV: judge (= menghakimi).

Kata Yunaninya adalah DIAKRINETOSAN, yang sebetulnya berarti discern (= membedakan / melihat perbedaan).

Dasarnya: kata Yunani DIAKRISEIS, yang diterjemahkan 'membe-dakan' dalam 1Kor 12:10, mempunyai akar kata yang sama dengan kata DIAKRINETOSAN dalam ay 29b ini.

Saya setuju dengan arti ke 3. Ini menunjukkan bahwa semua orang kristen mempunyai kewajiban untuk menilai apakah suatu nubuat / ajaran itu betul-betul adalah firman Tuhan atau bukan (bdk. Kis 17:11 1Tes 5:20-21 1Yoh 4:1-3).

2) Ay 30:

Ayat ini menunjukkan bahwa sama seperti dalam penggunaan karunia ba- hasa Roh, maka karunia nubuatpun harus digunakan secara bergiliran. Jadi, orang yang mau bernubuat harus menunggu sampai yang sedang bernubuat selesai.

Ini sebetulnya bukan hanya berlaku untuk orang bernubuat dalam kebaktian, tetapi juga kalau orang berbicara dalam rapat! Jangan bicara selagi ada orang yang sedang bicara! Mengapa? Demi menghargai orang yang sedang berbicara itu, dan juga demi keteraturan (bdk. ay 33,40).

3) Ay 31:

a) 'Kamu semua':

Dalam persoalan menentukan siapa yang boleh berkhotbah dalam gereja, maka banyak gereja jatuh dalam salah satu dari 2 extrim yang salah di bawah ini:

Extrim ini banyak terdapat dalam kalangan gereja Pentakosta / Kharismatik.

Dasarnya: setiap orang bisa dipimpin oleh Roh Kudus dalam me- nyampaikan firman Tuhan.

Keberatan: kalau Tuhan mau memakai seseorang untuk berkhot-bah, maka Tuhan pasti akan memberikan karunia untuk berkhot-bah kepada orang itu. Jadi, kalau Tuhan tidak memberikan karunia berkhotbah kepada orang itu, maka itu berarti bahwa Tuhan tidak menghendaki orang itu berkhotbah!

Terhadap extrim ini perlu dikatakan bahwa ada orang-orang yang mempunyai karunia berkhotbah, tetapi tidak mempunyai kesem-patan untuk sekolah theologia, atau mempunyai kesempatan sekolah hanya sebentar saja, atau mempunyai kesempatan sekolah di sekolah theologia yang tidak mengeluarkan gelar, sehingga orang itu tidak mempunyai gelar. Kalau kita melarang orang seperti ini berkhotbah, maka itu berarti kita 'mengubur talenta' orang itu (bdk. Mat 25:18)!

Dalam ay 29 tadi telah kita pelajari bahwa dalam satu kebaktian hanya boleh 2-3 orang saja yang bernubuat. Jadi, kalau dalam suatu gereja ada 10 orang yang mempunyai karunia bernubuat, maka bisa saja dalam kebaktian minggu ini 3 diantaranya bernubuat, dan minggu depan 3 orang yang lain dst.

b) 'Sehingga kamu semua dapat belajar'.

Ini menunjukkan bahwa nabipun harus mau belajar dari nabi yang lain. Nabi yang hanya mau belajar langsung dari Allah (anti buku tafsiran dsb), adalah nabi yang sombong, yang mungkin sekali justru adalah nabi palsu!

c) 'Beroleh kekuatan'.

Kata Yunani yang diterjemahkan 'kekuatan' mempunyai arti yang luas yang mencakup:

4) Ay 32:

Ini salah terjemahan. Bandingkan dengan terjemahan-terjemahan di bawah ini:

NIV: the spirits of prophets are subject to the control of prophets (= roh nabi-nabi tunduk pada kontrol nabi-nabi).

NASB: the spirits of prophets are subject to prophets (= roh nabi-nabi tunduk pada nabi-nabi).

Artinya adalah: seorang nabi harus bisa menguasai diri dalam bernubuat dan ini harus diwujudkan dengan tidak menyela / memotong nabi lain yang sedang bernubuat.

Jadi, baik bagi orang yang bernubuat maupun bagi orang yang berbahasa Roh (ay 27-28), penguasaan diri harus tetap ada! Orang yang bernubuat ataupun yang berbahasa Roh tidak boleh out of control (= tak terkontrol), menjadi histeris, berteriak-teriak tanpa terkendali dsb.

Tetapi pada jaman ini justru ada banyak orang yang kalau berbahasa Roh lalu betul-betul menjadi tidak terkendali. Matanya terbeliak, mulutnya ber-buih, teriakan-teriakannya tidak karuan, tangisannya histeris, badannya ber-getar tanpa terkendali dsb. Lebih-lebih dengan adanya Toronto Blessing, maka sikap tak terkontrol itu makin menjadi-jadi. Dan anehnya, ini sering dianggap sebagai tanda kepenuhan Roh Kudus dan dikuasai oleh Roh Kudus. Tetapi Roh Kudus tidak mungkin bekerja dengan cara yang berten-tangan dengan firmanNya sendiri! Bdk. juga dengan Ef 5:18 yang mengkon-traskan orang yang penuh Roh Kudus (ada penguasaan diri yang baik) dengan orang yang mabuk oleh anggur (tak ada penguasaan diri)!

Karena itu kalau ada orang yang bernubuat / berbahasa Roh dalam keadaan tak terkontrol seperti itu, maka hanya ada 2 kemungkinan:

Setan memang sering membuat orang menjadi kehilangan kontrol seperti itu (Mark 9:18,20,22,26).

Contoh: Saul bernubuat dengan telanjang semalam-malaman (1Sam 19:23-24).

5) Ay 33: ini merupakan dasar dari semua peraturan di atas! Tuhan memberi peraturan tentang penggunaan bahasa Roh dan nubuat itu, demi keter-aturan. Ia tidak menghendaki kebaktian dikacaukan oleh bahasa Roh, apa-lagi oleh hal-hal seperti Toronto Blessing, yang banyak terdapat pada jaman ini.

Catatan: kalau saudara ingin tahu lebih banyak tentang pandangan saya tentang Toronto Blessing, bacalah buku saya yang berjudul 'Toronto Blessing, Alkitabiahkah?'.

Ay 34-35:

1) Kata-kata 'sama seperti dalam semua jemaat orang-orang kudus' (ay 34a), dalam Kitab Suci bahasa Inggris ditempatkan pada ay 33b. Di samping itu:

NASB: 'for God is not a God of confusion but of peace, as in all the churches of the saints' (= karena Allah bukanlah Allah dari kekacauan tetapi dari damai, seperti dalam semua gereja orang-orang kudus).

Saya menganggap inilah yang benar. Kalau memang demikian, maka ini menunjukkan bahwa peraturan tentang perempuan dalam ibadah ini, dimana orang perempuan harus berdiam diri dalam pertemuan jemaat, adalah sesuatu yang bersifat tradisi dan karena itu tidak harus dilaksana-kan pada saat ini.

2) Dalam bagian ini dikatakan bahwa dalam kebaktian, perempuan harus diam, tidak boleh berbicara, harus tunduk (kepada pria / suami), bahkan tidak bo-leh bertanya (kalau mau bertanya, harus bertanya kepada suami di rumah). Juga dikatakan bahwa perempuan berbicara dalam kebaktian adalah se-suatu yang tidak sopan.

Kata 'tidak sopan' itu sebetulnya kurang tepat terjemahannya.

KJV: a shame (= sesuatu yang memalukan).

NASB: improper (= tidak benar).

NIV: disgraceful (= memalukan).

RSV/NKJV: shameful (= memalukan).

Kata Yunani yang dipakai adalah AISCHROS yang digunakan untuk menunjuk pada sesuatu yang menimbulkan kejijikan.

3) Bagian ini digunakan untuk mengatakan bahwa perempuan tidak boleh mengajar dalam gereja, karena mengajar berarti berbicara, dan juga berarti perempuan itu menjadi superior dan mempunyai otoritas.

Tentang hal ini ada orang yang pro dan kontra karena ayat-ayat Kitab Suci kelihatannya memang juga ada yang pro dan kontra.

Ayat yang pro: 1Tim 2:11-12 yang berbunyi: "Seharusnya perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh. Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki".

Ayat yang kontra:

4) 'Seperti yang dikatakan juga oleh hukum Taurat' (ay 34b).

Ini hanya berhubungan dengan ketundukan perempuan kepada laki-laki, dan ini memang ada dalam hukum Taurat. Misalnya: Kej 3:16.

Ay 36:

1) Ini terpisah dari ay 34-35, jadi tidak lagi berhubungan dengan perempuan dalam ibadah.

Dasarnya: tadi dalam ay 34-35 Paulus menggunakan kata ganti orang 'mereka', tetapi sekarang dalam ay 36 Paulus menggunakan kata ganti orang 'kamu', yang jelas tidak lagi menunjuk kepada 'perempuan' tetapi kepada 'orang Korintus'.

2) Ini diucapkan oleh Paulus karena orang Korintus 'aneh' sendirian.

Arti pertanyaannya adalah:

Tentu saja jawabannya seharusnya adalah 'tidak'. Tetapi kalau memang tidak, lalu mengapa kamu aneh sendirian / lain dari pada yang lain?

Ini menunjukkan bahwa membandingkan gereja kita dengan gereja-gereja yang lain, adalah sesuatu yang penting. Perlu juga diperhatikan bahwa pada akhir jaman ini ada begitu banyak gereja yang menyimpang dari Kitab Suci, sehingga kita tidak bisa asal meniru seadanya gereja pada jaman ini! Kita juga harus membandingkan:

a) Dengan gereja-gereja dalam sepanjang sejarah.

Sekalipun pada jaman sekarang ada begitu banyak penggunaan bahasa Roh dalam kebaktian, tetapi kalau kita melihat dalam sepanjang sejarah gereja, tentu tidak demikian halnya!

b) Dengan Kitab Suci sendiri!

Ingatlah selalu untuk tidak sembarangan meniru gereja lain. Kitab Suci adalah standard bagi kita!

Ay 37-38:

1) Ay 37: 'ia harus sadar'.

Ini salah terjemahan.

KJV/NKJV/RSV/NIV: acknowledge (= mengakui).

NASB: recognize (= mengakui).

Jadi ay 37 ini menunjukkan bahwa orang yang menganggap dirinya adalah nabi atau orang yang mempunyai karunia rohani, harus mengakui bahwa ajaran / kata-kata Paulus ini adalah Firman Tuhan! bdk. 1Yoh 4:6.

2) Ay 38: ada bermacam-macam terjemahan.

NIV: if he ignores this, he himself will be ignored (= kalau ia mengabaikan hal ini, ia sendiri akan diabaikan).

RSV/NASB: if anyone does not recognize this, he is not recognized (= kalau seseorang tidak mengakui ini, ia tidak diakui).

KJV/NKJV: if anyman be ignorant, let him be ignorant (= kalau ada orang yang tidak tahu, biarlah ia tidak tahu).

Ay 39-40:

Ini menunjukkan kesimpulan dari seluruh 1Kor 14!

1) Ay 39:

Ayat ini sering hanya dikutip sebagian oleh orang-orang Kharismatik, yaitu bagian yang berbunyi: 'Janganlah melarang orang yang berkata-kata dengan bahasa Roh', dan lalu dijadikan dasar untuk menyerang orang-orang Protes-tan yang menyerang bahasa Roh. Tetapi ini adalah penggunaan ayat yang tidak sesuai dengan kontexnya, karena dalam seluruh ay 39 ini sebetulnya Paulus lagi-lagi mengkontraskan karunia bernubuat dengan karunia ber-bahasa Roh, dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa karunia bernubuat lebih penting dari karunia bahasa Roh. Perhatikanlah kontras itu di bawah ini:

a) Ay 39a: 'Usahakanlah dirimu untuk memperoleh karunia untuk bernu-buat'.

Ini menunjukkan bahwa kalau untuk karunia bernubuat maka Paulus berkata bahwa itu harus 'diusahakan untuk diperoleh' (ini mem-pergunakan kata Yunani ZELOUTE yang telah dibahas dalam ay 1).

b) Ay 39b: 'Janganlah melarang orang yang berkata-kata dengan bahasa Roh'.

Ini menunjukkan bahwa kalau untuk karunia bahasa Roh, Paulus hanya berkata bahwa itu jangan dilarang. Itupun tentu saja kalau penggunaan-nya benar (sesuai dengan ay 27-28).

Jadi seluruh ay 39 ini jelas menunjukkan bahwa Paulus jauh lebih memen-tingkan karunia bernubuat dibandingkan dengan karunia bahasa Roh!

2) Ay 40 (bdk. ay 33) menunjukkan bahwa kita harus mengatur sedemikian rupa sehingga suatu kebaktian berjalan dengan tertib dan teratur.

Ini bukan hanya kewajiban pendeta saja, tetapi juga majelis, pengurus dan jemaat!

Penerapan:


email us at : gkri_exodus@mailcity.com